30. Confess

2.7K 370 100
                                    

30. Confess

'Perasaan itu adalah suatu hal yang tidak bisa ditebak' — Adriel Alvarldo Dollan

•°¤°•

Waktu seolah melambat saat kalimat itu keluar dari mulut Riela. Cewek itu menggigit bibirnya gugup. Genggaman Adriel pada tangannya perlahan terlepas— membuat Riela semakin gugup. Perutnya bergejolak bukan main. Menunggu reaksi Adriel membuat keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Pendingin ruangan di UKS rasanya tidak berfungsi.

Riela ingin kabur sekarang. Tapi dia tidak bisa.

Sudah terlanjur basah. Lebih baik diselesaikan apa yang sudah dia mulai.

Riela menjilat bibirnya yang terasa kering.

"Aku suka sama kamu Adriel. Udah dari lama. Maaf kalau ini ngeganggu, aku hanya pengen ngungkapin perasaan aku," sial kenapa tiba-tiba Riela merasa ingin menangis?

Adriel masih diam seolah menunggu kelanjutan ucapan Riela.

"Adriel kamu.... kamu mau gak jadi pacar aku?"

Hening.

Riela semakin gelisah.

"Sebulan. Cuma sebulan," Riela memejamkan matanya. Bodoh. Kenapa dia malah menentukan waktu seperti ini? Jika begini sama saja pada akhirnya dia tidak akan bersama Adriel.

Bodoh.

"Kalau kamu ga..."

"Oke." Riela mendongak saat suara Adriel terdengar. Matanya mengerjap. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Ini bukan mimpi kan?

"Kita pacaran," Riela membuang wajahnya ke lain arah, tidak sanggup menatap Adriel yang kini menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Karena itu, biarin gue anterin lo pulang," ujar Adriel sambil menarik tangan Riela keluar dari UKS.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Riela sekarang. Masih tidak percaya bahwa Adriel menerimanya. Ingin rasanya Riela berteriak sekarang.

Jane yang berpapasan dengan Adriel yang tengah menarik tangan Riela saat cewek itu hendak menuju UKS untuk menyerahkan tas milik Riela.

"Ri, ini tasnya," cegat Jane sambil memberikan tas milik Riela.

Jane menatap Adriel dan Riela secara bergantian. Tangan keduanya yang tertaut membuat Jane sekuat menahan senyumnya.

"Gue balik duluan," ujar Riela yang direspon dengan anggukan antusias dari Jane.

"Bye. Hati-hati!" seru Jane pada Riela yang sudah mengikuti langkah Adriel.

"Jangan lupa cerita," ujar Jane tanpa suara saat Riela berbalik padanya. Riela hanya menarik senyum tipis lalu mengangguk.

Keadaan dalam mobil begitu hening. Adriel menyetir dengan tatapan fokus didepannya, sesekali melempar pandangan pada Riela yang diam disebelahnya. Cewek itu terlihat gugup. Terbukti dari tangannya yang saling bertautan.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang