Setelah perpisahan itu mereka jarang sekali bertemu. Jungkook sibuk dengan keluarga dan juga pekerjaannya, berbeda dengan Sohyun yang hanya duduk diam. Memperhatikan Hyera, merawat dan mendidik putrinya seperti yang ia pelajari dalam kehidupannya selama ini. Perihal keuangan Sohyun tidak terlalu khawatir karena setiap bulan uang terus mengalir masuk ke dalam rekeningnya. Sohyun bukan pekerja kantoran. Wanita itu lebih suka bermain saham, di belakang layar. Bekerja dari rumah tanpa pusing memikirkan pukul berapa ke kantor dan pukul berapa tiba di rumah.
Malam ini setelah melewati perang batin yang cukup panjang akhirnya Sohyun setuju untuk bertemu dengan Jungkook. Meski hatinya tidak ingin melakukan itu, Sohyun takut Taehyung mengetahuinya dan berakhir mendapat hukuman. Atau mungkin bisa lebih parah dari itu.Di sebuah kafe yang tak jauh dari perumahan elite tempat tinggal Sohyun saat ini. Mereka melakukan janji temu, Sohyun dan Jungkook. Semua berawal dari Jungkook yang menghubungi. Suara pria itu terdengar frustrasi pun Sohyun tidak tahu harus melakukan apa dan berakhir menyetujuinya. Lagipula Jungkook bilang ingin memberikan sesuatu kepada Sohyun.
Lonceng angin berbunyi untuk kesekian kalinya. Sohyun melihat ke arah pintu, di sana Jungkook tengah melihat ke sekeliling kemudian berakhir mereka saling menatap satu sama lain.
Moment ini mengingatkan Jungkook akan kejadian lima tahun yang lalu. Masih ingat ketika Jungkook datang membawa Jiya untuk diperkenalkan pada Sohyun?
Semua seolah terulang kembali. Sayangnya Jungkook datang seorang diri, tidak dengan siapa pun.
Dalam hati Sohyun mulai menerka-nerka sesuatu yang buruk pasti telah terjadi hingga Jungkook terlihat begitu putus asa. Bahkan pria itu tidak tersenyum sama sekali. Sohyun jadi khawatir.
"Lama tidak bertemu," ujar Jungkook sekedar basa-basi hanya untuk mencairkan suasana. Jungkook sadar Sohyun tengah mencemaskan dirinya.
"Kau oke?" tanya Sohyun langsung. Sohyun tak suka basa-basi, satu juga alasan mengapa Sohyun langsung bertanya karena dia sangat-sangat khawatir perihal kondisi Jungkook saat ini. Dari penampilannya pun terlihat sangat kacau.Jungkook menatap secangkir espresso yang sudah tersedia di hadapannya. Senyum samar tersemat di bibir Jungkook. Ternyata dia masih ingat minuman kesukaanku.
Tanpa menunggu lama Jungkook segera meraih cangkir espresso itu lalu mencicipinya sedikit demi sedikit. "Aku tidak baik-baik saja," jawab Jungkook setelah meletakkan kembali cangkir ke atas meja.
Alis Sohyun bertaut bingung. "Kenapa? Apa mungkin karena perusahaan, Jennie, atau kak Jiya?" Sohyun menebak-nebak asal. Tidak yakin ketiga opsi itu benar.
"Perusahaanku baik-baik saja," ucap Jungkook kemudian menghela napas berat. "Banyak sekali masalah hari ini. Aku bingung harus kemana lagi, hanya kau yang bisa aku temui."
Ada sesuatu yang tiba-tiba serasa mencekik leher. Entah kenapa Sohyun merasa prihatin mendengar hal itu. Dulu Jungkook selalu datang padanya untuk menceritakan semua masalah yang ia lalui, sekarang pun masih sama.
"Sohyun, aku minta maaf." Sederet kalimat itu semakin membingungkan, Sohyun tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa. Ini terlalu tiba-tiba. Jungkook yang sekarang adalah Jungkook yang dulu pernah menjadi suaminya.
"Kau membuatku kebingungan. Jungkook aku pikir kau harus pulang, kita bisa bertemu lain kali. Kau kelihatan tidak sehat," ujar Sohyun. Ada yang aneh pada diri Jungkook, jujur Sohyun bingung.
Jungkook mengulurkan telapak tangannya meraih telapak tangan Sohyun ke dalam genggaman. Sebagian orang tampak memperhatikan. Berusaha mencaritahu untuk apa mereka bertemu di saat mereka sudah tidak memiliki ikatan yang bisa dijadikan sebagai alasan dalam pertemuan itu. Sebagiannya lagi sibuk mencibir Jungkook secara diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Revenge? [✔]
FanfictionSaat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di Korea. Aku pergi, sangat jauh. Tolong jangan mencariku. Tetaplah bersama kak Jiya. Sampaikan permohonan maafku karena sudah berkata kasar padanya. Satu lagi, aku pergi membawa benih dalam ra...