Tak banyak yang bisa Taehyung katakan karena dia begitu bahagia, tidak tahu harus mengucapkan kalimat yang mana terlebih dahulu. Sohyun dan bayinya selamat meski istrinya harus menjalani perawatan selama dua minggu untuk luka operasinya.
Benar-benar sebuah keajaiban. Semua orang tidak menyangka Sohyun selamat. Wanita itu berjuang antara hidup dan mati, kemudian berakhir memberikan kebahagiaan ganda yang mungkin sangat sulit didapat semua orang di muka bumi ini.
Secara medis Sohyun dinyatakan tidak akan bisa selamat setelah melakukan operasi besar. Namun tidak ada yang tahu rencana Tuhan, wanita itu selamat dan harus melewati masa kritisnya selama tiga hari.
Begitu bangun dari koma orang pertama yang Sohyun cari adalah suaminya. Teringat akan surat yang ia tulis pasti sangat menyakitkan, dokter Eunjung sempat mengatakan jika suaminya menangis saat membaca surat untuk kedua kalinya. Ditambah kabar baik mengejutkan yang membuat Taehyung bersujud dan menangis sejadi-jadinya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya dokter Eunjung sembari melakukan pemeriksaan.
Sohyun menunjuk perutnya. "Di sini sedikit perih."
Sang dokter tersenyum lembut. "Tidak apa-apa. Lukanya akan sembuh dalam beberapa minggu, sudah biasa bagi ibu hamil yang melakukan operasi caesar."
Tak lama kemudian seorang perawat bersama Taehyung masuk ke dalam ruangan. Sejak Sohyun tak sadarkan diri, Kim Gunho sedikit kesulitan menyusui. Dokter harus memompa asi ibunya agar sang putra mendapatkan asi pertamanya.
Pemandangan yang sangat indah. Mata Sohyun berkaca-kaca melihat Taehyung menggendong putra mereka. Dia terlihat seperti seorang pria yang sudah sangat berpengalaman dalam mengurus bayi.
"Hai ...." Sapaan pertama, jujur Taehyung merasa agak canggung. Melihat Sohyun terbaring lemah dengan wajah pucat membuat batinnya teriris. Tapi di samping itu Taehyung bersyukur ia masih diberi kesempatan kedua untuk menjadi seorang suami yang lebih baik lagi kedepannya.
"Matamu sembap, apa kau baru habis menangis?" tanya Sohyun ketika Taehyung membaringkan Gunho di sampingnya.
Dokter Eunjung dan Si asisten pergi secara diam-diam. Tak ingin menganggu pasangan itu. Mereka membutuhkan banyak waktu untuk membicarakan banyak hal.
"Aku sangat cengeng. Maafkan aku karena selama tiga hari ini aku tidak bisa berhenti menangis. Kau dalam keadaan kritis, Hyera terus bertanya bagaimana keadaanmu. Kenapa hanya putra kita yang pulang ke rumah. Aku ... ah sial! Boleh aku mengecup keningmu? A-aku merindukan istriku."
"Kemarilah, kau boleh menciumku sesukamu."
Taehyung tergelak pelan lalu menunduk dan mengecup kening Sohyun selama beberapa detik sebelum berpindah mencium bibir istrinya. Melumatnya lembut, tidak terburu-buru. Sampai Sohyun membalas lumatan sang suami.
"Terima kasih sudah memberikan putra yang tampan untukku," bisik Taehyung di sela-sela ciuman mereka.
Terakhir Taehyung menggigit kecil bibir Sohyun sebelum memisahkan tautan mereka.Pasangan itu sama-sama tertawa dan terdiam ketika gumaman Gunho menarik perhatian. Bibirnya yang mirip seperti bibir Taehyung itu sedikit terbuka. Gestur wajahnya menunjukkan jika ia akan menangis. Sohyun yang cukup tanggap dalam hal itu segera memposisikan tubuhnya miring. Kemudian membuka beberapa kancing bajunya.
Melihat itu wajah Taehyung memerah. Apalagi ketika Sohyun menyusui Gunho, pening rasanya. Taehyung tidak tahu jika dia harus berbagi dengan sang putra. Semoga tidak ada rasa cemburu selama paling kurang satu tahun setengah. Atau satu tahun sampai Gunho benar-benar berhenti menyusui.
"Dia sangat tampan," ucap Sohyun sambil mengusap tepian pipi Gunho. Teksturnya sangat lembut, kenyal. Seperti kue mochi. Rasanya ingin menggigit saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Revenge? [✔]
FanfictionSaat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di Korea. Aku pergi, sangat jauh. Tolong jangan mencariku. Tetaplah bersama kak Jiya. Sampaikan permohonan maafku karena sudah berkata kasar padanya. Satu lagi, aku pergi membawa benih dalam ra...