Chapter tambahan

787 122 44
                                    


Yang berubah itu status mereka, semuanya hampir masih sama seperti dulu. Hanbin yang pengertian dan penuh kasih sayang dan Jennie yang pemalas serta suram.

Menjadi rajin itu nyawa taruhannya. Menjadi malas juga tidak apa-apa. Hanbin malah menyarankan Jennie agar tidak berubah jika masih belum siap.

Tapi, buku yang disodorkan Jisoo mengutip kata 'kemalasan adalah awal dari kebangkrutan hidup', Jennie mendadak menjadi orang yang penuh hidayah.

Kemalasannya hanya akan ia pergunakan ketika butuh kasih sayang Hanbin. Ide yang menarik dan nyentrik.

Setelah disibukkan oleh kegiatan eskulnya kini Hanbin kembali disibukkan oleh kegiatan organisasinya, yaitu OSIS.

Nasibnya, Jennie menjadi kucing yang tidak terawat. Pulang selalu diantar Jinan yang ngebut-ngebutan kaya setan, jam istirahat selalu dihabiskan bareng Jisoo, malam mingguan malah june yang nyamperin sambil cengengesan minta cemilan, belum lagi kalau hanbin tiba-tiba batalin janji yang dateng malah Bobby.

Jennie bingung siapa pacarnya sekarang.

Tapi Jennie memaklumi. Hanbin manusia yang cinta produktivitas bukan sepertinya yang cinta kasur di hari libur.

Daripada bertengkar menentang kegiatan suci Hanbin, mendingan Jennie putar otak mencari cara agar kembali menjadi kucing yang dimanja.

Setelah berhari-hari sulit tidur merancang langkah-langkah agar menjadi pacar yang baik dan benar, hari ini Jennie akan tunjukkan pada kalian tutorial menjadi pacar yang baik dan benar namun tidak otoriter.

Pertama, dandan yang cantik. Oke Jennie sudah cukup cantik, kalau dia memoles wajahnya terlalu tebal, takutnya Hanbin makin terpesona.

"Pagi," sapa Jennie menahan kuap. Kenapa rasa kantuknya tiba-tiba datang bersamaan dengan Hanbin sih jadinya dia tidak sempat tersenyum maut yang mungkin bisa bikin hati Hanbin kejang-kejang.

"Pagi. Cantik banget," puji Hanbin sambil tersenyum lebar.

Tuh kan, malah hatinya yang jadi kejang-kejang.

"Masa sih?" Kata Jennie sambil mesem-mesem sendiri. Dipuji saat Hanbin menjadi temannya sih biasa saja, tapi dipuji ketika Hanbin sudah menjadi pacarnya beda lagi. Berarti Hanbin sadar kan Jennie tampil seperti ini untuk siapa.

"Jangan parkir di sekolah ya," kata Jennie setelah Hanbin melajukan motornya.

"Kenapa?" Tanya Hanbin bingung.

"Lagi gak mau," balasan singkat dari Jennie langsung diangguki setuju oleh Hanbin.

Penurut sekali.

Hanbin memarkirkan motornya di warteg sebelah sekolah setelah bernegosiasi dengan pemilik warteg.

"Bentar, Jen," Hanbin menahan bahu Jennie.

"Kamu cantik. Tapi kamu bisa kena hukuman kalau bibirnya terlalu merah," Hanbin dengan pelan menghapus lip tint di bibir Jennie menggunakan tisu basah.

Jennie ketawa, "kebanyakan kali ya pakenya?"

Hanbin mengangguk, "nanti Minggu deh kamu boleh pake kaya gini lagi."

"Pacaran sama kasur gak perlu pake lip tint sih," gumam Jennie yang memanyunkan bibirnya agar lip tint nya bisa segera terhapus.

"Pacaran sama aku lah," jawab Hanbin yang sudah selesai dengan tugasnya sebagai pacar yang baik dan benar.

Asikk. Jennie hampir salto di jalan.

Jennie hampir lupa tujuan nya meminta parkir di luar sekolah.

Kucing PemalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang