hari pertama sekolah
Jennie melangkah terseok-seok. Membuka gerbang dengan lemas yang berakhir membuat Hanbin turun dari motor dan membukakan gerbang rumah untuk Jennie.
Melihat bahu Jennie yang sedikit merunduk membuat Hanbin langsung mengambil tas pink pastel milik Jennie dan menggantungkan nya di depan dada. Sedangkan tas hitamnya ia gantungkan di punggungnya.
Setelah membersihkan remahan roti di pinggir bibir Jennie dan membantunya memakai helm, Hanbin menuntun Jennie agar duduk dengan benar di atas motor.
Udah kelihatan seperti Ayah nya Jennie, belum?
"Tidur jam berapa, Jen?" tanya Hanbin sambil melirik sedikit pada wajah Jennie yang disandarkan di bahunya.
"Dua," jawab Jennie tanpa membuka matanya.
Hanbin mengeratkan pegangan tangan Jennie di pinggangnya, "pegang yang bener. Jangan sampe kejengkang lagi." fyi, dulu waktu kelas 9 SMP Jennie pernah hampir kejengkang gara-gara tidur di atas motor tanpa pegangan ke pingggang Hanbin.
Edan banget kan Hanbin kelas 9 dah berani bawa motor ke sekolah. Alasan nya ya Jennie. Jennie pernah ketiduran di angkot sampe-sampe nyasar turunnya. Belum lagi Jennie suka pusing kepalanya kalo suhu udara di siang hari terlalu panas.
Mereka sampai di sekolah. Dan Jennie masih tidur. Hanbin menggoyang-goyangkan bahunya membuat Jennie bangun lalu menguap kecil.
Setelah memakaikan tas pink pastel ke punggung Jennie, Hanbin menuntun tangan Jennie agar tidak berjalan seperti orang mabuk lagi.
"Baru hari pertama kali, Jen. Seminggu waktu MPLS sih gak apa-apa. Ini kan udah mulai belajar." Hanbin memulai petuahnya pagi itu.
"Nanti di kelas pokoknya jangan jutek. Coba senyum dikit biar ada yang mau duduk sama kamu," lanjut Hanbin membuat Jennie memutar bola matanya. Emangnya Jennie se-gak laku itu apa? Tapi, emang iya sih.
"Bobby sekelas sama aku?" tanya Jennie ketika membaca daftar nama siswa/i IPS 3. Bobby ada diurutan ke-5.
Hanbin mengangguk. Mengingat semalam ia meminta Bobby agar mau duduk bersama Jennie paling tidak satu minggu saja. Sampai benar-benar ada yang mau duduk sama Jennie. Tapi, Bobby menolak.
"Lo gak tahu Jennie ilfeel sama gue!? Gue bengong aja dia semprot dan sekarang lo nyuruh gue duduk sama dia!? JAHAT KAU!" kata Bobby saat kemarin malam di telpon.
"Jangan tidur di kelas, inget! Senyum selebar mungkin. Sokap aja gak apa-apa. Pokoknya jangan sampe ada yang trauma lagi, ngerti?" Hanbin menutup petuah nya kala Jennie mengangguk mengerti lalu melepaskan tangan nya dan masuk ke dalam kelas IPS 3.
Hanbin masih berdiri di ambang pintu. Melihat Jennie yang sudah duduk di barisan kedua terakhir. Jennie menuruti perintahnya untuk tidak duduk di pojok kelas. Ya meskipun di belakang, asal jangan di pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Pemalas
Teen FictionJennie itu kurang lebih seperti kucing rumahan yang matanya bulat, rambutnya halus terawat, dan suka diam termenung di teras rumah sambil memandangi manusia yang berlalu lalang di hadapannya. Seperti kucing persia yang pemalas, Jennie selalu lemas d...