Enam belas

503 106 60
                                    

"Apa-apaan lo!?" teriak Jisoo ketika selesai mendengar cerita tentang Jennie yang seenaknya menghapus pesan dari ponsel Hanbin.

Jennie menunduk sambil memilin jarinya. Merasa bersalah pada Hanbin juga sedih karena Jisoo kali ini terdengar tidak memihaknya. Tapi memang untuk tindakan yang satu ini, Jennie pantas dihujat.

"Gue gak mikir-"

"Kenapa gak diblokir aja sekalian!?" teriak Jisoo lagi.

Membuat Jennie yang tadinya menunduk akhirnya berani menatap mata Jisoo yang berapi-api.

Jisoo kini misuh-misuh gak jelas, "makanya gak usah gengsi! Waktu gue tanya lo suka sama Hanbin lo harusnya ngangguk aja! Elah makan tuh gengsi!"

Jennie buru-buru menutup mulut Jisoo. Bahaya jika terdengar Bobby. Meskipun keadaan kelas terbilang berisik, tapi telinga penggibah pasti pendengarannya lebih kuat.

"Siapa yang bilang suka?" kini Jennie bisik-bisik.

"Elu kesel liat Hanbin sama Rose chattan aja itu artinya suka, asu," jawab Jisoo sambil mendorong dahi Jennie dengan telunjuknya.

Jennie berdecak, "gue kesel sebagai teman. Gue berhak dong merasa kecewa waktu tau Hanbin punya gebetan tapi gak cerita-cerita sama gue?"

Jisoo menatap datar Jennie, "pinter ya lu. Gitu aja terus sampe Hanbin kawinin cewe lain. Gue yang ketawa paling depan liat kesengsaraan lo."

"Lagian si Hanbin bucin banget pake hp aja samaan kaya lo," decih Jisoo.

"Gue yang minta kembaran bukan Hanbin!" jawab Jennie tak terima. Kenapa jadi Hanbin mulu yang dikatain bucin? Ponsel kembaran kan paksaan Jennie.

Jisoo menatap Jennie tak percaya, "ngomong sekali lagi lo gak suka Hanbin, gue cincang otak bayi lo!"

**

"Wuhuhuhuy," Jinan dan June kompak memanyunkan bibir mereka. Jadwal mereka kali ini adalah memantau Hanbin yang mereka duga sedang terkena virus jatuh cinta.

"Sekarang mah ada yang nemenin ya," kata Jinan pada June.

June mengangguk, "pantesan si Rose izin ke air mulu. Gue kira beser eh taunya nganterin minum buat Hanbin."

Hanbin mendelikan matanya. Dari pagi latihan gak berhenti-berhenti karena tanggal dan waktu lomba sudah ditentukan, eh sekalinya istirahat digangguin dua mercon gabut. Rasanya sesuatu sekali.

"Kalian berdua sendiri gimana? Izin boker apa bolos?" tanya Hanbin bingung. Yang lain sedang sibuk belajar tapi ni curut dua enak-enakan selonjoran di pinggir lapangan.

"Kita juga pengen lah jamkos-jamkos. Iya gak?" kata Jinan yang kemudian kembali diangguki oleh June.

"Bobby mana?" tanya Hanbin lagi. Kurang pas rasanya kalo cuma diejekin sama mereka berdua.

"Lagi judi," jawab June.

"Innalillahi," gumam Hanbin.

"Elu kalo ngomong dijaga," Jinan menggeplak kepala June. Kalo ada guru yang denger kan bisa berabe nasib sahabatnya.

"Lagi main kartu," koreksi Jinan, "Semenjak kenal sama si Chanwoo-Chanwoo itu si Bobby jadi gak bener," delik Jinhwan memulai sesi pergibahan.

"Gak bener gimana?" nah ini si June malah nyaut sambil ngupil pula padahal Hanbin sudah kode-kode pake mata supaya gak nyaut biar gak panjang.

"Warnetan terus sampe maghrib. Emaknya ngomel mulu. Gue sebagai tetangga sebelah rumahnya ya jelas terganggu."

June tertawa. Masih sambil mengupil, "enak juga ya berarti punya tetangga macem si Jennie. Kerjaannya molor terus. Mami gue gak akan tuh banding-bandingin gue sama si Jennie." June membayangkan betapa tenang hidupnya bila bertetangga dengan Jennie.

Jinan bergidik, "gue sih paling gak kebayang kalo tetanggaan sama Hanbin. Bisa berbusa tuh mulut Ibu bandingin gue sama Hanbin."

June cekikikan, "lah iya juga ya?"

Hanbin nyengir garing, "gue mending latihan aja daripada istirahat bareng kalian."

**

Jennie menarik Jisoo agar mau keluar dari kelas. Istirahat pertama mereka lewatkan karena Jisoo lagi-lagi terobsesi main kartu.

Tetap semangat walaupun kalah. Tetap senyum walaupun dompet terkuras habis. Mungkin itu moto Jisoo waktu main kartu makanya gak pernah menang sekalipun.

Di sepanjang perjalanan, Jennie harus merelakan tenaganya untuk menyeret Jisoo yang mulutnya tidak berhenti mengoceh.

"Duit lo udah habis, Suuu!" teriak Jennie jengkel. Dilihat dari sisi manapun permainan Bobby dan Chanwoo jelas-jelas curang. Gak tahu Jisoo yang terlalu polos sampe gak nyadar atau Jennie yang hari ini terlalu sensitif.

"Idih, gue main pake duit Bobby kok."

Jennie menepuk dahinya, "pantesan duitnya balik lagi ke Bobby!"

"Sekarang anter gue ke kelas Hanbin!"

Jisoo melotot, "gak mau! Ada si Lisa!"

Jennie mengeram kencang ketika menarik tubuh Jisoo. Gilak. Habis ini dia harus makan satu bungkus nasi padang untuk menyuplai kembali energinya.

"Gue gak nyuruh lo ketemu Lisa!"

"Tapi tetep aja si Lisa ada di sana!"

Jennie bodoamat. Opini Jisoo disimpan belakangan saja. Pesan Rose kemarin sore yang akan menunggu Hanbin sepulang sekolah terus menghantui dirinya. Bagaimana kalau nanti Rose menunggu sampai malam sedangkan Hanbin sudah pulang duluan. Ini sudah pasti salah Jennie.

"Argghh Jennie kenapa kuat gini! Balikin Jennie yang dulu, yang lemes kaya orang mati ya Tuhan!"

"Lo diem di sini biar gue aja yang masuk," kata Jennie pada Jisoo.

Saat memasuki kelas Hanbin, semua mata langsung tertuju pada Jennie. Kayanya mereka gaakan lupa sama wajah kriminalnya.

Jennie melihat Rose. Rose juga melihatnya. Jennie sedikit ragu menghampiri meja Rose yang dikelilingi teman-temannya. Mana dia gak bawa pengawal lagi.

Rose tersenyum. Jennie ikut memaksakan senyum. Eh sialnya Rose tersenyum pada Lisa yang ada dihadapannya.

Kenapa Jennie seperti orang berdosa yang ketakutan meminta ampun...

"Gue serius. Gue mau bilang duluan kalo gue suka sama Hanbin," ucapan mantap dari Rose membuat Jennie membeku di tempat.

Di tengah sorak-sorai anak-anak kelas yang menyemangati keberanian Rose... Jennie butuh Jisoo!

"Gue harus berani kalo gak berani keburu diambil orang. iya gak?" ini Rose ngomongnya sama Lisa, tapi kenapa Jennie merasa ucapannya Rose tuh nyindirin dia.

Buru-buru Jennie balik badan.

"Kenapa lo?" tanya Jisoo pasang badan liat mata Jennie melotot. Siap siaga kalo tiba-tiba harus bertempur dadakan.

"Gak jadi!" seru Jennie lalu menarik Jisoo kembali ke kelas mereka.

Kali ini Jennie tahu semuanya. Ya Tuhan Jennie ternyata suka sama Hanbin T_T

Bodoamat! Jennie mau langsung pulang aja hari ini. Kalo mereka emang ditakdirkan untuk pacaran ya sana pacaran saja. Kalo Hanbin tetap pulang siang ini, berarti Jennie yang ditakdirkan menjadi pacar Hanbin. Titik!

**

Happy new year!!!! Telat banget😭 tapi gapapa selamat tahun baru ya kalian semua teman temankuuu💞

semoga apa yang kita planning bisa tercapai satu per satu di tahun ini. semoga wishlist kita semua terkabuli satu satu. semoga kita semua menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya di tahun ini<3

happy birthday juga buat queen jisoo sama king donghyuk<33

kalo next chapter nya malem ini gimana ya🤔

Kucing PemalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang