Kedelapan

584 115 61
                                    

Pertama-tama, mohon maaf lahir dan batin karena hampir dua minggu atau mungkin lebih dari dua minggu ngga update🙏

Bobby duduk di bangku Hanbin sambil cengar-cengir. Diikuti Jinan yang digandeng June. Mereka duduk di depan bangku Hanbin.

Semuanya kompak cengar-cengir. Hanbin sih gak aneh lagi ya kalo tiba-tiba mereka ketawa-ketawa kaya orang kesurupan.

"Edan ketua kelas idaman banget sih lo, bin," Bobby nyolek dagu Hanbin. Membuat Hanbin melotot dan hendak pergi dari bangkunya.

"Duduk lah, Bro. Kita bincang-bincang santai mumpung masih istirahat. Ya gak, Jun?" senggol Jinan pada June yang langsung diangguki setuju oleh June.

Hanbin duduk kembali dengan dahi berkerut bingung. Melipat tangannya di dada, Hanbin mulai bersuara, "kok perasaan gue gak enak," katanya sambil mengusap leher belakang.

Sumpah. Kalo mereka udah akur gini pasti ada yang tidak beres. Terakhir mereka akur gini waktu hari ulang tahunnya. Dan tebak apa yang mereka lakukan pada kamarnya hingga membuat Bunda dan juga Jennie menatapnya tak percaya?

Kalau ada yang menjawab mengacak-acak. Sudah tentu salah. Mereka bertiga alias tuyul kembar tiga itu nyelipin majalah dewasa diantara tumpukan buku-buku pelajarannya. Dan sialnya. Entah bagaimana kaset Naruto kumpulannya menjadi kaset film dewasa.

"Ah elu mainnya negative thinking mulu," protes Bobby tidak terima diberi tatapan menuduh.

"Heem. Si Abin mah sukanya gitu," tambah June dengan suara yang diimut-imutkan. Membuat Hanbin semakin curiga kalau ada yang gak beres disini.

"Jinani. Kalian abis ngapain?" tanya Hanbin lembut pada Jinan.

"Tadi kita-" mulut Jinan keburu dibekap June.

Meskipun hidupnya penuh kejulitan, tetapi jiwa keceplosannya lebih mendarah daging.

"Balik yo balik. Bentar lagi bel." Bobby buru-buru menarik kerah seragam Jinan dan pergi dari kelas mereka.

Hanbin menatap June tajam. June cuma bisa nyengir sambil ngacungin dua jari, "pis. Gue hanya pemeran pembantu," katanya lalu pergi dari hadapan Hanbin.

Setelahnya memang bel masuk berbunyi. Hanbin merapikan mejanya sebelum mengeluarkan buku pelajaran selanjutnya. Tapi, cekikan para perempuan yang baru pulang dari kantin mengalihkan perhatiannya.

Hanbin melihat mereka yang ternyata sedang memperhatikan dirinya. Mereka kompak menjerit dan mendorong-dorong Rose ke depan saat Hanbin melihat kearah mereka.

Dan kini, Hanbin hanya bisa menelan ludah dan mengumpat dalam hati.

Semongko (5)

babi ngepet |
kalian rencanain apaan? |
jawab lu jancuk |

Jen
| rencanain apa?

Mata Hanbin membulat. Sejak kapan Jennie dimasukan kedalam grup mereka?

Kepalanya otomatis menoleh pada June yang duduk di pojok kelas. June tertawa sambil membuat muka-muka jelek untuk mengejeknya.

Yang bisa Hanbin lakukan hanyalah mengacungkan jari tengahnya.

..

Jen
| woi jennie ama gw di kantin
| -jisoo cantik

Bertepatan dengan pesan Jennie yang masuk, bel pulang sekolah ikut berbunyi. Meredam suara dentingan ponselnya. Untungnya sudah terbaca oleh Hanbin.

Setelah memasukan semua buku dan alat tulisnya ke tas. Hanbin melangkah keluar kelas. Namun lagi-lagi matanya disuguhkan pemandangan Bobby dan Jinan yang menyengir kuda.

Kucing PemalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang