TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Ucapkan selamat datang buat jodoh aku ini xixixi.
Jodoh Karin maksudnya, muehehe.
|||||
Karin keluar dari kamar tamu yang selepas subuh tadi ia bersihkan. Kamar tamu jarang sekali dibuka kalau memang tidak digunakan. Berhubung teman ayah Brata akan datang jadi ibu dan Karin bekerjasama untuk membersihkan rumah walau sudah bersih tetap saja ibu ingin lebih terlihat rapi agar tiga tamu yang sebentar lagi sampai merasa nyaman dirumah. Karin melihat jam dinding sudah pukul setangah tujuh pagi kira-kira satu jam lagi keluarga Aldebaran akan tiba.
"Karin ..." panggil ibu yang baru saja keluar dari kamar Malik. Ibu membersihkan kamar Malik karena anak tunggal Aldebaran akan tidur disana berhubung kamar tamu hanya ada satu. "udah beres?" tanya ibu yang dapat anggukan dari Karin yang cukup merasa lelah. Karin baru bisa tidur pukul tiga dini hari lalu bangun jam lima pagi, itu juga karena Malik menggedor pintu kamarnya dengan brutal. Kalau tidak, Karin sudah pasti melewatkan sholat karena ketiduran.
"Ya udah, sekarang mandi dulu biar seger terus dandan sedikit ya Nak." kata ibu tersenyum diwajah yang masih terlihat cerah diusia hampir memasuki kepala enam. Senyum ibu menular pada Karin, gadis yang tidak memakai hijab itu mendekat pada sang ibu lalu memeluknya dengan erat. "eh, kenapa, Nak?" tanyanya.
Karin menggeleng, membenamkan wajahnya dipundak sang ibu. "Karin sayang Ibu ..." kata Karin membuat Ratna tersenyum tulus.
"Ibu juga sayang banget sama kamu." Ratna mengusap rambut Karin yang panjang. "udah cukup, ayah tadi nelfon ibu udah ketemu sama om Alde di bandara. Sekarang, ayo mandi malu kalo sampe tamu lihat kita kucel gini. Apa kata calon mantu Ibu nanti." ujar Ratna diakhiri tawa kecil diujung katanya.
Karin mengangguk, ada rasa tidak senang mendengar kalimat akhir Ratna. Tapi, dia tidak bisa membantah. Karin tidak ingin menyakiti hati sang ibu hanya karena keegoisannya. Akhirnya, Karin berjalan masuk kedalam kamar lalu mengambil handuk yang ia gantung dan masuk kedalam kamar mandi. Gadis bermata bulat itu menatap wajahnya dikaca, sedikit kaget karena kantung matanya yang menghitam dan mata yang masih membengkak.
"Ah, kenapa jelek banget." keluhnya lalu mencuci wajah disana, setelah itu baru ia membasuh diri dengan air mengalir.
|||||
"Assalamualaikum .., Ibu, Mbak Karin .., Malik tampan sudah pulang." ujar Malik saat masuk kedalam rumah tanpa rasa malu padahal ada tiga tamu yang mengikutinya dari belakang. Malik tadi ikut sama Brata karena disuruh menyetir mobil, walau Brata sudah memakai kacamata tapi jika perjalanan jauh ia tidak ingin membawa mobil sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...