TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Hati-hati cringe!
|||||
"Malik!" panggil Karin saat melihat punggung lebar adiknya. Laki-laki tinggi menjulang itu segera berbalik dan mendapati sosok kakaknya yang empat hari tidak ia lihat.
"Mbak Rin ..." rengek Malik, memutus sambungan telfon dan berlari ke arah Karin. Langsung memeluk tubuh kakaknya dengan erat. "kangen banget masa, gak ada yang berisik dirumah." kata Malik melepas pelukan.
Karin tersenyum lebar, "duh, badan doang gede. Gak malu diliatin orang?" tanya Karin mengusap lengan adiknya yang terasa semakin besar. Malik memang sangat menjaga bentuk tubuhnya.
"Hehe." cengengesnya. "hai Mbak Nesya." sapa Malik pada gadis cantik disebelah kakaknya. Nesya membalasnya dengan senyuman ramah. Setelahnya, tiga orang itu masuk kedalam mobil yang sudah Malik parkirkan.
"Lik, mampir ke tempat makan dulu ya. Laper banget soalnya." kata Karin.
Malik melihat Karin sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan yang cukup sepi malam ini. "gak dikasih makan sama Mas Wisnu disana?" tanya Malik bermaksud bercanda. Tapi, melihat keterdiaman Karin membuat Malik langsung menyimpulkan kalau ada yang tidak beres dengan dua orang yang akan menikah kurang dari sebulan lagi.
"Nes, ikut ya?" ajak Karin mengabaikan Malik, semakin yakin pemikiran Malik benar.
Nesya yang duduk dibelakang menggeleng, "engga deh Rin, aku harus cek barang sekali lagi. Besok siang langsung berangkat ke Bandung." kata Nesya.
"Kabarin ya, besok aku anter ke bandara." ujar Karin.
Nesya mengangguk, "nanti kalau jadi resepsi di Jakarta, undang aku ya?" kata Nesya, yang lagi-lagi membuat Karin terdiam. Nesya menyentuh bahu Karin. "inget yang aku bilang ya, Rin." kata Nesya pelan.
Karin menghela nafas berat, lalu mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil. Malang terasa sesak tanpa alasan. Kalimat Wisnu beberapa jam lalu masih membuat hati Karin sakit. Tapi, ini belum seberapa dengan yang Wisnu rasakan. Bagaimana bisa calon istrinya masih memikirkan laki-laki lain. Karin menyadari kesalahannya.
Setengah jam perjalanan mobil berhenti di rumah kontrakan milik Nesya, gadis itu segera keluar sambil membawa koper kecil miliknya. Mengucapkan rasa terima kasih pada Malik dan Karin yang sudah mengantarnya sampai dengan selamat. Setelah pamit secara singkat, mobil milik keluarga Agabrata berlalu pergi.
"Berantem sama Mas Wisnu?" tanya Malik to the point. Karin mengangguk lemah. Terdengar helaan nafas dari bibir Malik. "kenapa?" tanya Malik sekali lagi.
Karin langsung menutup muka dengan kedua telapak tangan dan menangis sekerasnya. Malik terus melajukan mobil kearah lain agar Karin bisa menangis sepuasnya. Membiarkan kakaknya menghabiskan sesak yang ditahan lalu mendengar penjelasan Karin. Tapi, Malik bisa merasakan bahwa tangis kali ini adalah bentuk menyesal.
Setelah tangis Karin mereda, gadis itu menceritakan semua yang ia lalui bersama Wisnu selama tiga hari hingga perkataan Wisnu saat mengantarnya ke bandara seotta. Karin menyesal sekaligus takut jika apa yang Wisnu katakan itu menjadi nyata. Walau rasa ragu dan bingung terus menghantuinya tapi saat Wisnu akan melepaskannya Karin takut menjadi nyata.
Dan, Malik sadar bahwa Karin sudah mulai menaruh hati pada Wisnu tanpa paksaan dari luar.
|||||
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...