TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Ini loncat banget waktunya, karena aku udah kepalang greget mau bikin Wisnu-Karin nikah😭😭
Maap yah kalo jadi mendadak gitu, dan semoga ini bisa jadi sedikit hiburan untuk kita semua😭
|||||
"Undangan buat temen kamu udah disebar semua, Rin?" tanya Ratna pada putrinya yang sedang sibuk memperhatikan orang-orang yang sedang memasang tenda untuk acara akad nikahnya bersama Wisnu tiga hari lagi. Ayah Brata juga sedang mengobrol dengan beberapa tetangga yang datang.
"Udah, Bu." jawab Karin lirih.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Ratna sekali lagi pada Karin. "lusa udah akad kok jadi murung gitu?"
Karin menghela nafas, "Bu, bukannya kalau di pingit tuh cuma gak boleh ketemu? Kok aku sampe gak boleh telfonan gini?" tanya Karin pada akhirnya.
Jadi, sudah terhitung empat hari Karin dan Wisnu tidak komunikasi via telfon atau video call. Hanya sebatas mengirim pesan singkat itu juga hanya sebentar karena Wisnu sangat sibuk. Calon suaminya itu mengambil cuti sekitar tujuh hari, jadi semua pekerjaan yang mendesak harus ia selesaikan.
"Cieee, ada yang kangen nih!" seru Malik dari ruang keluarga. "sabar Mbak, tiga hari lagi ketemu." kata Malik memberitahu.
"Apa sih? Aku cuma nanya loh." sungut Karin kesal, sebenarnya iya, ada rasa rindu menyapa. Biasanya Wisnu dan Karin akan bercengkrama melalui telfon tapi sekarang tidak boleh.
"Ssttt, udah. Nanti juga bakal ketemu." kata Ratna menghentikan keributan yang bisa saja terjadi. "ibu kasih tau deh, Wisnu dan keluarga udah di Malang semua."
Karin langsung tersenyum lebar, mengucapkan terima kasih pada sang ibu lalu berlalu masuk kedalam kamarnya. Karin meraih ponsel lalu mengirim pesan pada Sakya, menanyakan keberadaan mereka. Walau tahu ibu tidak mungkin bohong tapi Karin tetap ingin memastikan.
Karin tertawa melihat foto yang Sakya berikan, katanya Wisnu baru bangun tidur karena kelelahan pulang bekerja langsung berangkat ke Malang. Karin jadi merasa tidak enak, pantas saja Wisnu tidak membalas pesannya sejak sore tadi. Kata Sakya, Wisnu sama uring-uringannya dengan Karin. Memprotes kenapa ia tidak boleh menelfon Karin, membayangkan wajah galak Wisnu saja sudah membuat Karin semakin rindu.
"Mbak?" panggil Malik sambil mengtuk pintu.
"Masuk Lik."
Malik masuk kedalam kamar Karin, membawa bantal guling yang sudah bau tapi tidak dicuci juga oleh Malik. Katanya, Malik akan susah tidur jika bantal guling kesayangannya beraroma lain.
"Kenapa?" tanya Karin.
"Alik tidur disini ya?" pinta Malik, wajahnya terlihat sendu. "kedepannya bakal susah ketemu Mbak Karin." lirih Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...