Pertengkaran

484 90 20
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA❗

|||||


"Pagi sayang ..." sapa Wisnu mencium kening istrinya yang sudah menunggu di meja makan. Senin pagi yang cerah membuat Wisnu bersemangat untuk berangkat bekerja. Mungkin sebagian orang tidak menyukai hari senin karena merebut liburan singkat mereka, tapi Wisnu menyukainya. Hari senin adalah hari yang selalu membuatnya bersemangat.

"Bang Wisnu, please. Hargain jomblo dirumah ini." keluh Malik, sudah tiga bulan tinggal bersama Wisnu dan Karin membuat Malik harus sangat-amat bersabar melihat bagaimana kakak dan kakak iparnya itu bermesraan tanpa ingat tempat.

Wisnu tersenyum lebar, tidak mengindahkan keluhan Malik yang sama setiap harinya. Wisnu menerima piring sarapan yang dibuat Karin selepas sholat subuh tadi. Istrinya juga terlihat sangat cantik, sudah siap berangkat bersama ke tempat kerja masing-masing.

"Mas, aku mau jalan sama Kak Sonya sore nanti. Jadi, gak usah jemput." kata Karin, Wisnu melirik istrinya sebentar. Karin tidak terdengar seperti meminta izin padanya. Tidak seperti biasa, bahkan hanya ingin ke mini market saja Karin harus dapat kata boleh dari Wisnu baru wanita itu berangkat.

Malik juga ikut menatap kakaknya, tumben sekali nada bicara Karin terdengar ketus tidak seperti biasa. Sikap Karin pagi ini memang sedikit berbeda.

"Mau kemana?" tanya Wisnu lembut menatap teduh istrinya yang Wisnu curigai sudah mendekati tanggal merah. Karin kalau sudah hampir kedatangan tamu bulanan moodnya memang berantakan.

Tanpa balik menatap Wisnu, Karin menjawab. "main aja. Suntuk."

Wisnu mengangguk mengerti, meraih jemari Karin yang bebas dan menggenggamnya. "maaf ya, udah empat bulan kita nikah aku belum ngajak kamu jalan-jalan bahkan honeymoon." sesal Wisnu, merasa bersalah karena memang wajar Karin jenuh selama tinggal bersamanya.

Sudah memasuki bulan ke empat pernikahan Wisnu dan Karin, tapi selama itu juga Wisnu disibukkan dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Waktu libur juga kadang diisi Wisnu yang istirahat penuh dirumah dengan bermain game atau tidur. Wisnu jadi merasa bersalah karena sadar belum pernah mengajak istrinya liburan, hanya sebatas makan malam diluar itu juga jarang.

Malik yang menyadari situasi kurang baik, dengan cepat meneguk air mineral dan berlalu dari meja makan tanpa menimbulkan suara walau pergerakannya jelas ketara. Malik juga memberi kode pada dua asisten rumah tangga untuk beranjak memberikan waktu untuk pasangan suami istri itu.

Karin tidak menjawab, pun tidak melepas genggaman tangan Wisnu. Laki-laki yang kini memakai kacamata kotak itu menghela nafas pelan, mengangkat tangan Karin dan mencium punggung tangan mungil seputih susu istrinya.

"Ya udah, nanti kamu main sama Kak Sonya puas-puas ya? Kalau mau pulang kabarin biar aku jemput." kata Wisnu.

"Iya." jawab Karin, menarik tangannya dari genggaman Wisnu. "aku berangkat sama Malik aja."

"Loh, ngapain sama Malik? Aku aja yang anter ya, sayang?" Wisnu sedikit panik, baru kali pertama Karin seperti ini. Wisnu jadi berpikir dan mengingat-ingat dimana letak kesalahannya?

Sangat bahaya kalau istri marah.

"Gak apa." kata Karin berdiri, mencium tangan Wisnu hendak pamit.

Wisnu menghela nafas, meletakan sendok makan dan menyandarkan punggungnya di kepala kursi. Wisnu menatap Karin yang masih diam ditempatnya. Wajah Karin tertunduk, enggan menatap Wisnu yang jelas kini terlihat kesal dengan sikap Karin yang seperti tadi. Tapi, Wisnu tidak menunjukan terang-terangan bahwa ia kesal karena api bertemu api tentu bukan sesuatu yang baik.

TAKDIR CINTA - fairbi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang