TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Kangen gak sih kalian sama manusia kaku-kaku ini, awowkwk.
Jangan salah dulu yah, mulai chap depan bakal hadir yg manis-manis layaknya kolak pisang pas buka puasaa. Haha.|||||
Wisnu menghela nafas begitu keras saat melihat tiga sahabatnya sudah berada di bandara Seokarno-Hatta lengkap dengan koper kecil yang mereka bawa. Ide gila Sakya kemarin mendapat sambutan setuju dari orangtua Wisnu. Aldebaran berkata ketiga orang yang sudah lama dikenal ini bisa saja membantu Wisnu jika Karin menolak anak tunggalnya nanti.
Tidak ada yang berdiri disisi Wisnu kali ini, semua berpihak pada ide bodoh Sakya. Suara Wisnu kalah telak. Rasanya kesal tapi tidak bisa berbuat apapun karena Wisnu tahu betul niat tiga sahabatnya baik. Akhirnya Wisnu memilih duduk disamping Fauzi menunggu panggilan maskapai yang akan ditumpangi mereka menuju Malang.
"Muka lo kenapa kusut banget, Nu?" tanya Arjuna tidak menampilkan wajah berdosa; bersalah.
Wisnu hanya melirik sekilas, tidak menjawab dan sibuk memainkan ponsel yang hanya membuka tampilan aplikasi sosmed hits. Wisnu jarang sekali aktif disosial media, ia hanya sesekali melihatnya untuk mencari berita terbaru. Bahkan, di feed sosmednya tidak ada foto Wisnu yang terpajang. Hanya ada foto-foto pemandangan yang ia ambil saat liburan atau kantornya. Tapi, walau begitu pengikutnya mencapai ribuan.
Pengumuman yang menyerukan keberangkatan pesawat yang mereka tumpangi menuju Malang terdengar. Dengan santai, Sakya berjalan lebih dulu sambil menggeret koper kecilnya. Disusul Arjuna dan orangtua Wisnu. Fauzi menepuk punggung Wisnu pelan memberi semangat.
"Jangan lesu." kata Fauzi sambil berjalan.
Wisnu menghela nafas berat, "gimana gak lesu, muka gue taro dimana semisal kalian beneran liat Karin nolak gue?" kata Wisnu.
Fauzi mendecak, "lemah lo. Kemana Wisnu yang selalu percaya diri? Tenang aja kali, gue yakin itu cewek gak akan nolak lo!" Fauzi memberi semangat agar rasa percaya diri Wisnu kembali.
Wisnu hanya mengangguk lemah. Lalu, burung besi yang mereka naiki perlahan meninggalkan landasan bandara setelah melalui proses panjang.
|||||
Kurang lebih dua jam menempuh perjalanan udara rombongan yang cukup ramai itu tiba di hotel. Fauzi sudah memesan tiga kamar dihotel yang cukup terkenal di kota Malang. Memang sengaja, karena tidak mungkin mereka menginap dirumah calon istri Wisnu. Sakya dan Arjuna terlalu berisik dan tidak tahu malu sekalipun dirumah orang tidak dikenal. Demi menjaga nama baik Wisnu mereka bertiga sepakat menyewa kamar hotel saja selama dua hari satu malam.
"Kalian siap-siap gih, jam setengah lima kita berangkat kerumah calonnya Wisnu." kata Aldebaran memberitahu keempat laki-laki muda yang sedang tiduran dikasur berdesak-desakan itu.
"Sore banget, Pi?" tanya Wisnu mengalihkan matanya pada sang ayah yang berdiri didepan pintu.
"Ada yang gak sabar nih," ledek Juna menatap jail Wisnu yang meliriknya malas.
Aldebaran tertawa kecil, "calon mertua kamu yang nyuruh jam segitu." katanya, ikut meledek Wisnu membuat tiga sahabat anaknya ikut berseru melempar guyonan.
Aldebaran memilih pamit keluar dari kamar meninggalkan suara bising yang dilontarkan mulut berisik Sakya dan Arjuna. Ayah dari Wisnu sudah biasa mendengarnya, tiga orang ini belum seberapa. Masih banyak lagi teman Wisnu yang sama berisiknya.
Arjuna dan Sakya memilih kembali ke kamar mereka, menyiapkan diri untuk bertamu kerumah calon istri Wisnu--ya itu juga kalau diterima. Sakya paling tidak sabar melihat secara langsung sosok Karin yang berhasil membuat Wisnu jadi gegana; gelisah, galau, merana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...