Teken Bintang Sebelum Baca❗
|||||
Sudah dua minggu setelah pernikahan, Wisnu dan Karin tinggal bersama dirumah Wisnu yang berada di sekitaran Pondok Indah. Rumah dua lantai dengan fasilitas yang lengkap. Dirumah Wisnu ada dua orang asisten rumah tangga yang sudah sejak lama bekerja disana tapi tidak menginap. Walau Wisnu meninggalkan Karin dirumah, sedangkan ia berangkat kerja Karin tidak pernah merasakan kesepian.
Karin sendiri belum bekerja lagi, katanya ia ingin merasakan suasana menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Wisnu juga tidak melarang, sebebas istrinya saja. Kalau sudah berniat bekerja, Wisnu tidak akan melarang. Hidup Karin tetap milik perempuan itu sepenuhnya, yang berbeda hanya Karin harus ingat bahwa ia sudah memiliki suami.
Karin kebanyakan bermain ponsel jika dirumah sendirian, selepas ashar ia akan memasak untuk Wisnu. Pokoknya, pekerjaan Karin dirumah hanya tidur, makan, dan memasak. Lama-lama ia jadi bosan juga, Karin mengirimkan pesan singkat menanyakan kapan Wisnu pulang dan saat suaminya sudah istirahat Karin akan membahas soal pekerjaannya.
Sudah jam lima sore lebih, biasanya Wisnu sudah tiba dirumah tapi tumben sekali hari ini telat bahkan laki-laki itu tidak membalas pesannya. Karin duduk disofa ruang tamu sambil menunggu kedatangan suaminya.
Awal tinggal bersama, rasanya sangat canggung.
Karin tidak biasa tidur bersama Wisnu yang sering melepas pakaian atas, acap kali Karin membelakangi Wisnu tapi suaminya itu tidak suka dan sering menarik Karin kedalam pelukannya. Belum lagi, kebiasaan-kebiasaan Wisnu yang sering lupa menaruh barang membuat Karin ikut pusing mencarinya.
Pernah disatu kejadian, Wisnu hendak berangkat kerja ia mencari kunci mobilnya kesana-sini. Karin dan dua asisten rumah tangga ikut mencarinya hampir disemua sudut rumah dan akhirnya Karin menemukannya di saku celana keranjang pakaian kotor. Wisnu lupa mengeluarkan kunci mobilnya. Saat Karin memberikan kunci mobil bewarna hitam, Wisnu hanya terkekeh dan mencium bibir istrinya lalu berangkat bekerja.
Dan, yang paling Karin kesal adalah saat Wisnu sudah bermain games. Laki-laki itu seakan masuk ke dunianya sendiri dan melupakan segala hal termasuk makan. Karin sering mengomel jika suaminya sudah abai dengan kesehatan diri sendiri. Pernah sekali, sangkin kesalnya dihari minggu sejak pagi hingga malam Wisnu berada diruang khusus bermain game yang suaminya punya. Karin masuk ke kamar itu dan mencabut kabel membuat komputer Wisnu mati mendadak. Karin tidak peduli jika komputer gaming milik Wisnu rusak.
Wisnu sebenarnya terlihat marah dengan pandangan mata yang menajam, tapi, setelah mendengar omelan Karin laki-laki itu akhirnya bangkit dari kursi gaming memeluk Karin sambil meminta maaf. Wisnu akui ia salah karena melupakan eksistensi istrinya.
"Assalamualaikum ..." suara berat yang dulunya sangat asing menyapa kini sudah terbiasa untuk Karin dengar. Suara yang diam-diam membuat Karin merindu jika tidak mendengarnya.
"Waalaikumsalam." jawab Karin, berdiri dari duduk langsung menghampiri suaminya yang sedang melepas sepatu kerja berganti dengan sendal rumah. "sini, tasnya." kata Karin meminta tas kerja Wisnu sambil mencium tangan Wisnu.
Wisnu tersenyum melihat wajah cantik istrinya yang sudah segar, mengusap kepala Karin yang tidak memakai hijab membuat rambut hitam istrinya itu berjuntaian. Dulu, jika pulang kerja Wisnu hanya disambut oleh asisten rumah tangga kini sudah ada sang istri yang selalu menunggu kepulangannya. Alasan Wisnu ingin cepat pulang dari kantor, sering kesal dengan macet ibu kota yang tiada jalan keluarnya, hanya demi cepat menemui istri tercinta.
"Kamu mandi dulu, aku udah masakin makanan kesukaan kamu resep dari mami." kata Karin berjalan dalam rangkulan Wisnu menuju kamar mereka yang berada dilantai satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...