Penjelasan dan Penyesalan

550 96 39
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA❗

hati-hati gumoh, terlalu drama. Hehe.



|||||

"Sakya ..." panggil seorang perempuan membuat Sakya langsung membalikan badan melihat pelakunya.

"Eh, Karin." Sakya balik menyapa perempuan berhijab yang siang-siang datang ke gedung perusahaan tempatnya bekerja.

Wajah ingin tahu sangat terbaca oleh Karin. Harusnya, Sakya tidak merasa aneh jika Karin datang ke kantor, perusahaan ini dipimpin oleh suami perempuan itu sendiri jadi tidak salah kan Karin berkunjung?

Beberapa karyawan yang mengetahui Karin menyapa dengan ramah dan hormat. Bagaimanapun Karin adalah istri dari direktur utama perusahaan.

"Ruangan Wisnu dimana, ya?" tanya Karin karena ini adalah pertama kalinya ia menginjakan kaki di gedung perusahaan Wisnu. Karin tidak tahu seluk beluk perusahaan, sejak setengah jam lalu ia berdiri di lobby. Karin sudah menghubungi Malik tapi adiknya itu sangat sibuk, sepertinya. Beruntung Karin melihat Sakya yang baru kembali dari luar.

Sakya nampak berpikir, sebagai sahabat yang mengetahui masalah Wisnu dan Karin laki-laki itu jadi banyak pertimbangan. Takutnya, Wisnu dan Karin sama-sama gagal mengontrol emosi sedangkan ini dikantor.

Karin yang sepertinya paham dengan Sakya langsung tersenyum tipis, "aku mau minta maaf sama suamiku, udah dua hari Wisnu gak pulang." kata Karin memberitahu perihal kedatangannya.

Sejak malam Wisnu dan Karin bertengkar, Wisnu tidak pulang sama sekali. Kata Malik, Wisnu juga sulit ditemui dikantor. Kalau bertemu juga, Malik belum mengatakan apapun Wisnu sudah pergi dengan dalih pekerjaan yang sangat menumpuk. Karin jadi merasa bersalah, mungkin saja sikap dan kalimatnya sangat menyinggung Wisnu.

"Gue anter." kata Sakya, terus mengajak Karin berjalan menuju lift perusahaan. "Wisnu tidur di apartment Juna, dia baik-baik aja kok." Sakya memberitahu saat mereka berdua didalam mesin kotak itu.

Karin mengangguk, terlihat sangat lega. Tangannya yang membawa kotak bekal makan siang mengerat tanpa alasan. Karin tiba-tiba merasa gugup untuk bertemu Wisnu. Apa suaminya sudah dalam kondisi emosi stabil? Karin tidak ingin bertengkar lagi, dua hari tidak melihat dan dihubungi oleh Wisnu membuat Karin merasa bersalah pada suaminya.

Saat pintu lift terbelah menjadi dua, Sakya lebih dulu keluar disusul oleh Karin. Dua orang itu berjalan menelusuri koridor lantai sepuluh hingga berhenti dipintu ruangan yang bertuliskan CEO Room. Deka yang sedang bekerja dimeja kerjanya sendiri langsung menyapa Karin.

"Wisnu ada didalem?" tanya Sakya pada Deka.

"Ada, dari tadi belum keluar ruangan." jawab Deka sembari melirik Karin, sepertinya klub 17 sudah mengetahui pertengkaran pasutri baru itu.

"Rin ..," panggil Sakya, mencegah Karin yang hendak membuka pintu ruangan Wisnu. "gue tunggu disini." kata Sakya yang terlihat cemas meninggalkan Karin dengan Wisnu.

Karin menggeleng, tersenyum untuk meyakinkan pada Sakya. "jangan, kamu balik kerja aja. Aku gak apa-apa kok." kata Karin.

Sakya menggeleng, "gue tau Wisnu suka hilang kendali kalau udah marah, gue sahabatnya dan gue kenal dia dengan baik." Sakya benar-benar khawatir pada Karin.

"Kya .., Wisnu suami aku, aku percaya dia gak bakal nyakitin aku. Mekasih ya, kamu udah khawatir sama aku." Karin berucap dengan tulus dan lembut.

Sakya menatap lamat bola mata Karin, berusaha percaya dengan yang Karin katakan. Akhirnya, Sakya mengangguk. Membuka sendiri pintu ruangan Wisnu dan menyuruh Karin masuk.

TAKDIR CINTA - fairbi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang