TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Vote dong, silent readersnya banyak bgt😭
|||||
"Kamu nangis, Rin?" itu pertanyaan yang Wisnu lontarkan saat menjemput Karin di hotel di jam sembilan pagi. Sesuai janji yang sudah mereka sepakati, Wisnu akan mengajak Karin jalan-jalan kesalah satu tempat wisata ternama di Jakarta. Tidak hanya mereka berdua, ada Sakya juga yang ikut dan Nesya.
"Engga kok, Mas." jawab Karin dengan seulas senyum tipisnya.
Wisnu memilih menerima jawaban Karin, ia tidak ingin mendesak Karin untuk menjawab walau Wisnu sangat yakin alasan mata Karin sangat sembab karena menangis. Apa Wisnu menyakiti Karin semalam? Tapi, tidak ada. Setelah obrolan panjang mereka di angkringan dan Wisnu mengantar Karin kembali ke hotel. Hubungan mereka baik-baik saja.
Tidak ingin berasumsi lama, Wisnu berjalan lebih dulu untuk mengajak Karin dan Nesya ke tempat parkiran. Sakya menunggu di dalam mobil sambil bermain ponsel. Saat Wisnu membuka pintu didepan, Sakya langsung menatap sinis sahabatnya.
"Dibelakang gih lo sama Karin, Nesya lo didepan." kata Sakya memerintah.
"Ogah." jawab Nesya ketus, lalu masuk kekursi belakang disusul Karin.
"Lo jangan gitu dong, nanti jadi jodoh gue syukurin." kata Sakya menaikan sebelah alisnya menghadap ke arah Nesya. Gadis berhijab warna lavender itu menatap jijik pada Sakya, sungguh, menolak mentah-mentah jika itu terjadi.
"Udah, ayo pergi." kata Wisnu setelah memasang seatbelt.
Mata elangnya melirik Karin melalui kaca spion, gadis itu hanya menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Wisnu yakin, ada hal yang mengganggu Karin hingga calon istrinya terlihat sangat murung. Tapi, apa? Sudah dua hari mereka selalu bersama tapi Wisnu tidak pernah melakukan kesalahan. Atau mungkin Wisnu tidak sadar?
"Rin, mata lo abis di tonjok Nesya?" tanya Sakya tiba-tiba.
Karin yang melamun sedikit terlonjak dari tempat duduknya, gadis itu segera menatap Sakya dan tersenyum tipis. Walau sebenarnya reaksi yang diberikannya terlihat sangat berlebihan.
"Engga, kok." jawab Karin.
Nesya yang duduk dibelakng kursi kemudi memukul bahu Sakya dengan keras, membuat laki-laki bermata sipit itu mengaduh kesakitan.
"Bar-bar banget sih lo?" keluh Sakya mengusap lengannya dengan satu tangan, karena tangan yang dipukul Nesya tetap memegang stir mobil.
Nesya memilih diam, capek sebenarnya meladeni mulut Sakya yang lebih berisik dari pada knalpot motor di tong setan. Karin hanya menggeleng melihat dua orang yang baru kenal tapi sudah sering bertengkar itu. Dan, Wisnu hanya mengamati wajah Karin yang terlihat sangat berbeda.
Banyak sekali pertanyaan yang muncul diotaknya, tapi Wisnu dengan jelas mengetahui bahwa Karin tidak ingin menjawab. Apa .., Karin terganggu dengan kalimatnya saat membahas mantan kekasih gadis itu?
Karin .., sudah move on 'kan?
|||||
"Dufan?" tanya Karin saat Sakya memasuki area Dufan dengan mobil range rover milik pemuda itu.
"Iya, kata Malik lo suka wahana ekstrim." jawab Sakya cepat setelah memarkirkan mobil mahalnya.
Karin hanya mengangguk kecil, lalu mereka berempat keluar dari mobil. Wisnu dan Karin berdiri sejajar untuk antri masuk. Tiket masuk sudah dibeli Sakya dua hari lalu, memang sudah niat sekali mengajak dua gadis dari Malang itu bermain ke dunia fantasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...