TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Gue gak punya apa-apa buat dijadiin special buat ultah Wonwoo, tapi, gue update Takdir Cinta dan Langit deh yah😭
Happy bday Mas Wonwoo😘

|||||

"Malik!" panggil Sakya dan Karin saat melihat laki-laki bertubuh tinggi keluar dari pintu kedatangan dalam negeri di bandara Seokarno-Hatta.Laki-laki tinggi itu monoleh, mempercepat langkah menggeret koper dan menjinjing satu tas gendong besar. "Mbak .., kangen." kata Malik manja, memeluk tubuh Karin dengan erat.
"Mbak juga ..." kata Karin, melepas pelukannya dengan Malik. Adiknya itu segera memeluk Sakya, calon bos dikantor yang lusa nanti sudah menjadi rumah untuknya bekerja.
Awalnya, ibu cukup berat melepas Malik ke Jakarta. Karin belum satu bulan pergi meninggalkan rumah dan si bungsu juga menyusul. Ayah memberi izin karena sangat mengetahui Malik ingin bekerja di perusahaan Sakya. Walau perusahaan baru tapi Malik sangat bersemangat. Sebagai orangtua, ayah tidak ingin melarang anak-anaknya untuk meraih impian. Tapi, ayah memberi satu syarat bahwa Malik dilarang tinggal sendirian di Jakarta.
Ayah sendiri yang langsung menghubungi Wisnu, meminta izin agar Malik tinggal bersama mereka. Wisnu tentu tidak menolak, dengan senang hati ia mengizinkan adik iparnya tinggal bersama. Bahkan, Wisnu membeli satu kasur kingsize untuk Malik dan membersihkan kamar yang selama ini tidak pernah di pakai dirumahnya.
"Bang Wisnu mana?" tanya Malik tidak melihat sosok berkacamata ---kakak iparnya.
"Masih dikantor," jawab Karin. "ya udah, ayo pulang kamu pasti capek." ajak Karin.
Sakya mengangguk, membantu Malik membawa kopernya menuju parkiran mobil. Wisnu tidak bisa menjemput Malik, karena Karin tidak mengetahui jalan sekaligus tidak bisa menyetir mobil makanya Wisnu meminta tolong pada Sakya. Kebetulan, laki-laki itu juga tidak terlalu sibuk di kantornya.
"Ayah sama ibu balik dari bandara gimana?" tanya Karin pada Malik sesaat mereka masuk ke mobil.
"Dianterin sama ajudan ayah dulu." jawab Malik. Karin mengangguk mengerti. Sesuai kesepakatan, ayah dan ibu diberi satu careworker untuk menjaga mereka karena jauh dari anak-anaknya. Awalnya, ayah menolak tapi Karin memaksa karena tidak ingin ayah dan ibu sendirian dirumah tanpa ada yang menjaga sepenuhnya.
"Mbak udah masak, kamar kamu juga udah di beresin sama Mas Wisnu. Nanti, selama ---"
"Karin, please .., nanti aja dong ceramahin adek lo. Gue ikut ke sentil kalo lo ngomong soalanya." potong Sakya, soalnya, Karin sering mengomeli Wisnu tapi mereka semua akan kena juga secara tidak langsung. Karin benar-benar cerewet sangat berbeda pada pertemuan awal mereka dulu.
Karin membungkam mulutnya, Malik tersenyum lebar karena Sakya berhasil membuat Karin tidak banyak bicara lagi. Sedangkan, Karin mencoba abai dengan bermain ponsel sekaligus mengabari Wisnu kalau ia sudah menjemput Malik dan sekarang diperjalanan pulang.
Perjalanan yang cukup memakan waktu diisi dengan obrolan Malik dan Sakya yang sudah merancang masa depan perusahaan bersama. Karin kurang mengerti, tapi untuk pemahaman bisnis beberapa kali Karin ikut masuk dalam obrolan. Saat masuk kedalam perumahan Wisnu, Malik mengedipkan mata beberapa kali.
Kakak iparnya itu, kaya sekali ternyata.
Malik tidak pernah berkunjung ke rumah Wisnu, saat resepsi pernikahan hanya diam dirumah orangtua Wisnu dan Malik lebih sering menginap di apartment Arjuna yang bisa melihat kota Jakarta Selatan. Ternyata, Jakarta dilihat saat malam dari gedung tinggi sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...