TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
|||||
"Kamu lama gak?" tanya Nesya saat Karin memakai hijab, sekitar setengah jam lagi ia akan dijemput oleh Wisnu untuk berkumpul bersama teman-teman calon suaminya. Kemarin, tepatnya Jum'at sore Karin juga pergi bersama Wisnu ke rumah orangtua laki-laki itu.
"Kurang tau, Nes." jawab Karin. "kenapa?" tanya Karin.
"Takut, sendirian." kata Nesya dengan lesu, kemarin saja Karin kembali ke hotel jam sembilan malam. Apa lagi sekarang?
Karin memutar badan kearah Nesya, dia jadi merasa tidak enak karena dari kemarin terus meninggalkan Nesya sendirian di hotel.
"Mau ikut aja?" tanya Karin.
Nesya langsung menggeleng, "engga, ah." katanya. Lalu kembali merebahkan tubuh diatas single bed.
"Maaf, ya, Nes ..." sesal Karin.
"Ih, gak apa Karin. Nanti aku cafe hotel deh kalau takut. Have fun, ya." kata Nesya dengan senyum yang lebar.
Karin tersenyum tipis, lalu meraih ponsel saat terdengar nada dering panggilan masuk. Karin mengangkat panggilan yang asalnya dari Wisnu. Cukup kaget, karena Wisnu datang lebih awal. Segera, Karin pamit pada Nesya dan turun ke lobi. Walau baru sekali melihat mobil milik Wisnu, tapi Karin sudah hafal. Karin membuka pintu didepan dan menyapa Wisnu dengan singkat.
"Maaf, bikin nunggu." kata Karin.
"Engga, kok." jawab Wisnu, lalu melajukan mobilnya bergabung dengan kendaraan lain dijalan raya. Suasana mencair berkat lagu-lagu yang diputar oleh Wisnu. Rasanya canggung jika hanya mereka berdua. Wisnu yang bingung harus memulai dari mana dan Karin yang bisu karena menikmati perjalanan. Melihat gedung-gedung tinggi dengan lampu menyala, entah mengapa cukup menarik perhatian gadis berhijab itu.
"Nanti kalau udah pengen pulang, bilang aja ya Rin?" kata Wisnu saat membelokan mobilnya kesalah satu pusat belanja modern. Gedung tinggi yang terlihat penuh itu menjadi tempat pemberhentian mobil hitam metalik saat masuk kedalam basement.
Saat turun dari mobil, Karin menggigit bibir bawahnya. Ini kenapa jajaran mobil mahal semua? Walaupun Karin tidak terlalu paham dengan jenis dan tipe mobil, tapi Karin bisa membedakan mana mobil mahal dan sangat mahal.
"Karin?" panggil Wisnu yang bingung melihat keterdiaman Karin.
Gadis itu tersenyum canggung, lalu menyusul Wisnu dan berjalan berdampingan masuk kedalam mall. Karin kurang suka tempat ramai, terlalu bising dan membuatnya pusing. Baru masuk saja Karin sudah merasa malas apa lagi harus berlama-lama. Mungkin karena ini malam minggu ya, jadi ramai pengunjung.
Peka dengan keadaan Karin, Wisnu memegang lengan baju gadis itu. Tenang saja, hanya kain tipis itu yang berani Wisnu genggam. "kita di tempat private kok, jadi cuma teman-teman aku aja." kata Wisnu.
"Maaf ya, Mas. Aku kurang suka sama tempat ramai." kata Karin.
"Gak apa, aku juga kok. Lebih enak ditempat yang tenang."
Mereka berdua saling melempar senyum, saat Wisnu masuk kesalah satu restaurant mereka berdua langsung diantar keruangan yang sedikit diujung.
"Permisi ..." kata Wisnu diambang pintu, semua yang ada didalam ruangan itu bersorak menyambut kedatangan Wisnu--tepatnya seorang gadis dibelangkangnya.
"Widih, selamat datang Karin!" sapa Juna dengan keras disambut sahutan serupa. Karin yang melihat itu cukup tersentak, ini teman-teman Wisnu berisik banget ya. Yang kalem cuma satu orang, soalnya cuma senyum liatin Wisnu sama Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA - fairbi✔️
FanfictionTAKDIR CINTA Aku kira kau terus bersedia untuk memperjuangkanku, sesiap aku berjuang untukmu. Tapi, aku tersadar kau tidak pernah berjuang untukku yang bukan bagaian dari kebahagianmu. Aku hanya sebuah persinggahan, buktinya kau pergi dengan nyaman...