EPILOG

116 9 2
                                    

Aku benci aroma ini. Aku tidak tahu alasannya. Aku hanya tidak menyukainya.

Saat mataku membuka dan cahaya matahari masuk menembus kisi-kisi jendela, aku mesti melepas kaus kaki yang kukenakan untuk tidur karena hawa dingin semalam.

Aku belum terlambat, tetapi enggan bermalas-malasan di tempat tidur. Setelah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Aku turun dan melihat abangku tengah memanaskan pizza yang sudah beku. Ah, bau ini rupanya. Aku benci bau keju yang dipanggang.

Alih-alih mengisi perut dahulu. Aku memilih keluar rumah lebih awal, dan mencari sarapan dalam perjalanan menuju studio kerjaku.

"Kopi? Teh? Susu? Jus?" begitulah abangku selalu berpura-pura baik setiap pagi dengan menawarkan berbagai macam menu yang sebetulnya tak ia miliki. Karena pada akhirnya, di rumah sewa yang kami tinggali, hanya ada air putih dan mesin pembuat kopi yang selalu kehabisan stok bahan baku.

Aku menyandang tas kanvasku di bahu kiri. Menutup pintu pagar, dan bersiap memulai pagi dengan sepedaku. Ya, bukan hari keberuntunganku. Sebab nahas, ujung ban sepedaku menabrak seorang perempuan muda yang muncul tiba-tiba entah dari mana. Perempuan itu terjerembab. Sling bag yang ia bawa memuntahkan isinya. Buku-buku dan roti bakar yang berserakan.

"Maaf... maaf..." Aku berusaha membantunya untuk berdiri. Lalu memunguti roti-roti bakar yang tak akan bisa dimakan lagi, namun tetap saja kumasukkan ke dalam lunch box.

Dengan perasaan tak enak, aku menjulurkan kotak makan tersebut. Bersiap jika ia akan memarahiku habis-habisan. Meski ternyata tidak. Ia hanya memandangi isi dalam kotak tersebut. Membuatku merasa lebih bersalah lagi. "Maaf ya. Saya enggak lihat tadi," ujarku lagi.

Ia mengangkat wajahnya. Menggeleng dan tersenyum kemudian. "Enggak apa-apa," ujarnya. Membuat mataku menyipit heran. Benarkah tidak apa-apa? Namun ia tak juga menunjukkan barang sedikit kekesalanpun di sana. Ia hanya terdiam, menatap lurus ke arahku.

Di lehernya, menggantung sebuah kalung perak dengan sebuah inisial huruf yang diapit sepasang sayap. Inisial huruf itu adalah K.

"Apa kabar?" tanyanya.

* * *

[ T A M A T ]

Remember Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang