06• Aku tak butuh nasehatmu

182 57 15
                                    

🔸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔸

Naya menghempaskan tubuhnya di atas sofa tatkala sampai di rumahnya, akhirnya, ia bisa istirahat juga setelah beberapa jam berdiri tadi. Meksipun besok hari weekend, tapi tetap saja, Naya tak bisa bersantai atau tidur hingga siang bolong, sebab ia harus bekerja. Pertama di tempat laundry lalu yang kedua di cafe.

”Gue pulang  ...“ Naya menoleh sekilas sebelum akhirnya fokus kembali pada layar ponsel nya.

“Woi Nay, cepet kasih tau gue. Lo ada hubungan apa sama Arkan bos gue? Jangan bilang diem-diem lo Deket ya?” mata Naya membesar, dekat? Sejak kapan? Dalam kamusnya, Naya tak pernah dekat dengan laki-laki selain Axel. Axel saja sudah menyusahkan, apalagi ada yang lain.

“Ngelantur lo? Deket darimananya? Jangan ngaco.” Axel tercengir kuda, benar juga sih. Mana mungkin Naya memiliki hubungan spesial dengan laki-laki yang notabenenya anak baru di kelasnya. Axel saja butuh waktu lama untuk menaklukkan Naya.

“Tapi, gue liat dia pake hoodie yang gue siapin buat lo. Oh iya, dia juga nitipin fried chicken ke gue, katanya ucapan makasih udah pinjemin hoodie.” Naya merotasikan bola matanya kemudian mematikan ponselnya.

“Intinya si idiot itu minjemin payungnya ke gue, alhasil dia basah kuyup. Karena gue gak mau punya hutang budi, akhirnya gue pinjemin hoodie gue biar impas. Sampe sini paham?” Axel mengangguk lalu pergi ke dapur untuk menyantap fried chicken pemberian Arkan.

”Lo pasti gak mau kan? Gapapa Nay, biar gue habisin sendiri.” Naya berdecih sebelum akhirnya kembali memainkan ponselnya.

”Woi, Xel. Lo dapet chat dari Roy?”  laki-laki itu menggeleng cepat sembari menyantap paha ayamnya.

”Gue dapet tawaran buat balapan malem ini, hadiahnya 3 juta sekali balapan. Dan menurut gue itu lumayan, gimana menurut lo?” Axel sontak tersedak ayam di mulutnya, buru-buru ia pergi ke kulkas untuk mengambil air dingin.

Usai minum, Axel menghampiri Naya di ruang tengah. Menjatuhkan bokongnya di sebelah Naya dan menatap lekat perempuan itu. Terakhir kali Naya ikut balapan, dia terjatuh karena motornya di sabotase. Tangan dan kakinya patah akibat kecelakaan tersebut. Juga, di karenakan Naya perempuan sendiri, jadi banyak pembalap lainnya yang tidak suka dan senang melihat Naya kalah dan terluka.

Well, memang begitu kejamnya dunia balap versi Naya.

“Lo lupa? Lo pernah patah tulang gara-gara lo di curangin. balapan kali ini pasti lo satu-satunya perempuan, emangnya lo mau motor lo di sabotase? Mereka pasti gak bakal biarin lo menang.“ yang di katakan Axel ada benarnya. Namun Naya itu keras kepala dan tidak pernah merasa kapok atas kecelakaan yang pernah menimpanya.

“Emangnya malem ini lo gak capek? habis sekolah terus lo kerja. Lo itu bukan robot Nay, lo juga butuh istirahat.“ Axel memberinya nasihat.

”Lo ini, seneng banget nyiksa badan lo ketimbang nyenengin badan lo. Kasian tau, kalo mereka bisa ngomong, pasti mereka pengen pindah badan.” Naya berdecih.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang