07• Dia tak pernah kapok

174 60 16
                                    

🔸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔸

Hari weekend. Dimana semua orang akan menghabiskan waktu liburannya dengan bersenang-senang atau bahkan bermalas-malasan di rumahnya. Tapi hal itu tak berlaku bagi Naya Adena. Dia harus bekerja seharian penuh, untuk menghasilkan uang. Meski melelahkan, tapi apa boleh buat? Ia tak bisa mengandalkan uang kedua orangtuanya terus, lama-kelamaan bisa habis.

Axel belum memberi kabar sejak semalam, apakah dia baik-baik saja? Naya sedikit khawatir.

Lantas ia segera membuka ponselnya dan mengiriminya sebuah pesan.

Naya: Lo gapapa kan?

Laki-laki itu belum membalasnya, mungkin dia numpang tidur di tempat tongkrongannya? Bisa jadi sih.

"Selamat datang di Amazing loundry--" wajah Naya berubah menjadi datar tatkala di datangi pelanggan yang wajahnya sangat membosankan.

"Lo lagi, lo ini stalker?" laki-laki itu menggeleng cepat, dia kemudian menyerahkan paper bag berisi pakaian kotornya.

"Kira-kira pelayanannya bisa di percepat gak ya, Mba? Soalnya ini spesial banget. Punya temen baru saya. Saya bakal bayar 2 kali lipat.”  laki-laki itu menggoda Naya, membuat perempuan itu geram dan ingin mencakar wajah si laki-laki.

”Maaf mas, di sini gak ada jasa laundry kilat. Kalau mau, besok sore di ambil.” meksip kesal, Naya tetap profesional sebagai kasir di sana. Dia tetap melayani laki-laki tersebut meskipun menahan jengkel.

”Yaudah kalo gitu, ini mba.” laki-laki itu meletakkan paper bag nya di atas meja.

"Apa ini?" Naya terkejut saat mendapati kotak bekal dan sekotak susu di dalamnya.

”Terserah mau di makan apa enggak, tapi maksud gue baik. Axel bilang Lo punya mag——” dengan cepat Naya memotong ucapannya.

”Seberapa jauh Lo tau tentang gue?” laki-laki itu tertegun.

”Lo tau gak sih kelakuan lo ini murahan banget? Menghalalkan segala cara biar gue mau jadi temen lo. Lo pikir lo siapa? Anak presiden? Anak menteri?” Naya sudah tidak kuat menahan emosinya. Perempuan itu kemudian mengambil paper bag di atas meja dan membuangnya ke tempat sampah.

”Gue harap, Lo ngerti setelah ini. Gue, gak butuh belas kasihan Lo sama sekali Arkan Haidar!” Naya pergi ke belakang, meninggalkannya di meja kasir sendiri.

Hampir aja, Arkan hampir kena serangan jantung karena Naya.

Ternyata Naya kalau sedang marah itu seram juga, kayak naga yang mau nyembur api. Untung aja, mental Arkan ini kuat dan anti lepek. Jadi dia tak merasa sakit hati atau kapok untuk dekat-dekat dengan Naya. Nyatanya, Arkan pernah memiliki kehidupan yang lebih buruk dari Naya. Jadi, ia bisa memahami apa yang sedang Naya rasakan.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang