19• Fakta mengejutkan

101 33 23
                                    

Setibanya di cafe, Naya yang sudah tak mampu membendung emosinya lebih lama akhirnya meluapkan semuanya pada Elang.

Bugh!

Laki-laki itu langsung tersungkur ke lantai usai mendapat pukulan cukup keras di wajahnya. Bahkan Naya tak peduli jika ia menjadi pusat perhatian saat ini, yang ada di kepalanya adalah bagaimana caranya ia membuat perhitungan.

"Bajingan!" maki Naya, perempuan itu kemudian menggeledah seluruh saku pakaiannya untuk mengambil ponselnya. Tidak, pokoknya Naya tak akan membiarkan Elang menyebarkan video tersebut. Naya harus bergerak lebih dulu.

"Gue gak bakal tinggal diam setelah apa yang lo perbuat, gue bakal hajar lo kalo sampe lo berani ngelakuin ini lagi!” Naya lantas pergi meninggalkan cafe usai merampas ponsel milik Elang.

Pokoknya Naya harus segera menghapus dan menghancurkan ponsel Elang agar video tersebut tidak tersebar dan di salah gunakan.

Masa bodoh dengan Elang yang terluka di dalam, intinya sekarang, Naya harus segera pulang untuk menyelesaikan semua ini.

Saat Naya ingin menumpaki motornya, tiba-tiba sebuah tangan menariknya dengan cukup kencang.

"Sebenernya ada apa sih, Nay? Kenapa kalian berantem di dalem? Apa Elang macem-macem sama lo?" Naya mendengus kasar tatkala melihat sosok laki-laki itu.

"Lepas."

"Apa yang Elang lakuin sampe lo semarah--"

"GUE BILANG LEPAS!" Naya spontan mendorong Arkan hingga laki-laki itu nyaris terjatuh.

Persetanan dengan keadaannya baik atau tidak, yang terpenting Naya harus menghancurkan bukti secepatnya. Elang mungkin akan begerak cepat setelah ini, dan Naya tak akan tinggal diam.

Naya akhirnya segera pergi meninggalkan Arkan sendiri.

🔸🔸🔸

Setibanya di rumah, tanpa basa-basi Naya segera membuka ponsel Elang. Perempuan itu bahkan tidak turun dari motor atau sekedar melepas helmnya.

Naya tidak mau ambil resiko lebih banyak lagi, di dalam sudah jelas kamera pengawas dipasang tersembunyi tanpa sepengetahuannya. Untuk itu, lebih aman jika Naya di luar dan segera menonton semuanya agar ia tahu, dimana saja letak kamera tersembunyi itu.

Saat membuka galeri, Naya terkejut bukan main. Rahangnya mengeras dan hatinya mencelos, rasanya benar-benar memalukan sekali saat ia melihat tubuhnya terekspos begitu saja di ponsel orang lain.

Kurang ajar! Elang BRENGSEK!

Rasanya Naya ingin menggila di hadapannya, perempuan itu benar-benar murka, bahkan jika perlu, ia akan menikam Elang tanpa rasa takut. Naya tak takut dengan hukumannya setelah dinyatakan menjadi pembunuh, tapi yang ia takutkan adalah saat video itu tersebar dan menjadi tontonan orang banyak. Di saat itulah Naya merasa tak ingin hidup lagi, hidupnya sudah berakhir.

Tak hanya video dirinya, akan tetapi ada video mencengangkan yang membuat Naya tak habis pikir.

Naya mendapati beberapa video kekerasan, termasuk video pengeroyokan Roy beberapa bulan yang lalu. Dan parahnya, dari semua video kekerasan yang Naya lihat, ia mendengar suara tawa bahagia saat korban tersebut meringis kesakitan. Dan suara siapa lagi kalau bukan Elang?

Dasar laki-laki gila!

Sudah Naya duga. Elang itu memang pesakitan yang sudah melewati batas. Dia bahkan tidak merasa bersalah telah mengabadikan kekerasan yang dilakukan dirinya dan juga teman-temannya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang