"Astaga, aku yoongi! Tetangga mu. Kau ingat?"
pertanyaan yang tiba-tiba itu mendadak merubah suasana menjadi canggung begitu saja. Taehyung kini sudah berhenti dengan pergerakannya, senyumnya terlihat begitu canggung, nafasnya bahkan tertahan. Sedangkan seokjin, dia masih diam tak bergeming memandangi taehyung.
"Ayolah, kau lupa aku? Kita dulu bahkan pernah mai-"
"Jika ingin bergabung silahkan duduk saja terlebih dahulu. Dan maaf, sepertinya kau salah orang. Seingat ku, aku dan keluarga ku tinggal di perkampungan yang tak memiliki tetangga." Putus taehyung setelah bergeming cukup lama. Dia berbicara dengan santai dan penuh dengan kewibawaan, tentu saja dapat membuat seokjin sedikit melega di buatnya.
Berbeda dari sebelum nya. Kini yoongi lah yang dibuat mematung. Terpaku tak percaya dengan jawaban yang di berikan oleh taehyung, karena sepertinya bukan itu lah jawaban yang ia inginkan.
"Ck, owhhh mungkin kah kau mengalami amnesia? Apa kau kehila-"
"Ya! Cepatlah duduk. Waktu makan siang sangat lah sebentar. Makanan kantin sekolah ini semakin tidak enak jika dingin. Ayo cepat kita harus segera makan." Putus seokjin sambil menarik lengan yoongi untuk segera duduk di samping nya itu.
Kini yoongi sudah terduduk begitu saja di samping seokjin, menghadap ke arah taehyung. Dirinya kini terdiam, memandang tajam taehyung seolah mencoba untuk mengenali wajah pria yang berada di hadapannya itu. Sedangkan taehyung, dengan penuh keberatannya kini menerima potongan telur rebus yang diberikan seokjin kepadanya.
"Yak hyung! Aku tidak mau!" Protes taehyung sambil berusaha untuk memberikan kembali telur yang di berikan seokjin
"Makan! Atau tidak ada makan malam!" Omel seokjin sambil melotot mengancam taehyung yang merengek itu.
"Tidak dengan kuning nya" protes taehyung lagi sambil berusaha memisahkan putih telur dan kuning telur. Sedangkan seokjin tanpa berbasa-basi dengan segera mengambil kuning telur yang taehyung pisahkan itu, dan memasukannya kedalam mulut taehyung yang terbuka. Membuat taehyung reflek langsung mengunyah, dan memelotot terkejut setelah menyadarinya.
"Yak! Hyung! Aish...." protes taehyung terhadap seokjin sambil berlagak seolah ingin menonjok seokjin namun ditahan oleh dirinya sendiri.
Seokjin yang melihat itu kini dibuat terpingkal kesenangan, dia dengan tak berdosannya malah menyuapkan makanannya kedalam mulutnya. Dirinya begitu senang, karena Telur rebus sekolah yang tidak enak itu akhirnya tidak terbuang sia-sia.
"Hyung?" Tanya seseorang yang sedari tadi memperhatikan keduanya itu berhasil mencuri perhatian.
"Kalian saudara?" Tanya Yoongi ragu menatap taehyung dan seokjin bergantian. Tak ada jawaban sesaat, taehyung hanya diam memandang seokjin, sedangkan seokjin seolah berfikir untuk menjawab.
"Kam-"
"Yap kami saudara. Begitulah, dia teman sekaligus adik sepupuku tapi sedari dulu selalu menempel padaku. Merepotkan bukan?" Putus seokjin sebelum taehyung angkat bicara itu sesaat dapat membuat taehyung kagum mendengarnya.
Yoongi yang mendengar jawaban seokjin semakin mengkerutkan alis nya. Dirinya seolah tak terima mendengar jawaban dari seokjin itu. Seperti jawaban seokjin bukanlah ekspetasinya saat ini.
"berarti benar, kau bukan dia." Ujar yoongi pada taehyung sambil tersenyum itu hanya di hadiahi lirikan ketidak pedulian taehyung.
"Siapa?" Tanya seokjin berbasa-basi.
"Taetae. Dia tetangga ku. Keluargaku selalu memberikan perhatian untuk keluarganya, tapi sepertinya selalu di abaikan. Terakhir kali keluarganya mengalami kejadian buruk, ayah nya meninggal terbunuh. Rumor mengatakan noona tae yang membunuh paman kim. Tapi ada juga rumor yang mengatakan, kalau taetae lah yang membunuh paman kim itu sendiri. Dan setelah kabar itu menyebar sampai ke sekolah, keberadaan tae menghilang begitu saja, tak adalagi kabar darinya maupun noona nya. Dan nama mu, wajahmu.... sangatlah familiar dengannya." Ujar yoongi menjelaskan panjang lebar itu sambil melirik hati-hati kearah taehyung yang masih terdiam fokus pada makanan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OTHER SIDE | inspired By Army_bangtanbighit
Fanfictionbagi Kim seokjin Hidup nya sudah sangat berantakan, orang tua nya tak pernah peduli padanya hanya sibuk bekerja dan mengurus segala pemberontakannya dengan uang. Seokjin benci itu, karena hasil didikan orang tua nya tersebut, akhirnya seokjin bisa m...