Bab 1 | TOS

1.1K 124 18
                                    



"Baik bu akan ku pastikan itu semua."

.....

"Ahhh tidak perlu repot-repot begitu. Itu sudah tanggung jawab ku."

......

"Tidak perlu repot-repot itu sudah tanggung jawab ku." Gumam  seorang pria remaja mengulangi apa yang baru saja di ucapkan oleh pria dewasa di hadapannya itu.

Pria remaja itu berdecak jengah, tangan nya ia mainkan untuk mengetuk-ngetuk meja Dihadapannya, sedangkan matanya beredar mengelilingi ruangan yang sedang di isi oleh dirinya dan pria setengah dewasa itu. Dari balik jendela terdapat nama ruangan tersebut ia dapat membaca tulisan tersebut  yang bertuliskan 'ruangan konseling'.

Semakin jengah lah pria remaja itu setelah membaca ulang nama ruangan yang menempel pada jendela ruangan itu. Ini entah sudah yang ke berapa kali nya dia masuk kedalam ruang konseling. Seperti yang sebelum sebelumnya, lagi-lagi dia di panggil ke ruang konseling atas laporan kekerasan yang ia lakukan kepada siswa lainnya yang bernama yesung.

"Nde...." ucap pria dewasa di hadapan seokjin itu terdengar begitu ramah.

Pria dewasa itu lalu menutup panggilannya. Dia memasukan ponselnya kedalam saku dan memilih untuk kembali fokus kepada pria remaja di hadapannya ini. Nafas berat terdengar dari pria dewasa itu kala dirinya mendapatkan sosok pria remaja yang sedang menatap nya malas. Lagi dan lagi dirinya harus menangani anak ini.

"Seokjin-ah. Kal-"

"Kali ini aku memaafkan mu, lain kali jangan di ulangi lagi ya.." ujar seokjin memotong perkataan pria dewasa di hadapannya itu dengan nada yang terdengar begitu ramah namun juga mengejek mengikuti cara bicara pria dewasa itu kepada seseorang di balik ponsel nya.

"Ya! Ssaem, berapakali kau harus mengatakan itu padaku? Apa kau tidak lelah Hah? Menerima suap dari ibu ku hanya untuk mengurus anak nakal seperti ku ini?" Ucap seokjin dengan intonasi datar dan menusuk itu mampu membuat pria dewasa di hadapannya alias kepala sekolahnya bungkam di buat nya.

"Bukan begitu seokjin-ah. Tadi ibu mu sudah menjelaskan bagaimana kejadian yang sebenarnya, dia bilang kau saat itu tidak sengaja memukul yesung karena yesung mengganggu mu terlebih dahulu, Jad-"

"Ck, aku bahkan tidak berbicara dengan ibu ku sejak minggu lalu. Dia tau dari mana yang sebenarnya." Gumam seokjin yang dapat di dengar jelas oleh gurunya. Kepala sekolah yang berada di hadapan seokjin itu pun terlihat menahan amarahnya, walaupun begitu ia tetap mempertahankan senyum nya sambil menatap lembut seokjin.

"Seokjin, dengarkan aku. Untuk kali ini saja to-"

"Kenapa? Kau keberatan untuk minta maaf kepada orang tua yesung? Kau sudah tidak butuh uang orang tua ku lagi ya? Kau mau di pecat?" Potong seokjin lagi-lagi dengan kalimat tajam dan menohok nya itu membuat senyum di wajah kepala sekolah itu pun menghilang seketika tergantikan dengan tatapan tajam kepada seokjin.

"Eits lihat lah orang tua ini, kau marah padaku?" Tanya seokjin meledek sambil memasang wajah senga nya. Mendengar ucapan seokjin itu, seketika sang kepala sekolah pun langsung merubah ekspresi wajah nya, ia lantas tersenyum dan mencoba meraih tangan seokjin yang berada di atas meja. Namun baru saja dia akan menyentuh nya, seokjin sudah menarik tanganya dan berdiri dari duduk nya.

"Masalah ku sudah bereskan? Kalau begitu aku pergi dulu."  Ucap seokjin begitu saja sambil melangkah menjauhi pria dewasa  tersebut. Sambil melangkah dia bahkan masih tak henti-henti nya bergumam untuk meledek kepala sekolah tersebut.

"Kepala sekolah apa nya, sama duit saja langsung tunduk." Dengus seokjin terdengar jelas oleh pria dewasa itu sebelum akhirnya seokjin benar-benar keluar dari ruangan konseling tersebut.

THE OTHER SIDE | inspired By Army_bangtanbighitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang