Bab 2 | TOS

707 105 8
                                    

Hari berganti malam. Kim seokjin kini sedang menikmati makan malam nya seorang diri. Dia memainkan ponsel nya sambil sesekali menyuapkan sesendok makan hidangan yang ada di hadapannya ke dalam mulut nya. Seperti biasa, seokjin selalu menikmati makan malam seorang diri. Begitu pula dengan sarapan, dia juga akan sarapan seorang diri.

Lalu bagaimana orang tuanya? Tentu saja mereka sudah berangkat terlebih dahulu sebelum seokjin bangun, atau pulang setelah seokjin tidur atau saat makan malam nya seokjin sudah usai.

Lalu Bagaimana dengan seokjin? Apa dia baik-baik saja? Seokjin, dirinya itu hanya terbiasa. Bukan baik-baik saja.

Plak

Brak

Seokjin tersungkur ke lantai begitu saja, ponsel nya terlempar entah kemana, sendok makan yang baru saja akan ia suapkan kemulutnya pun ikut terjatuh bersamaan dengan tubuhnya. Hal itu terjadi begitu saja, secara tiba-tiba tanpa ada ancang-ancang.

"Mau sampai kapan kau seperti ini! Kau mau menghabiskan uang eomma dan Appa untuk menyogok kepala sekolah mu terus Hah?!" Bentak ibu seokjin yang baru saja tiba, masih lengkap dengan pakian kantor nya.

Seokjin yang tadi nya tersungkur pun seketika kembali bangkit. Dia merapihkan baju nya dan malah acuh dengan perkataan ibu nya. Seokjin kini malah bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Seokjin! Jawab eomma!" Teriak ibu nya terlihat frustasi menghadapi seokjin di hadapannya.

Mendengar teriakan ibu nya, seokjin lalu mendongkak, dia mengangkat sebelah alisnya memasang wajah bertanya-tanya kepada ibunya.

"Eomma berbicara padaku?" Tanya seokjin tidak terlihat gentar itu semakin membuat amarah ibu nya meningkat.

Sedetik kemudian, wanita paruh baya itu langsung berlari ke arah seokjin, sekuat tenaga ia memukuli seokjin yang hanya diam tak menghindar atau melindungi dirinya sendiri.

"Sampai kapan kau akan seperti ini Hah?! Aku sudah lelah banting tulang mengumpulkan uang untuk mu tapi malah seperti Ini balasan mu. Aku harus bilang apalagi kepada ayahmu nanti tentang hal ini Hah?!!!!" Pekik eommanya di selang kegiatannya memukuli seokjin.

Dari arah dapur, terlihat seorang wanita paruh baya lainnya yang mengintip khawatir ke arah seokjin yang hanya diam di pukuli eommanya. Wanita itu adalah pembantu seokjin, yang selama ini menjaga dan merawat seokjin.

"Kau berfikir tidak tentang itu semua!! Memang kau bisa cari uang mu sendiri Hah?! Memang Ny-" ucap ibu seokjin terhenti kala tangannya di genggam erat oleh seokjin. Seokjin lalu berbalik, menatap ibu nya yang lebih pendek dari nya itu dengan tatapan nyalang.

"Sedari awal aku sudah bilang pada kalian. Kalau aku tidak butuh uang kalian! Aku hanya butuh perhatian kalian." Ucap seokjin penuh penekanan itu membuat sang ibu kembali marah.

"Anak i-"

"Berapa banyak lagi uang yang akan kalian kumpulkan? Ini semua bahkan lebih dari cukup! Apa yang kalian dambakan? Apa yang kalian cita-cita kan?! Menjadi orang terkaya se Korea?" Teriak seokjin frustasi karena sudah lelah menjelaskan apa yang ia ingin kan sebenarnya.

"Aku hanya ingin perhatian dari kalian. Perhatian tulus dari kalian, bukan uang kalian." Lanjut seokjin meneteskan air matanya membuat sang ibu diam tak berkutik.

"Kenapa kalian membiarkan Ku lahir jika kalian tidak menginginkan ku." Ucap terakhir seokjin sebelum akhirnya menghempaskan kasar tangan ibunya dan berlari pergi menuju kamarnya di lantai atas.

🍃🍃🍃🍃

Keadaan sekolah kini sedang ramai, kebetulan sekali hari ini jam pelajaran di tiadakan hingga pulang sekolah setelah jam makan siang berlangsung. Dari pengumuman yang di katakan, hari ini sedang di adakan rapat guru dan orang tua siswa di sekolah. Oleh karena saat ini para siswa dan siswi terlihat begitu bebas berlalu lalang di area sekolah tanpa khawatir akan di marahi oleh guru. Dari situasi yang di lihat, seperti nya para siswa dan siswi sedang menikmati waktu mereka dengan sangat baik.

THE OTHER SIDE | inspired By Army_bangtanbighitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang