Menjelang petang, keadaan rumah yang asri itu malah terlihat kacau. Salah satu kamar terkunci rapat, di depan pintu berdiri seorang remaja dan sang ibu yang mendampingi nya.
Raungan, teriakan, dan suara benda yang terbanting pun terdengar dari balik pintu kamar yang terkunci itu. Membuat Jimin menatap ke arah sang ibu nya sendu. Sang ibu kini mengusap pundak putranya memberikan ketenangan, dan dengan segera bergerak untuk mengetuk pintu kamar itu.
"Yerim-ah... nakk, ayo keluar ibu mau bicara." Ujar wanita itu dengan lembut dan penuh pengertian itu mencoba untuk membujuk Yerim yang mengurung dirinya di kamar selama berhari-hari.
"Tidak!!!! Aku tidak mengenal nya!! Aku tidak mengenall nya!!!" Teriak seorang gadis yang meraung raung itu, terus mengulangi perkataan yang sama beberapa hari terkahir ini. Mendengar itu kesabaran jimin sudah habis. Dia sudah tidak bisa hanya diam saja melihat sang kakak yang menjerit ketakutan di dalam kamarnya.
"Noona, keluarlah. Aaku berjanji. Aku akan membawa pria bernama kim taehyung itu kedalam penjara agar kau tidak perlu ketakutan lagi." Teriak jimin berteriak itu membuat sang ibu sedikit tersentak di buatnya.
"TIDAK! JANGAN BERANI-BERANI!" Timpal yerim dari balik pintu itu membuat jimin dan ibu nya kini tersentak bersama.
"Tidak apa noona, Semua akan baik-baik saja. Aku akan pastikan Pria itu di jebloskan kedalam penjar-"
Belum sempat perkataan jimin usai, pintu kamar itu tiba-tiba saja terbuka. Memunculkan sosok Yerim yang terlihat murka dan kacau. Dia menatap tajam jimin. Dan dengan segera pula, dia mencekik jimin, membuat Pria itu tersungkur dilantai. Sang ibu yang melihat itu menjerit panik. Sedangkan jimin mencoba menahan tangan yerim memberontak.
"Noona!" Panggil jimin mencoba menyadarkan yerim.
"JANGAN BERANI-BERANI KAU MENYENTUH NYA!!! JANGAN BERANI-BERANI! TIDAK BOLEH! TIDAK BOLEH ADA YANG MENYAKITI ADIK KU! TIDAK BOLEH ADA YANG TAU! TIDAK! JANGAN PENJARA!TIDAK BOLEH!!!!!! TIDAK BOLEH!!!!!" Pekik Yerim begitu kacau bercampur murka sambil terus berusaha untuk mencekik jimin. Sedangkan jimin dengan tenaga nya yang lebih besar kini berhasil menarik sang noona untuk di dekap nya. Membuat nya tak bisa bergerak karena terkurung pelukan oleh nya.
"Eomma! Eomma! Bantu aku." Teriak jimin kepada ibu nya yang masih terpaku itu membuat sang ibu dengan segera berlari menuju kamarnya.
Kini jimin masih menahan pergerakan yerim yang sangat kacau. Wanita itu kini berteriak tak karuan, mengatakan 'jangan sentuh adik ku! Tidak boleha da yang tau! Jangan boleh penjara'. Dan begitulah terus kata-kata itu terulang. Membuat jimin semakin keheranan.
"Noona! Ini aku jimin! Adik mu! Sadarlah." Ujar jimin berteriak pada sang kakak yang masih meraung tak jelas.
"TIDAK! TIDAK ADA YANG BOLEH TAU ADIK KU! TIDAK BOLEH!" Timpal yerim kembali memekik dan mencekram baju jimin erat. Semakin membuat jimin kewalahan menahannya.
Tak lama, sang ibu datang. Dengan segera dia berjongkok di samping jimin dan yerim, melepaskan penutup pada jarum suntik yang berada di tangannya.
"Jimin, tangan pergerakan tangannya." Ujar ibu jimin memerintah membuat jimin mengangguk paham dan semakin mengeratkan pelukannya.
Detik berikut nya, jarung suntik pun berhasil tertanjam pada yerim. Hanya hitungan detik, tubuh yerim pun mulai melemas. Napas gadis itu berangsur tenang, raungan nya berganti menjadi gumaman. Jimin yang kewalahan akhirnya bisa bernafas, dengan di bantu sang ibu, jimin pun bangkit dan langsung menggendong sang kakak untuk di bawa menuju kamar nya.
"Eomma apa yang sebenarnya terjadi? Dia bisa berbicara eomma!" Ujar jimin kebingungan sendiri sambil menaruh kakak nya itu di atas kasur dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OTHER SIDE | inspired By Army_bangtanbighit
Fanfictionbagi Kim seokjin Hidup nya sudah sangat berantakan, orang tua nya tak pernah peduli padanya hanya sibuk bekerja dan mengurus segala pemberontakannya dengan uang. Seokjin benci itu, karena hasil didikan orang tua nya tersebut, akhirnya seokjin bisa m...