Act 4 - Ketidakberdayaan

842 89 0
                                    

Gu Wei Yi membawa Gu Xie Xiang bersama prajurit lain ke aula istana. Dengan malas-malasan, Gu Xie Xiang berjalan ke dalam aula. Walau terlihat santai, tetap saja dalam hatinya merasa gugup.

Sepanjang jalan dia berdoa agar tidak bejibun masalah dan dihukum keras seperti di film-film. Zaman ini sangat keras. Meskipun ia terbiasa menghadapi orang keras, tetap saja selalu merasa tidak nyaman.

Langkah demi langkah, Gu Xie Xiang memasuki aula utama dan berhenti ketika Gu Wei Yi berhenti di depan singgasana raja. Mereka membungkuk hormat sebelum akhirnya Gu Wei Yi buka mulut.

"Yang mulia, Putri Pertama melakukan pelanggaran dengan menyelinap keluar istana tanpa izin. Mohon ketegasan Yang mulia," ucap Gu Wei Yi. Tatapannya terarah pada gadis di belakangnya. "Merendahkan diri ke tempat terpencil tanpa pengawasan, sama saja menjatuhkan harga diri keluarga kekaisaran."

"Apa menyamar menjadi rakyat biasa termasuk menjatuhkan harga diri?" Gu Xie Xiang  menyangkal. Kaisar sangat kolot, mementingkan reputasi tinggi dan kekuasaan. Sangat mudah memprovokasinya untuk memberi hukuman pada seseorang.

"Sebagai seorang putri, seharusnya kau menjaga semua aturan kekaisaran dan tidak bertindak sembarangan. Entah berapa banyak orang yang menginginkan nyawa keluarga kekaisaran. Jika terjadi hal buruk, apa Putri akan menanggung semua tanggungjawab?"

Menggunakan aturan kekaisaran untuk menggertak, Gu Xie Xiang tidak bisa diam saja. Ia baru saja akan melawan dengan kata-kata ketika sang Kaisar menghentikan perdebatan dua saudara tiri itu.

"Cukup! Jangan membuat keributan. Putri Pertama melakukan kesalahan dan membuat kecemasan di lingkungan istana, sudah seharusnya aku menghukum dengan hukuman yang sesuai. Pangeran Kedua telah berkontribusi mengingatkan, namun tidak seharusnya memicu perdebatan di depan kaisar ini. Kalian kembalilah."

"Ayah—" Gu Xie Xiang ingin protes, namun sang Kaisar langsung menatapnya tajam disertai selaan.

"Putri Pertama, kamu telah menyebabkan keributan tidak perlu dan akan mengurung diri di paviliun. Sebelum tiga bulan, tidak diperbolehkan keluar. Guru tatakrama akan mengajari apa yang harus dilakukan selama itu."

Gu Xie Xiang cemberut. Gu Wei Yi terlihat puas dengan wajah tenangnya yang menyebalkan. Pria itu pergi setelah sang Kaisar mempersilahkannya, sedangkan Gu Xie Xiang menetap.

Gu Xie Xiang melihat ke arah sang kaisar dengan perasaan campur aduk. "Itu ... A Xiang minta maaf, tidak seharusnya membuat keributan seperti ini."

Pandangan tegas Kaisar Gu terlihat memudar. Ia menatap putrinya dengan hangat, lalu menghela napas. Agak tidak terbiasa melihat putri satu itu merasa bersalah dan mengakui kesalahan.

"Sudahlah, kamu kembali untuk beristirahat. Besok guru tatakrama akan datang mengajarkanmu."

Gu Xie Xiang merasa dunia eksplorasinya runtuh seketika. "Tentang guru tatakrama ... apa tidak bisa dihilangkan?" Setahunya, guru tatakrama di zaman kuno sangat buruk, lebih buruk dari guru matematika.

"Sebagai putri, ada banyak aturan yang harus dijalani. Janda permaisuri tidak bisa mengajarimu, maka aku mengirim guru lain. Sebelumnya kamu telah melewatkan kelas tatakrama berulang kali. Kali ini, tidak boleh lalai."

Gu Xie Xiang semakin cemberut. "Ayah ...." Ia memelas. Mungkin cara ini akan ampuh. Yah, meski pada akhirnya ia bukanlah anak yang disayangi.

Tiba-tiba Gu Xie Xiang teringat sesuatu. "Bagaimana jika masuk Akademi Bayangan Bulan seperti para pangeran? Putri ini berjanji akan belajar dengan baik dan tidak membuat masalah." Gu Xie Xiang mencari alternatif. Ia hanya ingin menghindari kelas tatakrama istana.

"Tidak."

"Pergi ke akademi lebih lama waktunya dibanding kelas tatakrama. A Xiang bisa belajar dari awal dan menjadi putri yang baik. Ada banyak ahli di Akademi Bayangan Bulan, A Xiang tidak akan bisa bertindak bodoh dan fokus belajar."

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang