Act 66 - Vodka

171 24 0
                                    

Sudah lama Xie Xiang berdiri di depan istana menunggu sesuatu yang dia nantikan. Disebelahnya terdapat Zhi Ruo yang katanya bosan di dalam alam roh dan memutuskan untuk menemani Xie Xiang yang kesepian.

Berdasarkan rencana sebelumnya, Xie Xiang berniat mencari perhatian pada Selir Ma. Meski Selir Ma mulai mewaspadainya karena kedekatannya dengan dua Jendral kepercayaan Chen Jun, Xie Xiang pikir tidak ada salahnya memancing Selir Ma sekalian.

"Kapan dia akan datang?" Xie Xiang mondar-mandir tidak jelas menunggu kabar dari pelayan di kediamannya yang diperintahkan untuk membuat Selir Ma mengundang Xie Xiang langsung agar tidak terlalu membuat waspada.

"Kenapa tidak suruh aku saja? Aku bisa membuatnya langsung bertekuk lutut."

"Itu kejahatan," sangkal Xie Xiang. "Aku malas menggunakan kekerasan, lebih baik menggunakan cara baik-baik agar lebih terasa efeknya."

Zhi Ruo berdecak sebal. "Apa gunanya memiliki kekuatan tinggi tapi tidak dipakai."

"Aku sudah menggunakan cara itu sebelumnya, alhasil membuat celah pada hubungan Er Ge dan Jiang Na'er." Xie Xiang menyahuti dengan santai.

Zhi Ruo memutar bola mata. "Seharusnya kau pikirkan kedamaian hidupmu sendiri, bukan orang lain."

"Apa bedanya?" Xie Xiang mendengus kesal. Zhi Ruo bukannya menemani dengan benar malah membuat Xie Xiang serba salah.

Derap langkah kaki terdengar dari arah istana. Pelayan yang sejak tadi ditunggu Xie Xiang telah kembali dan kini berhenti di hadapan Xie Xiang dengan kepala tertunduk dan memberi salam. Setelah itu, dia mulai memberi kabar. "Tuan Putri, Selir Ma ingin bertemu dengan Putri."

Senyum merekah di bibir Xie Xiang lebar-lebar. Berbeda dengan Zhi Ruo yang mulutnya komat-kamit mencibir Xie Xiang diam-diam.

"Aku sudah tahu, kamu boleh pergi. Terima kasih bantuannya."

"Saya pamit undur diri." Pelayan itu pergi setelah membungkuk menyisakan Xie Xiang dengan Zhi Ruo.

"Mari interogasi tersangka!" Xie Xiang berucap dengan semangat dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Zhi Ruo.

Ingin sekali Zhi Ruo menyemburkan api sekarang juga pada gadis itu. Dia kesal tidak digunakan lagi untuk bertarung. Darah di sekitar rumahnya bagaikan air yang menyegarkan baginya. Xie Xiang malah memilih jadi detektif yang bertindak perlahan-lahan. Itu membuat Zhi Ruo geram.

"Jangan menatapku seperti itu." Xie Xiang memperingati Zhi Ruo di belakangnya tanpa menoleh. Tatapannya tetap terarah pada kediaman Selir Ma dan menghembuskan napas panjang untuk menenangkan hati dan pikiran.

"Kau akan gunakan apa untuk membuatnya mengatakan segalanya?" Zhi Ruo bertanya.

Xie Xiang tersenyum miring. "Lihat saja nanti." Dia melanjutkan langkah ke arah kediaman yang cukup besar itu.

Memasuki kediaman Selir Ma, sudah disuguhkan oleh seorang wanita sepantaran Permaisuri Bai tengah duduk menunggu kedatangan tamu istimewanya. Ini kali pertama mereka berdua bertemu secara langsung.

"Telah merepotkan Selir Ma," kata Xie Xiang sedikit menunduk untuk memberinya salam. Dia mengatakan itu karena telah melihat teh yang tersusun rapi di meja. Apalagi teh itu di susun sendiri oleh Sang Selir.

"Tak apa, aku sudah terbiasa melakukannya," sahut Selir Ma. "Putri tidak perlu sungkan."

Xie Xiang hanya tersenyum dan duduk di kursi yang tersedia. Zhi Ruo berdiri di sisinya seperti pelayan pribadi. Salah seorang pelayan Selir Ma menuangkan teh kedalam dua cawan giok tersebut setelah mendapat isyarat dari Selir Ma.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang