Act 54 - Perjanjian Dengan Kaisar

209 33 0
                                    

Setelah perpisahan singkat bersama Xie Xiang di penginapan, Chen Jun dan Huan Ran kembali ke istana untuk melaksanakan titah permaisuri Bai.

Setiba di istana, Chen Jun langsung bertemu dengan Bao Jia yang sudah menunggunya di gerbang. Bao Jia turun dari kuda dan menghampiri Chen Jun kemudian memberi salam hormat padanya dan membisikkan sesuatu.

Chen Jun menganggukkan kepalanya sekali dan berjalan ke arah ruangan Permaisuri. Didampingi oleh Bao Jia, sedangkan Huan Ran sudah pergi ke tempat lain karena Permaisuri tidak menyukainya, mereka berjalan ke arah ruangan Permaisuri.

Memasuki ruangan Permaisuri yang didominasi oleh aroma jeruk. Pandangan Chen Jun teralih pada Permaisuri yang tengah duduk sambil menuangkan teh di mejanya dengan anggun.

"Kau sudah kembali." Suara Permaisuri menggema.

Chen Jun menghampirinya dengan cemas dan berlutut di sebelah Permaisuri yang tampak tenang. "Ibunda, kau baik baik saja?"

"Duduklah disana, tidak ada yang perlu dicemaskan." Permaisuri memberi perintah.

Chen Jun menurutinya dan duduk di kursi depan Permaisuri. Melihat wajah Permaisuri tampak pucat, membuatnya semakin khawatir, namun Permaisuri tampak sangat tenang.

"Apa yang terjadi denganmu?" Chen Jun bertanya lagi.

Permaisuri menghela napas panjang. "Selama ini, aku pikir kau selalu menjadi anak yang terus melawanku."

Chen Jun terdiam sejenak. "Aku tidak mengerti. Mohon ibunda jelaskan."

Permaisuri menatap Chen Jun dengan serius dan penuh tuntutan. "Kenapa kau menolak mengambil tahtamu?"

Chen Jun terdiam. Dia tidak tahu kenapa Permaisuri mengatakan hal yang sama seperti tahun lalu. "Aku sudah memberi alasan."

"Dan membiarkan kekaisaran dihancurkan?" Permaisuri mendengus. "Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranmu. Kau ingin terus menghindari De Lun? Selama kau diluar istana, kau tahu apa yang anak durhaka itu lakukan?"

Chen Jun tidak tahu apa yang dilakukan De Lun selama ini. Tidak ada kabar mengenainya beberapa hari ini seakan anak itu sudah hilang ditelan bumi. Bahkan Chen Jun tidak bertemu dengannya.

Permaisuri Bai menghela napas panjang dan memasang ekspresi sedih. "Anak itu membuatku kehilangan kesabaran. Bukankah sudah kubilang? Posisi putra mahkota hanya cocok untukmu. Kenapa kau tidak menerimanya? Bertahun tahun aku mendidik kalian berdua hingga dewasa. Aku telah gagal mendidik putra sulungku, hanya kau yang tersisa."

"Apa yang terjadi sebenarnya?" Chen Jun merasa aneh. Kenapa dia sama sekali tidak mendapat kabar mendesak seperti ini dari istana?

"Apa yang terjadi, kau sudah mendengarnya dari Jendral Bao. De Lun dan ibunda sudah tidak bisa diakurkan kembali. Selama ini aku memperhatikannya, berpikir mungkin saja penilaian Kaisar selama ini benar. Tapi justru dia lebih memihak Selir Ma. Dia tidak memihak pada ibu kandungnya sendiri dan malah memilih jalang itu," kata Permaisuri Bai tampak lelah. "Entah apa yang dilakukan Selir Ma hingga berani menghasutnya. De Lun yang bodoh, dia benar benar bodoh. Aku telah membesarkan mautku sendiri."

Setelah Permaisuri mengatakan hal itu, rahang Chen Jun mengeras. Sebelumnya, Bao Jia mengatakan bahwa Permaisuri Bai diracuni seseorang. Tapi tidak jelas siapa yang meracuninya hingga kondisi tubuhnya kian melemah. Sekarang setelah mendengar pernyataan dari Permaisuri Bai, Chen Jun dapat penjelasannya. Tapi kenapa? Kenapa De Lun tega pada ibu kandungnya sendiri? Apa benar karena Selir Ma?

"Ibunda, lebih baik istirahat. Aku akan mencarikan tabib yang cocok untukmu. Untuk urusan istana, biar aku yang urus." Chen Jun sudah memanas. Walau dia dan Permaisuri Bai tampak dingin, tapi sebenarnya Chen Jun lebih sayang pada ibundanya daripada dengan ayahandanya. Dia merasa kasihan pada ibundanya yang terus melihat ayahandanya bersama selir lain. Itu membuat Chen Jun tidak suka tinggal di istana dan memilih tinggal diluar mengambil tugas.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang