Act 56 - Jiang Na'er

180 31 0
                                    

Yamei tersenyum tipis. Dia mengisyaratkan salah satu dari pasukan dibelakangnya untuk menyandera Jia Cheng. Bersamaan dengan itu, tangan kiri Xie Xiang bergerak menarik Xing Fang secara tak kasat mata dan mencengkram lehernya kemudian membuatnya berlutut dibawah.

Yamei tetap tenang dan tersenyum miring. "Kau pikir aku takut hanya dengan kau menyandera mereka?"

Perasaan Xie Xiang mulai tidak enak setelah Yamei mengatakannya. Yamei tampak tenang, tidak ada ketegangan ketika melihat dua anaknya diambang kematian. Sepertinya, Yamei benar benar menganggap kedua anaknya ini hanyalah sebuah alat yang bisa dibuang kapanpun setelah tidak berguna. Jika benar seperti itu, Xie Xiang telah terpojok.

"Bagiku, mereka hanya alat. Tidak ada gunanya juga jika mereka hidup ataupun mati. Mereka tidak berharga." Ucapan Yamei membuat kedua anak itu membulat. Bagaimana bisa seorang ibu bersikap seperti itu demi ambisinya pada anak kandung sendiri?

"Mereka memang tidak berguna. Tapi kau lebih tidak berguna." Xie Xiang berkata dengan datar. Dia jadi kasihan pada dua anak digenggamannya yang dijadikan alat dan dibuang begitu saja. Yamei tidak pantas disebut sebagai orang tua.

Senyum Yamei semakin melebar. Dia mengangkat pedangnya sekali lagi dan diarahkannya ke leher Jia Cheng. Dia melepas Ibu suri begitu saja dan berpusat pada Jia Cheng karena Jia Cheng adalah kelemahan Xie Xiang dibanding Ibu suri.

Tepat ketika pedang Yamei mendarat di kulit Jia Cheng, sebuah cambuk menariknya ke arah lain dengan kuat dan nyaris terlepas. Yamei mempertahankan pedangnya, memutar pedangnya agar dapat terlepas dari cambuk Xie Xiang.

Mereka bertarung di sana dan membuat beberapa ornamen hancur akibat serangan kedua belah pihak. Kedua serangan cambuk dan pedang saling bertubrukan membuat tekanan dahsyat dan ledakan di balai ruang.

Xie Xiang dan Yamei sama sama termundur akibat ledakan. Energi Yamei berhasil melukai Xie Xiang hingga dia memuntahkan darah, bagaimanapun tenaga Yamei yang sudah berlatih bertahun tahun sangat berbeda dengan Xie Xiang yang baru berlatih setahun.

Yamei juga terkena serangan Xie Xiang, namun dia tidak terluka hingga muntah darah. Dia meluruskan pedangnya kembali menyerang Xie Xiang. Respon Xie Xiang sangat cepat, dia menyambut pedang Yamei mengabaikan rasa sakit di dadanya.

Lagi lagi, Xie Xiang terkena serangan terkuat Yamei hingga mundur lebih jauh. Kali ini Xie Xiang tidak muntah darah lagi, dia melompat ke dinding kemudian menyerang Yamei dari atas dengan cambuknya. Kedua energi saling berbenturan kembali ketika Yamei menahan serangan dengan pedang hingga terpental dan terbentur dinding. Yamei tersungkur, memuntahkan darah dan merasakan sakit disekujur tubuhnya. Rupanya, serangan Xie Xiang tadi dikombinasikan dengan darahnya hingga mengenai Yamei.

"Semuanya!" Yamei berteriak pada pasukannya yang menyandera orang orang istana. Pasukan tersebut langsung menaikkan senjata ke leher masing masing orang istana sebagai ancaman.

Xie Xiang memperhatikan satu persatu dengan dingin dan menatap Yamei kembali. "Kau menggunakan mereka untuk menekanku. Dasar pengecut."

Yamei terkekeh. "Itu yang dinamakan memanfaatkan kelemahan. Aku hanya perlu membunuh semuanya, kau sudah dikalahkan tanpa harus membunuhmu."

Wajah Xie Xiang menggelap dan mengeluarkan energi ungu yang pekat dari tubuhnya. Dia sudah tampak seperti wanita iblis yang kapanpun bisa melakukan pembantaian di istana. Dalam sekali kedipan, Xie Xiang mengangkat cambuknya dan berputar ke arah semua orang. Ajaibnya, hanya pasukan Yamei yang terkena serangannya hingga mati dan melepaskan semua rantai yang mengikat para anggota istana dan pejabat.

"Kau...." Yamei tidak percaya yang dia lihat. Dia terlalu meremehkan musuh hingga terpojok seperti ini. Tanpa pasukan, dia akan kalah.

"Keluar!" Xie Xiang menegaskan pada semua orang. Pandangannya tetap tertuju pada Yamei dengan tajam dan penuh niat membunuh.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang