Act 74 - Kebahagiaan

164 34 0
                                    

Udara mendingin seketika. Suasana arena menjadi tegang dalam hitungan detik ketika kedua aura yang kuat di keluarkan. Ini kali pertama melihat dua petarung dengan senjata legendaris saling di adu. Itu akan membuat para penonton semakin penasaran kemampuan mana yang lebih baik.

Sebelumnya mereka telah melihat langsung kekuatan Xie Xiang. Mengalahkan beberapa orang sekaligus termasuk Bao Shi. Kini gadis itu menantang Pangeran yang terkenal berdarah dingin di medan tempur. Hal yang membuat mereka semakin penasaran, kedua petarung itu sama-sama memiliki aura tenang dan tidak merasa terancam sama sekali.

Hentakan mulai terdengar. Xie Xiang menghentakkan cambuknya yang terus di terima Chen Jun dengan pedang. Di tiap serangan, cipratan energi keluar menciptakan tekanan yang menyeramkan. Namun, keduanya tidak goyah.

Serangan demi serangan di lancarkan. Langkah mereka tampak cepat sehingga membuat penonton bingung. Yang mereka lihat tampak seperti bayangan yang terus berpindah tempat tiap detiknya dan suara hentakan senjata yang nyaring. Seketika, Jia Cheng tanpa di sadari menahan napas melihatnya.

"Kucing liar itu menemukan lawan sepadan," gumamnya.

Chen Jun memblokir serangan dan memelintir senjatanya sehingga Xie Xiang memutar di udara. Dia berpindah tempat dan melompat. Senjatanya di arahkan pada Xie Xiang yang masih di udara. Namun, Xie Xiang cepat menyadarinya dan menendang pedang tersebut sehingga Chen Jun harus mendarat kembali.

Xie Xiang menjulurkan cambuknya, mengikat tangan kanan Chen Jun - yang memegang pedang - dengan sangat erat. Itu memiliki efek kebas dan bisa saja tangan Chen Jun remuk jika Xie Xiang mau.

Bukannya berusaha melepas, Chen Jun mengambil kesempatan menarik cambuk Xie Xiang. Xie Xiang tertarik karena cambuknya yang masih melilit. Dia menunduk kebelakang menghindari pedang yang tiba-tiba di arahkan padanya. Cambuknya masih mengikat lengan Chen Jun walau Xie Xiang sudah berpindah ke belakang karena tarikan.

Merasa tidak bisa mendapatkan cambuknya kembali, Xie Xiang membuat tinjuan pada punggung Chen Jun. Pria itu menyadarinya dan menghindar. Tangan kirinya menyeka lengan Xie Xiang dan memutarnya hingga Xie Xiang nyaris ambruk.

Xie Xiang terlempar tidak terlalu jauh. Dia berhasil bertahan agar tidak jatuh dan melihat cambuk yang sudah dia lepas sejak tadi tidak melilit lengan Chen Jun lagi. Dia mengambilnya dengan secara spiritual dan kembali melancarkan serangan.

"Sepertinya aku sudah tahu hasilnya," gumam Sung Jun di dengar dua saudaranya.

Mengerti maksud Sung Jun, Yanzen buru-buru menyangkal. "Belum tentu."

Xiao Yu mendengus. "Apapun hasilnya, apa bisa menghentikan niat Feng Chen Jun? Aku lihat Xie Xiang cukup tertarik padanya."

"Bukankah mereka musuh tujuh kehidupan?" Sung Jun ingat Xie Xiang selalu memaki Chen Jun ketika di akademi. Bahkan keduanya bersikap dingin ketika bertemu.

"Kita tidak tahu apa saja yang terjadi selama ini terutama ketika Xie Xiang pergi ke Lianfeng." Xiao Yu menjawab dengan enteng. Dia sudah melihat kedekatan mereka sebelumnya ketika sedang memanggil Xie Xiang.

"Er Ge, kau tidak mencari Jiang Na'er lagi?" Yanzhen menggoda. Saat itu juga Xiao Yu menatapnya tajam tanpa bicara.

Kembali pada arena. Xie Xiang membentuk sebuah energi berwarna ungu yang membuat semua orang melongo melihatnya. Tekanan iblis yang kuat membuat semua orang bergidik dan merasa bahkan Xie Xiang sudah di tekan sejauh ini.

Namun, itu bukan yang sebenarnya. Inilah yang baru dari Xie Xiang. Matanya berubah menjadi ungu cerah dengan energi yang menlingkupinya. Di belakangnya tampak bayangan naga mengaum dan memiliki cahaya yang kuat.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang