Act 38 - Keadaan Berbalik

267 35 0
                                    

"Kondisinya tidak berbahaya. Aku berhasil mengeluarkan racun dari tubuhnya kecuali jantung. Racun sudah memasuki jantung, tidak akan ada harapan lain selain menunggu mukjizat. Aku sudah menyegel racun di jantungnya untuk sementara, selagi dia tidak menggunakan tenaga dalam berkapasitas tinggi atau bahkan menghabiskan tenaga dalamnya, racunnya tidak akan membahayakan. Tapi sekali kehabisan tenaga, racunnya akan kembali bekerja dan melahap jiwanya, tidak akan ada cara lain lagi untuk menghentikannya." Wang Ying menjelaskan. Kondisi Xie Xiang memang sudah baik baik saja untuk saat ini, tapi mengingat Xie Xiang yang begitu keras kepala, dia tidak akan segan menghabiskan tenaganya untuk bertarung melawan musuh. Jika itu terjadi, siksaannya akan lebih parah dan bersifat seumur hidup, Xie Xiang tidak akan bertahan lama.

Wang Ying pergi setelah mengatakannya dengan Wang Chun. Dia memang tidak akan lama disini, paling tidak dua atau tiga hari, cukup untuk masa pemulihan Xie Xiang setelah dia siuman. Chen Jun melihat Xie Xiang yang masih pucat, sangat pucat hingga terlihat sangat berbeda dengan Xie Xiang biasanya. Xie Xiang yang dulunya ceria, arogan dan penuh semangat, menjadi pucat putus asa diambang kematian. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelahnya, bahkan yang dialami Xie Xiang masih sama, gelap. Hanya saja lebih tenang, rasa sakit itu tidak terus menerus menggerogotinya dan dia mulai bisa mendengar suara samar samar, meski tidak tahu apa yang ia dengar, tapi dia tetap mendengar sebagian kecil, itu suara Chen Jun.

Chen Jun berada di sisi Xie Xiang yang masih terbaring. Dia melihat Xie Xiang dengan pilu, tidak bisa membayangkan rasa skait yang terus menggerogoti Xie Xiang beberapa hari ini. Memang jika sudah mengalaminya, lebih baik mati daripada bertahan. Tapi Xie Xiang tidak bisa meninggalkan dunia ini begitu saja, dia berpindah jiwa untuk hidup, bukan mati dengan sia sia! Berdasarkan pengalamannya, seharusnya kejadian ini bisa menjadi kekuatannya. Chen Jun meraih telapak tangan Xie Xiang yang dingin, memang tidak sedingin tadi yang artinya tak lama lagi Xie Xiang akan pulih. Pertama kalinya Xie Xiang terbebas dari serangan maut.

"Kau harus sembuh, jangan berpikir yang tidak tidak. Bukan hanya kakakmu yang membutuhkanmu ... Aku juga membutuhkanmu." Chen Jun sedikit merendahkan suaranya untuk kalimat terakhir. Tentu Xie Xiang tidak bisa mendengarnya, bahkan suara yang ia dengan hanya samar samar tidak jelas.

Chen Jun sudah merencanakan. Setelah melihat Xie Xiang pulih, dia akan kembali ke Huanzong untuk memimpin pasukan kembali. Masalah di Huanzong masih belum stabil, sudah beberapa hari, dia tidak tahu bagaimana kondisi kota itu. Jika saja kelompok Suotuo kembali bereaksi disana, dia tidak terlalu khawatir karena sudah ada Huan Ran dan Bao Jia, yang membuatnya khawatir adalah Hu Meizu. Hu Meizu tidak akan ke Longhuo begitu saja meskipun orang orangnya sudah ada disana. Kota yang sudah dia injak, harus menjadi miliknya, ambisinya itu membuat kelemahan bagi Hu Meizu sendiri.

Chen Jun merasa pergerakan muncul dari jari Xie Xiang. Dia mengalihkan perhatian ke gadis pucat itu, melihatnya mengerutkan kening sebelum membuka mata perlahan. Xie Xiang merasakan pusing dan cahaya masuk melalui sela matanya, dia meraih kepalanya yang pusing, memaksakan diri untuk bangun. Rasanya nyaris sama seperti ketika Xie Xiang baru terbangun di kehidupan keduanya.

Chen Jun terkesiap dan awalnya dia ingin Xie Xiang tetap tiduran, tapi Xie Xiang menolaknya. Kemudian Chen Jun membantunya duduk dan bersandar di kepala ranjang. "Jangan banyak bergerak, kau baru saja pulih." Chen Jun kemudian mengambil air putih di meja dekat ranjang kemudian memberikannya pada Xie Xiang.

Xie Xiang menatapnya, hatinya yang awalnya gelisah menjadi lebih tenang, awalnya ia pikir Chen Jun benar benar pergi. Napasnya masih terasa sesak dan kepalanya sakit, tapi dia berusaha menyembunyikannya tidak ingin Chen Jun merasa gelisah karenanya. Sudah cukup keadaan tadi membuat semua orang cemas, dia tidak ingin mengulanginya.

"Aku pikir kau benar benar pergi. Tidak disangka, kau tetap disini menyelamatkanku. Kau membuatku merasa berhutang budi." Suara Xie Xiang terdengar serak. Dia menutupi rasa sakitnya dengan senyuman tipis.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang