Act 30 - Terkepung

309 42 0
                                    

"Tidak disangka, kita bertemu lagi," sapa Hu Meizu tersenyum padanya.

Xie Xiang terdiam sejenak. Kini dia mengerti kenapa kota tampak sepi seakan tak berpenghuni. Rupanya kelompok Soutuo melangkah ke kota ini dan berhasil menaklukannya. Lalu dimana para rakyat? Xie Xiang memasang sikap tenang dan mengangguk angguk paham. "Kau sangat hebat, baru kutinggal beberapa hari sudah menakluki kota lain."

"Putri terlalu memuji, aku hanya melakukan apa yang biasa kulakukan. Aku telah lama berdiam diri di tempatku, kini ingin memperluas jangkauan."

"Kau ingin menyerang kekaisaran?"

"Putri sangat pintar mengorek pikiran seseorang." Entah itu pujian atau hinaan.

Saat ini Xie Xiang merasa tidak bisa pergi begitu saja. Dia mulai mewaspadai tindakan tiba tiba Hu Meizu yang kapan saja dapat melumpuhkan Xie Xiang dengan racunnya.

"Hu Meizu, apa yang kau inginkan sebenarnya?"

"Seharusnya putri sudah menebaknya."

Benar, yang dia inginkan adalah kekuasaan. Dia ingin menguasai semua wilayah dan mengendalikannya seakan dialah pemilik permainan. Xie Xiang harus menyingkirkan wanita iblis satu ini, walau tidak sekarang, kemampuan Xie Xiang masih jauh darinya. Jadi dia harus memikirkannya dnegan matang dan mencari kelemahannya, hanya saja situasinya tidak memungkinkan karena saat ini dia terdesak. Hu Meizu sudah pasti sudah mengumpulkan bawahan untuk mengepung Xie Xiang di berbagai sisi.

"Putri, sudahkan kau pikirkan bagaimana dengan penawaran hari itu?" Dia menanyakan hal itu lagi. "Jika kau setuju, aku jamin akan melupakan perbuatanmu di masa lalu dan kita akan bekerja sama mendapatkan apa yang ingin kau dapatkan."

"Benarkah? Hanya saja yang ingin kudapatkan bukanlah kekuasaan ataupun kekayaan. Aku yakin kau tidak bisa menerimanya karena yang kuinginkan adalah kedamaian. Sejauh ini tidak ada satupun yang bisa menerimanya. Hanya memasang janji palsu untuk mementingkan kepentingan pribadi."

Hu Meizu tersenyum sinis. "Baiklah, kalau itu kemauan putri. Jangan salahkan aku bila tidak sopan."

Sesuai dugaan Xie Xiang, beberapa bawahan Hu Meizu menyerang dari berbagai sisi dan mengepung pergerakan Xie Xiang. Xie Xiang melompat ketika mereka menyerang dan berdiri di atas tombak mereka yang menyatu di tengah. Dia menghunuskan pedangnya kemudian berputar dan menebaskan pedangnya pada mereka semua hingga terpental bersamaan.

Beberapa bawahan yang tersisa menyerang Xie Xiang menggunakan pedang. Ada juga yang membaginya dari atap dan jendela rumah. Xie Xiang menghindari anak panah yang dilepaskan kearahnya sekaligus menghindari serangan pedang yang menghantamnya. Xie Xiang menghentakkan anak panah yang melayang ke arahnya hingga dan mengarahkannya ke para pemanah lain. Kemudian dia mengambil anak panah yang masih melesat ke arahnya kemudian melemparkannya ke arah bawahan yang memegang pedang sekaligus dan menusuk alat vitalnya.

Kemudian datanglah dua orang menggunakan rantai sebagai senjata dan mengikat kedua lengan Xie Xiang hingga pergerakan Xie Xiang terbatas. Anak panah kembali melesat dan Xie Xiang sebisa mungkin menghindari dengan melompat dan menunduk. Bawahan lain datang membawa pedang di depan Xie Xiang, dengan segera Xie Xiang menaikan kakinya dna menggelayuti bahu orang itu kemudian mematahkan lehernya dengan kaki. Xie Xiang kemudian berputar hingga rantai di tangannya melilit, menyulitkan pemegang rantai kemudian Xie Xiang membuat rantainya putus dengan pedang yang ia pegang. Langkah terakhir, dia menebas pesanannya ke arah leher kedua pemegang rantai.

Nafas Xie Xiang sudah tersengal sengal, dia sudah sangat kelelahan. Kemudian telinganya mendengar langkah kaki dari punggungnya, dengan segera ia menyingkir ke samping dan menahan serangan pedang lawan dengan pedangnya. Xie Xiang mendorong lawan hingga terjungkal kemudian menyayat tubuhnya. Darah mengalir dipedangnya dan meresap sampai tidak ada sisa. Cambuk yang menyamar ini benar benar haus darah.

Xie Xiang menancapkan pedangnya ke tanah dan menopang tubuhnya yang kelelahan. Entah berapa banyak lagi pembunuh yang harus dihadapi, anehnya tenaganya telah terkuras banyak seolah terhisap sesuatu.

Hu Meizu berjalan ke hadapan Xie Xiang, masih terlihat tenang dengan senyuman tipis yang tidak luntur luntur. "Sepertinya tuan putri kehabisan tenaga. Ingin kubantu?" Dia mengatakannya seakan telah melakukan sesuatu. "Kau tidak bisa bertahan lebih lama. Semakin lama kau menggunakan tenaga dalammu, semakin banyak tenaga yang terkuras. Selagi kau menghadapi orang orangku, aku memasukan racun kedalam rantai yang melilitmu. Aku tahu kau akan memutuskannya, dan saat itu terjadi, serpihan racunnya menyebar ke tubuhmu dan perlahan menyerap tenaga dalammu selagi kau menggunakannya. Jadi, jangan sia siakan tenagamu."

"Memang pantas disebut wanita racun. Aku bahkan tidak tahu, kau menggunakan cara ini untuk meracuniku." Xie Xiang terengah engah. Tenaganya terkuras banyak hingga rasanya tubuhnya sangat lemas, bahkan berdiri pun terasa berat.

"Kau tenang saja, racun ini tidak mematikan. Nanti kau akan merasakan, rasanya terkena racun terbaikku seperti yang terjadi pada Xui Jiarou." Dia menyeringai tajam.

"Kau meracuni ibunda. Pantas saja aku merasa ada yang janggal atas kematiannya." Xie Xiang mengepalkan tinjunya merasa geram atas pengakuan Hu Meizu.

"Percuma saja kau marah. Lebih baik simpan tenaga dalammu untuk nanti."

Xie Xiang tidak bisa memaksakan pertahanannya lagi. Matanya begitu sayup dan berat bahkan tubuhnya terasa snagat berat. Tidak ada yang bisa menolongnya saat ini bahkan Zhi Ruo sendiri tidak bisa. Pedangnya terjatuh dan Xie Xiang tersungkur ke tanah. Kepalanya terasa berbayang dan tubuhnya seakan melayang, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan dan seketika pandangannya menjadi gelap.

~•~

Masih di kota Huanzong, kini suasana kota sudah kembali normal setelah perginya kelompok Soutuo dari kota. Sayangnya mereka tidak bisa menangkap inti dari masalah, mereka hanya bisa menangkap para bawahan paling rendah yang sama sekali tidak berguna untuk mengorek informasi tentang Soutuo juga Ketua mereka.

Kini mereka mendengar kabar bahwa kelompok itu telah menyerang kota lain dan kini keberadaan mereka masih misteri. Betapa kuatnya mereka hingga dapat menaklukan kota yang damai menjadi kota mati penuh ancaman. Kini berbagai kekaisaran menjadi lebih siaga setelah mendnegar kabar penyerangan di kota Huanzong. Mereka mengerahkan penjagaan ketat di setiap kota yang mereka duduki agar tidak terjadi penyerangan.

"Pangeran," saat ini Huan Ran masih di tempat tersembunyi dan mengunjungi tempat Chen Jun untuk membahas sesuatu. Huan Ran duduk di depan Chen Jun dan memulai bicara. "Kau tidak kembali ke Lianfeng?" tegur Huan Ran mulai bicara informal.

"Masih banyak yang harus ku urus. Jika kembali ke Lianfeng tanpa membawa hasil, takutnya kaisar akan kecewa. Masalah kelompok Soutuo, harus segera ditangani."

"Belum ada laporan lain dari para mata mata. Keberadaannya selalu berpindah pindah, tidak bisa memastikan apa mereka masih berada di kota Ganzao atau tidak."

"Saat ini mungkin masih. Tapi setelah kita semua sampai disana, mereka sudah pasti tidak ada. Oleh karena itu, harus bertaruh mengunjungi lokasi yang kemungkinan sedang mereka kunjungi."

Chen Jun mengambil sebuah gulungan dari tumpukan gulungan di mejanya kemudian membukanya. Huan Ran melihat sebuah peta yang ditunjukan Chen Jun, kemungkinan akan membantu mereka mencari lokasi. "Menurutmu, mereka akan kemana lagi?"

"Kota Ganzao ada di bagian selatan, hanya ada beberapa kota yang berbatasan dengan Ganzao di bagian selatan. Tapi sepertinya mereka tidak akan pergi ke selatan lagi."

Huan Ran mengerutkan dahi. "Kenapa?"

Chen Jun menunjuk ke peta di meja dibagikan gurun. "Jika mereka pergi ke wilayah selatan, maka mereka hanya akan bertemu Padang pasir. Mereka tidak akan sanggup melawan badai pasir yang sekira kiranya akan datang menyapu mereka. Jadi, salah satu cara adalah menuju Utara. Arah menuju Longhuo."

"Kita tidak mungkin kesana. Konflik yang dibuat pangeran Anming, akan sangat mempengaruhi perjalanan kesana. Mereka tidak akan menerima kita."

Chen Jun berpikir sejenak. "Jika sudah memasuki Longhuo, seharusnya mereka bisa menangani sendiri. Kita lihat hasilnya."

To be continued

04/27/2021

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang