27 • Perkenalan

260 20 1
                                    

jisoo berjalan ke arah Clarice

"Kamu kenal Taeyong udah lama?" tanyanya sambil mengambil beberapa bahan makanan untuk dimasak

"Belum sih kak. Baru semingguan kayaknya. Udah lupa juga" balas Clarice ramah

"Kamu kenapa gangguin Taeyong?"

"Lah?  Mana ada kak. Aku nggak ganggu kok" Balas nya

"Coba ngomong sama saya. Niat kamu sebenarnya apa.  Taeyong nggak cerita kalau dia udah mau nikah?"

Taeyong hanya memantau mereka dari ruang TV. Karena kebetulan apart yang dihuni Taeyong dapur dan Ruang TV menyatu.

"Cerita kok kak. Em gini deh kak. Clarice jelasin ke kakak yah" Jisoo hanya mengangguk sebagai balasan dari ucapan clarice.

"Jadi awal mula clarice ketemu kak Taeyong itu pas clarice keluar dari club dia nolongin. Jadi clarice ikutin aja kak Taeyong sampe sekarang.  Oh iya kata kak Taeyong. Kakak marah yah waktu kalian telponan ada suara clarice. Hehe maaf yah kak itu clarice sengaja. Soalnya kak Taeyong nggak mau bawa clarice ke korea"

Memang Jisoo sudah mendengar pernyataan ini dari Taeyong namun ia tetap mendengarkan. Siapa tau ada kejanggalan di kedua cerita yang ia dengarkan.

"Saya rasa umur kamu masih muda banget deh. Sekitaran 16/17?"

"Kok kakak tau? Wah kak bujuk kak Taeyong dong biar ngizinin clarice ke korea. Ya ya ya" Clarice merayu Jisoo dengan mimik yang dibuat se memelas mungkin.

"Heh, kalau orang tua mu tau. Bisa-bisa saya dan Taeyong di penjara karena dikira nyulik kamu" Jisoo memutar badannya tak mau melihat ekspresi clarice.

"Orang tua Clarice sudah tidak perduli sama Clarice kak. Bahkan Clarice berencana pindah ke sana" ucap Clarice dengan sangat santai.

Apa katanya? Pindah negara? Yang benar saja. Apa dia gila? Apa menurutnya pindah negara itu gampang?

"gini aja deh, coba kamu kasih saya alasan terkuat kenapa kami harus bawa kamu ke korea. Dan saya minta kamu jelasin sejelas-jelasnya" Jisoo berbalik menatap Clarice yang sedang memakan apel di meja makan.

Clarice menarik napas nya dan menceritakan alasan kenapa ia harus ikut ke korea. Sebenarnya Clarice bisa saja pergi sendiri ke korea hanya saja bahasa korea nya belum lancar dan dia tidak mempunyai sanak saudara disana.

Clarice mulai menceritakan kisah hidupnya dan alasan yang diminta oleh jisoo

"lah? Kok kakak yang nangis sih?" panik Clarice

"jadi selama kamu disini yang ngebiayain hidup kamu tetap ayah kamu?" tanya Jisoo

"enggak. Aku biayain hidup aku sendiri. Kebetulan almarhum kakek nitipin beberapa kekayaannya sama aku. Setau aku sih Ayah sampai sekarang masih suka nitipin uang jajan aku ke ibu tiri aku. Nanti ibu jeyan--nama ibu tiri clarice-- yang bakal transferin ke aku. Tapi yah seperti yang Clarice bilang kalau aku nggak pernah dapat seperserpun"

Jisoo memeluk Clarice. Ternyata gadis yang sangat cerewet ini memiliki keluarga yang sangat jauh dari kata bahagia.

"yasudah kamu ikut sama kita ke korea" Jisoo melepas pelukannya

"beneran kak?" tanya Clarice bahagia. Jisoopun mengangguk

"YEEEEEY.  sayang kak Jisoo banyak-banyak" Clarice mencium pipi jisoo dan berlari ke arah kamar tamu.

Jisoo dan Taeyong yang melihat tingkah gadis itu menggelengkan kepala

Taeyong menghampiri Jisoo yang sedang melanjutkan masakannya dan memeluknya dari belakang.

"kamu serius mau bawa Clarice?" tanya Taeyong sambil mengeratkan pelukannya

"iya, gapapa kan? Daripada dia disini tapi malah jadi kayak anak yang pergaulannya bebas kayak gitu" ucap jisoo tak terganggu dengan tangan yg sedang memeluknya

"aku mah terserah kamu aja" ucap taeyong sambil menenggelamkan kepalanya diceruk leher jisoo

"eh tapi lucu yah kalau Haechan dan Clarice ketemu. Hahaha"

"aku justru kasian sama Renjun bakal pusing banget dia jika ada yang modelan kayak haechan"


¤¤¤

Mereka bertiga sekarang sudah berada dibandara dan terlihat Haechan renjun jeno dan jaemin disana sedang menunggu kehadiran mereka.

"Chan itu bukannya kakak lo ya?" Tanya jaemin menunjuk ke arah Taeyong

mereka berempat segera melihat kearah yg dimaksud jaemin

"lah iya itu mereka kok jadi bertiga sih" ucap Haechan kebingungan

"tapi cantik anjir" seru jeno

"liat yang bening belok, liat yang mulus belok" sinis renjun

Jeno tak menghiraukan ejekan dari renjun. Yang paling utama adalah ia melihat gadis cantik yang sedang bersama kakak temannya.

Haechan melambaikan tangannya ketika jarak kakaknya dan dirinya sudah lumayan dekat.

Taeyong, Jisoo dan Clarice menghampiri mereka. Jisoo segera memeluk Renjun dan dibalas oleh sang adik. Clarice sendiri tampak sungkan melihat ke empat remaja tersebut.

"Eh kak taeyong, kenalin dulu dong saa cewe itu" ucap Jeno melebarkan senyumannya.

Taeyong menggerlingkan matanya "dasar anak muda" begitu batinnya

"yasudah kenalan sendiri, kakak tunggu dimobil, kalian bawa dua mobil kan?" Tanyanya pada keempat remaja tersebut dan mendapatkan respon anggukan dari mereka.

Taeyong dan Jisoo segera meninggalkan ke lima remaja tersebut, biarkan saja mereka berkenalan dengam Clarice, hitung-hitung gadis kecil tersebut memiliki teman baru.

Saat merea berdua sampai di mobil, Taeyong hendak menjalankan mobilnya namun ditahan oleh Jisoo

"Sayang, samperin Clarice dulu. Mau dibiarin langsung sama mereka?" ucap Jisoo menggenggam tanggan Taeyong

"Engga apa-apa, biarin aja. Kita quality time dulu, di Kanada digangguin terus sama bocah itu" Balas Taeyong lalu menyalakan mesin mobilnya dan bergegas menuju Rumah hunian mereka






See you next chapter
811 words

Secretary Kim || ON GOING ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang