6

427 60 0
                                    

Taeyong masih betah berada di kafe walau satu persatu teman-teman nya pulang menyisakan dirinya dan Jisoo di meja.

"Jisoo bangun, saya antar kamu pulang" katanya sambil menoel-noel pipi jisoo yang merah. Gemes sekali sampai ia sekali-kali mencubit pipi itu

"Pak Taeyong? Saya bisa pulang sendiri pak" kata Jisoo membuat Taeyong berpikir apa gadis ini sudah sadar. Cepat juga yah--batinnya

"Ini sudah larut Jisoo. Biarkan saya antar kamu. Katakan alamat rumahmu" Taeyong berdiri dan menarik Jisoo dengan sedikit paksaan.

Dan mereka sudah didalam mobil.

"Pak Taeyong tau nggak, muka bapak tuh mirip banget sama yongie nya Jisoo dulu, hehe" Taeyong yang hendak menyalakan mobil pun terhenti.

Ia ingin mendengar. Ia harus mendengar penjelasan Jisoo malam ini, walau ia tau bahwa gadis ini sedang mabuk.

Jika Jisoo belum menyatakannya, ia akan menemuinya besok dan meminta penjelasan tersebut.

"Pak, pacar saya sekarang sudah tunangan sama perempuan yang buat hubungan saya dan pacar saya hancur" katanya lagi

Taeyong berpikir, kenapa jisoo menyalakan Jina. Taeyong tau jika Jina itu licik dan Jina memang menyukai Taeyong sejak dulu namun apa ini tidak berlebihan menuduh Jina sebagai pelakor?

"Pak Taeyong. Sebenarnya saya ingin membicarakan ini pada Yongie, tapi dia nggak mau dengerin saya pak"

"Memangnya kenapa kamu bisa putus dengan kekasih kamu?" Taeyong sengaja memancing agar jisoo bercerita. Ia tau dan sadar bahwa seseorang yang sedang mabuk akan mengeluarkan segala keluh kesahnya.

"Dulu yongie ngeliat saya pelukan sama Jackson. Saya juga nggak tau kenapa dia meluk saya tiba-tiba. Saat saya mau lepas, jackson nangis. Katanya "gue cuman minta 5 menit lo buat pelukan. Adek gue dirawat di Rumah Sakit dan perusahaan bokap gue terancam bangkrut yang bisa nyelamatin itu cuman bokapnya Jina dan Bokapnya Taeyong.

Tapi Taeyong ga mungkin bantuin gue. Please sekali ini bantu gue" gitu katanya" lanjut Jisoo menangis.

"Tapi kan kamu balas pelukan dia sambil menenangkannya" yah itu yang diliat Taeyong, gadis itu bahkan tersenyum. Saat memeluk Jackson.

"ITU SEMUA SUDAH DIATUR PAK!!! saya nggak seeogis itu untuk nggak membantu jackson. Dan asal bapak tau Jackson itu dulu sahabat saya. Namun saat masuk SMP sifatnya berubah. Jadi kita tidak sejalan lagi"

"Saya capek pak tiap hari nangisin Yongie hiks hiks sa---ya capek p-ak. Tiap lihat dia sama Jina sa--ya sakit pak. Disini--disini sa--kit" lanjut Jisoo sambil memukul-mukul dadanya

Tidak lama Jisoo tertidur. Dan taeyong mulai menjalankan mobilnya. Saat tiba dilampu merah ia teringat bahwa Taeyong belum menanyakan alamat rumah Jisoo.

Ia mencoba membangunkan Jisoo namun nihil gadis itu bahkan tidak bergerak. Mau menelpon ke teman-teman Jisoo ia tidak punya nomor telepon mereka lagian ini sudah sangat larut. Pukul 01:45

Yasudah mau bagaimana lagi ia harus membawa nya ke apartemennya.

•••

Pagi ini cuacanya sangat cerah. Mungkin dikarenakan musim semi yang sebentar lagi tiba.

Kim Jisoo membuka matanya dan melihat sekelilingnya kamar ini bukan miliknya. Lalu dimana ia.

Gadis itu seketika dilanda rasa panik. Apa yang terjadi semalam ia segera menyibak selimutnya dan bersyukur pakaiannya masih lengkap. Apa ia diculik?

Tidak ingin berlama-lama dalam pikirannya gadis itu keluar dari kamar dan mendapati Taeyong yang sedang duduk diatas meja.

"Sini makan. Makanannya sudah hangat, kalau kamu masih berdiri disitu lama-lama makanan ini jadi dingin" katanya

Jisoo pun berjalan ke meja makan dan tanpa aba-aba ia langsung menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya. Bodo amat dengan tata krama bahwa tuan rumah harus mempersilahkan terlebih dahulu. Rasa lapar menggerogoti tata kramanya.

"Aku minta maaf" kata Taeyong lagi

"Uhukk... Uhukk air pak" Jisoo terkejut bukan main. Apa katanya "aku?"

Taeyong pum dengan sigap mengambil air minum dan duduk disamping Jisoo sambil memukul punggung gadis itu pelan.

"Makanya hati-hati" kata Taeyong sambil mengusap rambut Jisoo.

Jisoo yang tak siaga pun segera mundur saat Taeyong melakukan itu. Hal kecil yang buat Jisoo justru makin mencintai pria didepannya saat ini

"Maaf, karena tidak ingin mendengarkan penjelasanmu. Maaf seharusnya aku tidak egois. Dan maaf lagi-lagi aku bersikap kekanakan" kata Taeyong penuh penyesalan.

"Bapak ga sakit kan?" kata Jisoo sambil menaruh tangannya di jidat Taeyong. Pemeriksaan umum untk mengetahui seseorang sedang demam atau tidak. Namun suhu tubuh Taeyong tidak panas. Tidak dingin pula.

Taeyong tersenyum manis, hingga matanya sedikit melengkung lalu menggenggam tangan gadis yang ia cintai

"Aku ga sakit ji, aku hanya kembali menjadi yongie mu. Menjadi lelaki posesif. Aku juga masih mencintai kamu. Masih sayang sama kamu. Tapi keegoisanku membuatku seperti ini. Kim Jisoo apa kau bersedia membuat cerita bersamaku lagi. Kita sambung cerita kita yang sempat terhenti. Kau tau aku masih kekasihmu dan kau masih kekasihku. Jadi apa kau mengizinkanku untuk menulis kisah kita lagi, bersama. Kau dan aku" entah keberanian darimana Taeyong mengatakan itu dengan mantap dan tulus.

Lelaki yang berwatak tegas dan dingin sekarang kemana. Bahkan saat pacaran dulu, Taeyong tidak pernah mengucapkan kalimat seperti tadi, dulu ia hanya mengatakan "kau menyukaiku kan? Jadi ayo kita berkencan. Mulai sekarang kau milikku. Dan aku milikmu"

Tidak ingin percaya akhirnya Jisoo mencari kebohongan dimata Indah itu namun yang ia temui justru tatapan 7 tahun lalu. Tatapan hangat dan Cinta.

Apa ia harus kembali menulis kisahnya yang sempat terhenti di kertas yang sama atau justru menulis kembali di lembaran yang baru?








See you next chapter
855 words_bye
Makasih udah vote
.
.
Emm mungkin update seminggu dua kali itu bakal lama menuju ending :(

labilnya saya

Jadi saya inisiatif untuk update sebisa mungkin apalagi kampus udah mulai aktif lagi meski daring

Tapi tugas gue bejibun anjim!! :)

See you, malam ini saya akan update lagi kalau jaringan mendukung.

Oke udah, jaga kesehatan

Secretary Kim || ON GOING ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang