11• Hwang Jina

488 58 0
                                    

Gadis cantik dengan rambut sebahu itu kini sedang berada di mall bersama teman-teman nya. Apalagi yang dilakukan anak konglomerat kalau bukan menghabiskan uangnya. Bukan sekedar jalan-jalan atau bahkan melihat-lihat barang branded disini, namun membelinya.

Gadis itu bernama Jina yang katanya tunangan dari Taeyong. Ia bersama Yura, Ilyeon dan Hwasa.

Selepas mereka berbelanja, mereka menyempatkan untuk bermain timezone. Bukan keinginan Jina. Tapi keinginan Hwasa dan Ilyeon. Memang diantara mereka berempat Hwasa dan Ilyeon lah yang paling kekanakan. Berbeda dengan Yura yang auranya dewasa.

Mereka memilih bermain basket (maaf author gatau apa nama krennya). Dua lawan dua. Dengan tim pertama ada Hwasa dan Yura sedangkan pada tim ke dua ada Jina dan Ilyeon

"Kayaknya ga seru kalau ga ada hukuman. Gimana kalau yang kalah kita kasih dare?" kata Hwasa

"Call" jawab Ilyeon dengan semangat.

Yura dan Jina hanya mengangguk saja. Mau tidak mau kali ini Jina harus benar-benar memenangkan permainan kali ini. Dare dari teman-teman nya terkadang sedikit tidak manusiawi.

Permainan dimulai.

"Ih Jina, lempar yang bener dong lo"

"Hahaha"

"Tim ilyeon mah cemen"

Dan begitu seterusnya sampai tim Hwasa mengalahkan tim Jina.

"Assssaaaaaa" seru Hwasa

"Dare nya jangan macam-macam ya. Gue ga mau ngelakuin kalau dare yang lalu terulang" Ucap Jina memandang Hwasa penuh selidik.

Jina benar-benar muak dengan dare dari Hwasa,pasalnya gadis itu pernah disuruh merayu om-om. Itu karena akibat dari lot yang dipilih oleh Jina.

Mereka bertiga tertawa lepas saat mengingat kejadian bulan lalu benar-benar memalukan. Apalagi ditambah wajah Jina yang sekarang memerah menahan kesal dan malu.

"Lo mah enak, ada yura, anak basket. Lah di tim gue? Jina yang hobinya sama berkas-berkas kantoran dan gue yang sibuk dengan pena dan kertas gue" Ilyeon tudak terima dengan kekalahannya

"Mending kita makan dulu,gue lapar. Nanti kita bicarain dare nya" kata Yura

Merekapun menuju kafe yang berada di mall. Mereka memesan begitu banyak--ulah Hwasa yang akan dibayar oleh Ilyeon.

"Oke, sekarang dare buat lo" kata Yura kepada Jina. Jina sedikit lega karena Yura tidak akan menyuruhnya macam-macam. Dan Jina hanya menatapnya dengan penasaran.

"Sekarang lo ke kasir,bayar nih pesananan pake duit Ilyeon. Trus lo minta izin buat nyayi" Yura berujar santai dan Ilyeon serta Hwasa hanya tertawa saat melihat raut tidak terima yang ditampakkan Jina

"Buset,banyak banget" keluh Jina

"Buruan" desak mereka bertiga.

Jina menuju kasir dan membayar pesanan mereka, lalu menuju panggung yang disediakan. Saat hendak bernyanyi ia melihat kearah meja disudut kafe ada Taeyong,jisoo dan anak lelaki yang sepertinya masih SMA.

Rahang Jina mengeras,tangannya mengepal sempurna bahkan kukunya melukai tangannya. Matanya mulai memerah. Ia benci melihat pemandangan yang sekarang dilihatnya.

Ia ingin menghampiri meja tersebut dan menampar Jisoo. Bukankah ia sudah pernah memperingati Jisoo untuk menjauhi Taeyong? Rupanya Jisoo tidak mengindahkan ancaman Jina.

Ia turun dari panggung dan meninggalkan teman-temannya yang penasaran akibat ulah Jina.

"Jina kenapa?" tanya Ilyeon.

Mereka tidak menyusul Jina, karena gadis itu sempat mengirm pesan untuk membiarkan ia sendiri dulu.

"Gatau gue. Apa jangan-jangan karena dare dari Yura?" Hwasa dan Ilyeon memandangi Yura.

"Yee paansih lo. Yakali karena itu. Disuruh ngerayu om-om aja dia ayok. Tuh gara-gara di meja pojok kafe" sahut Yura santai dan melanjutkan memakan dessert nya.

Ilyeom dam Hwasa menoleh kearah yang dimaksud oleh Yura

"Wah para ni anak" Ilyeon memukul pundak Yura. Yura hanya mengangkat bahunya acuh.

"Lo pasti udah tau kan, mereka ada disini?!"

Yura hanya berdehem dan Ilyeon serta hwasa hanya menggelengkan kepala mereka. Mereka tau betul maksud Yura itu baik. Mereka sadar betul jika Jina berubah karena Taeyong. Maka dari itu Yura ingin menyadarkan temannya itu.

Asal kalian tau saja Jina yang dulu dan sekarang itu berbeda. Bukannya mereka tidak mendukung kisah cinta temannya, namun yang Jina lakukan selama ini salah.

Ia terlalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan perhatian Taeyong. Bahkan saat kuliah dulu ada satu wanita yang mendekati Taeyong, wanita itu dikabarkan hilang. Entahlah apa yang dilakukan Jina terhadap wanita malang itu.

Jina harus sadar, jika ia sudah terobsesi dengan Taeyong, ini bukan lagi cinta.

Sementara ditempat lain Jina berada di apartemen milik Jackson.

Gadis itu masuk dan langsung memeluk Jackson. Ia menangis disana

"Jackson,gue harus gimana? Hati gue sakit" kata Jina tanpa melepaskan pelukannya.

Jackson menepuk pelan punggung jina,menyalurkan kekuatannya. Mengelus rambutnya dengan lembut dan mencium puncuk kepala Jina. Seakan-akan tanpa suara ia memberi tau Jina bahwa Jackson akan selalu bersamanya.





See you next chapter...
730 words_byeee

Draft terakhir ✔️

Secretary Kim || ON GOING ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang