30. Cowok itu?

1.4K 249 14
                                    

Halo ganteng >_<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo ganteng >_<

Kenalin, namanya Dejun.

Tau dong dia siapa? Cuss skrol baca ke bawah.
Kira-kira siapa sih dia🙄

happy reading :)

happy reading :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐈🐈🐈

Semua mata tertuju kepada cowok yang baru saja menggebrak meja tempat Anes dan teman-temannya duduk. Saking kagetnya Bella sampai tersedak makanannya yang belum selesai ia kunyah.

Anes mendongak ... cowok itu lagi.

"Mau ngapain lagi lo?" tanya Anes to the point. Dia tidak suka basa-basi.

"Lo anak baru? songong amat lo," ujar cowok itu dengan nada kesal.

Sejak pertama kali bertemu dengan Anes secara yang tidak etis, rasanya ingin sekali memberi pelajaran cewek itu atas perbuatannya yang kurang ajar seperti tadi.

"Gue bukan anak baru," jawab Anes cepat.

Anes memang bukan murid baru, hanya saja dia jarang sekali keluar dari kelas jadi tidak banyak yang tahu dengan kehadiran dirinya.

"Lo udah bikin gue kaya gini." Cowok itu menunjuk rahangnya yang sedikit memar akibat dipukul Anes, cukup kuat juga. "Lo harus tanggung jawab!" titah cowok itu dengan nada penuh penekanan seakan tidak ada penolakan.

"Dejun," panggil Arika kepada cowok itu. Alisnya menukik tajam, yang dipanggil pun menoleh. Kaget mendapati Arika juga ada di sana.

Semua orang masih menatap meja Anes seolah itu tontonan yang tidak boleh mereka lewatkan. Ada juga yang mengagumi keberanian Anes. Rupanya gadis itu pemberani juga sampai berani meninju serbuk berlian sekolah ini.

Anak pemilik sekolah, atlet sepak bola, memenangkan setiap perlombaan yang dia ikuti. Membuat cowok yang bernama Dejun itu menjadi aset berharga sekolahnya dan mendapat julukan serbuk berlian.

Susi anteng-anteng saja dengan makanannya, tidak ingin ikut campur. Sedangkan Bella menatap Anes, Arika, dan Dejun itu bergantian. Sesekali menyendok makanannya dan melahapnya tanpa memerhatikan sendok yang masuk ke mulutnya, ikut menonton seperti yang lainnya. Tidak ada yang berani ikut campur.

Tersirat tanda tanya di kepala Bella, hasrat kepo akutnya kambuh. Ada apa sebenarnya di antara mereka? Dan Arika ... kenapa dia bisa berani menegur Dejun dengan leluasa seperti tadi?

Dejun adalah orang paling ditakuti di sekolah, bukan karena dia trouble maker, berandalan atau cowok bad boy sekolah yang selalu menjadi idola para kaum hawa. Dejun terkenal tempramental, sikapnya itu membuat siapapun tidak berani membuat masalah dengan cowok itu.

Melihat cowok itu berada di depannya membuat Bella sedikit ngeri, takut dia menjadi sasaran 'salah pukul' cowok itu, kalau sewaktu-waktu tempramental-nya kambuh.

"Dia yang cari masalah duluan sama gue, Ka." Dejun mengadu tidak ingin dipersalahkan dalam hal ini.

"Emang Anes apain kamu?" tanya Arika penasaran ada masalah apa sampai membuat emosi Dejun kambuh seperti itu.

"Mukul ... sampe biru," gaduh Dejun menunjukan memar di rahangnya yang kebiruan.

"Nes." Kini Arika menatap Anes, bertanya apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Gue cuma nuntasin dendam gue waktu dulu," jelas Anes.

"Dendam?" Sekarang mata Arika menatap Dejun. Kesalahan apa lagi yang cowok itu perbuat di masa lalu.

"Dendam apa anj-- "

"Dej," potong Arika cepat. Cowok itu masih saja berkata kasar.

"Dendam apa?" Dejun meralat pertanyaannya yang hampir menyebutkan gukguk di belakangnya.

"Lo lupa, dulu lo pernah nimpuk gue pake bola kaya tadi, terus lo pergi gitu aja tanpa bilang minta maaf." Anes menjeda ucapannya sebentar.

"Gue emosi sampe bikin dendam kalo gue ketemu lo lagi, gue mau mukul lo," ucap Anes sedikit gugup. Dia memang keterlaluan, tetapi itu terjadi begitu saja.

Bella yang menyimak sedari tadi hanya geleng-geleng kepala. Di balik sikap Anes yang pendiam, rupanya dia punya sisi gelap tersendiri. Bella bergidik ngeri.

"Tuh, kamu yang salah juga. Minta maaf sama Anes," titah Arika.

"Tapi--"

"Kamu lupa sama perjanjian kita?" Arika mengingatkan sebuah perjanjian yang sudah mereka sepakati satu bulan yang lalu.

"Okey. Sorry," final Dejun akhirnya tidak ingin mendapati masalah yang lain.

"Maafin Dejun ya, Nes. Dia emang kadang nakal," kekeh Arika lalu mencubit pinggang Dejun dengan keras.

"Sakit, Sayang." Dejun memekik kesakitan.

"Sayang?" Bella membeo. Kepala Sendoknya tertahan di ujung bibir.

Sejak kapan Arika dan Dejun pacaran?

Bukan hanya Bella yang terkejut mendengar perkataan Dejun barusan, semua yang berada di kantin sontak terdiam. Berbisik-bisik lagi, ternyata ada rahasia yang selama ini disembunyikan.

"Mampus," gumam Arika menyesali perbuatannya barusan mencubit Dejun sampai cowok itu keceplosan.

Sejak saat itu pula berita Arika dan Dejun berpacaran tersebar dengan cepat. Arika sudah menduga ini sebelumnya, tetapi kenapa terbongkarnya secepat ini?

🐈🐈🐈

🐈🐈🐈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A

uthor amatir yang lagi revisian merasa mumet melihat aksara yang begitu bejibun😌

See you next part:)


Mister Kucing [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang