15. Kembali lagi sekolah

2.6K 398 7
                                    

Seperti biasa kalo ada typo bilangin ya (;
Happy reading (;

Seperti biasa kalo ada typo bilangin ya (;Happy reading (;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐈🐈🐈

Pagi hari ini mendung, padahal semalam prediksi cuaca mengatakan hari ini akan cerah tapi buktinya malah mendung bahkan gerimis mulai turun.

Rangga mendongak ke langit, air terus berjatuhan dari mulanya gerimis sampai menjadi hujan yang cukup deras.

Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah, baru.

Sebelumnya dia memang sudah berencana untuk kembali lagi ke sekolah, tapi semenjak kutukan Rangga datang dia tidak berniat lagi untuk sekolah.

Perubahan wujudnya membuat Rangga putus asa apalagi setelah di tinggal orang tuanya, hidup Rangga benar-benar hampa. Rangga bahkan pernah berpikir mengakhiri hidupnya saja, Rangga terlalu kesepian.

Bagi Rangga, Bi Ina itu adalah goblin. Malaikat penolong dan pelindungnya, dia bersyukur memiliki Bi Ina di sisinya.

Dari dulu sampai sekarang Bi Ina lah yang merawat dan membesarkan Rangga, bahkan waktu Rangga ia habiskan lebih banyak bersama Bi Ina dibandingkan dengan ibunya sendiri.

Meskipun Rangga nyaris tidak pernah menghabiskan waktu dengan ibunya, dia tetap menyayangi ibunya, tentu saja, dia yang telah melahirkan Rangga. Bahkan kutukannya bisa patah hanya dengan mencium ibunya.

Dua hal yang Rangga tahu tentang kutukannya itu. Pertama, dia seperti ini karena peraturan yang terlanggar. Kedua, kutukannya bisa dipatahkan ketika dia mencium seseorang yang dicintainya -hanya beberapa jam-

Rangga masih belum tahu cara apa yang bisa benar-benar menghapus semua kutukannya.

Sementara ini dia hanya bisa diam-diam mencuri ciuman anak gadis dari majikannya. Mau bagaimana lagi, dia sudah mendaftar diri di sekolah baru ketika dia masih menjadi manusia, sebelum akhirnya dia kembali jadi kucing di desa itu.

"Kamu belum berangkat?" tanya Bi Ina menghampiri Rangga di depan pintu.

"Hujan, Bi," jawab Rangga seadanya.

"Ya udah sebentar bibi coba cari payung di belakang, siapa tahu ada." Bi Ina bergegas mencari payung, seingatnya dia memiliki satu payung semoga saja masih ada.

Rangga menunggu Bi Ina yang mencari payung untuknya, dia melirik jam yang melingkar di tangannya. Pukul setengah tujuh, masih pagi.

Kali ini Rangga belum bisa memprediksi kapan tubuhnya akan kembali ke bentuk kucing, sebelum itu terjadi Rangga harus cepat-cepat menampakan diri di sekolah, setidaknya menemui kepala sekolah sebelum nanti dia kembali menjadi kucing.

"Nih, den, payungnya." Bi Ina menyerahkan payungnya. "Sana buruan berangkat, nanti telat," ujar Bi Ina.

"Iya, Bi, kalo gitu Rangga berangkat, ya." Rangga meraih tangan Bi Ina, menyalimi tangan itu. "Oh iya, Bibi jangan panggil aku Den mulu, panggil Rangga aja," titahnya.

"Yasudah, Rangga sana berangkat, nanti telat," ulang Bi Ina seraya tersenyum.

"Assalamu'alaikum," salam Rangga.

"Waalaikumsalam." Bi Ina menyahuti.

***

Kalau saja sekarang bukan waktu sekolah pasti Anes sudah hujan-hujanan. Anes berteduh di sebuah halte bis, memandang langit. Untuk yang pertama kalinya bagi Anes, menyuruh langit untuk segera berhenti hujan.

"Lama amat bis-nya," gerutu Anes.

Letak sekolahnya memang sedikit jauh dan berada di dekat kota, semua anak yang berada di desa tempat tinggal Anes bersekolah di sana.

Mungkin karena Anes yang terlalu pagi berangkat dan akhirnya terjebak di halte bis karena hujan, membuatnya harus menunggu lebih lama. Harusnya tadi dia bawa payung saja, lalu berangkat jalan kaki terlebih dahulu.

Seseorang yang berseragam sama seperti Anes datang menghampiri Anes. Ahhh mungkin dia memang ingin berteduh juga.

Wajahnya terlalu asing bagi Anes, dia tidak mengenalnya tapi dia mengenakan pakaian yang sama seperti dirinya.

Apa dia murid barunya? tanya Anes dalam hati.

Kedua netranya saling bertemu, Anes tiba-tiba merasa gugup maka dengan cepat ia membuang muka begitu pun dengan cowok di hadapannya.

Rangga.

Rangga menelan ludah menetralisir rasa gugupnya, pelan-pelan dia ikut duduk juga di samping Anes, sontak membuat Anes sedikit menjauhkan dirinya, gadis itu memang tidak bisa dekat-dekat dengan orang lain apalagi orang asing. Jiwa anti sosialnya terkadang memang suka muncul.

Kali pertama dalam hidup Anes. Berduaan dengan seorang laki-laki. Itu membuatnya sedikit risih dan... Kenapa bis-nya lama sekali?

🐈🐈🐈

Siapa yang kangen sekolah lagi?Huwaaaa aku keburu keluar bisa sekolah biasa lagi );

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang kangen sekolah lagi?
Huwaaaa aku keburu keluar bisa sekolah biasa lagi );

Lanjut nggak nih?

Selalu tinggalin jejak ya (;
Thank you buat yang selalu stay baca 💜

Mister Kucing [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang