31. Tercyduk

1.5K 254 9
                                    

Halo, apa kabar?

Masih setia baca cerita ini?

Kalo iya, terima kasih karena udah tetap bertahan nungguin ceritanya

Lopyu💜

Lopyu💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐈🐈🐈

Anes menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Hari ini benar-benar lelah. Seharian di sekolah membuat tenaganya terkuras habis.

Memejamkan matanya sebentar, menghilangkan rasa penatnya. Anes mendadak jadi terpikirkan perkataan Bella tadi di kantin.

Rangga kena kutukan.

Awalnya Anes memang tidak percaya, tetapi ada beberapa kemungkinan yang membuat hatinya tiba-tiba menyetujui perkataan Bella.

Perasaannya selama ini terhadap cowok yang berstatus murid baru itu memang meragukan, seperti ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan.

Entah kenapa rasanya tidak asing kalau berada di dekat dia, juga setiap kali dekat dengan Rangga perasaannya menjadi tidak enak.

Meawww

Anes menoleh ke sumber suara. Kucing itu?

Anes beringsut duduk, memerhatikan Shoki, menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Mengikuti kemana arah kucing itu pergi, berjalan dari pintu sampai akhirnya berhenti di depan sofa. Tidur di atas bantal yang tempo hari dibelikan Rika untuk kucing peliharaannya itu.

Ada satu hal aneh lagi yang membuat Anes mencurigai kucing itu. Kakinya pincang?

Kebetulan atau tidak, tetapi itu justru membuat Anes semakin curiga kalau Shoki dan Rangga adalah satu jiwa?

Rangga kena kutukan, mata Rangga memiliki sorot mata yang sama seperti Shoki, juga sikap laki-laki itu yang seolah-olah sudah mengenal Anes lama dan selalu berbuat baik kepadanya.

Memang, berbuat baik kepada orang lain itu bukan sesuatu hal yang jadi masalah. Namun, rasa-rasanya ini berbeda, seperti deja vu.

Anes beranjak dari duduknya lalu berjalan perlahan menghampiri Shoki yang tengah pulas tertidur. Seperinya dia juga kecapekan?

Anes Berjongkok di depan kucing itu, menatapnya sebentar dan berkata, "Lo itu sebenarnya siapa, sih?" tanya Anes penasaran. Siapa tahu dia menjawab?

Shoki tetap bergeming. Tangan Anes terulur dan mencoba menyentuh bulu-bulu halus berwarna hitam pekat itu. Lembut.

"Kalau dipikir-pikir, Lo lucu juga." Anes bermonolog. "Gue bukannya benci sama kucing, gue cuma takut sama lo. Spesies kaya lo gini tuh berpotensi melukai tau nggak." Kemudian Anes terkekeh mengingat kenangannya dulu saat diserang kucing sampai kucing itu melukai tangan dan kakinya.

Mister Kucing [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang