Mawwww auwooo :v
Sekali-kali komen di setiap paragraf napa 😥🐈🐈🐈
Lonceng istirahat berbunyi dua menit yang lalu, semua murid pasti berhamburan keluar kelas. Untuk apalagi kalo bukan untuk mengisi perutnya, ada juga deretan murid yang rajinnya nauzubillah langsung melengos ke perpustakaan. Susi contohnya.
Kalau buka karena dipaksa Arika, Anes tidak mau pergi ke kantin. Gadis itu biasanya pergi ke sana kalo sudah sepi, di jam-jam istirahat selesai baru ke sana, lalu memakan jajanannya di kelas.
Kali ini Arika mengajak Anes untuk makan di kantin. Bella juga ikut, selain mengisi perut, gadis itu suka mencari gosip-gosip hangat yang sedang di perbincangkan siswi-siswi di sana.
"Mau denger berita baru lagi nggak?" tawar Bella, mulai menggosip bak ibu-ibu arisan atau ibu-ibu depan komplek yang lagi beli sayuran di abang tukang sayur gerobak keliling.
"Berita apa?" Arika menyahuti antusias.
"Soal anak baru itu, loh."
Mendengar anak baru disebutkan, Anes menguping diam-diam, pura-pura tidak peduli padahal dalam hati ingin tahu.
"Ganteng, ya," tambah Arika meminta persetujuan.
"Emang ganteng, tapi ... Katanya dia di tinggal kedua orang tuanya."
"Masa?" seru Arika cepat, tidak percaya.
"Iya." Bella mengangguk. "Sekarang dia tinggal sama mantan pembantunya dulu."
Anes menyantap makanannya, mendengarkan cerita Bella ... Masuk lewat telinga kiri, keluar lewat telinga kanan. Pengen tahu, tapi juga tidak ingin terlalu tahu.
Dasar Bella, biang gosip. Lagipula Anes ataupun yang lainnya heran, dari mana Bella bisa tahu semua berita-berita itu?
"Tahu dari mana Lo?" tanya Arika akhirnya.
"Dia tetangga gue," ucap Bella. Dia menyendok makanannya lalu dimasukan ke dalam mulutnya. "Tapi ..."
"Tapi apa?" potong Arika cepat. Ahhh gadis ini, kepo tingkat akut.
"Tapi gue jarang liat dia di rumah, tau. Jarang banget," jujur Bella.
"Iya, kah?"
"Hooh, paling malem gue liat dia, kalo siang nggak pernah. Malahan gue baru liat dia lagi kemaren." Bella menjeda sebentar omongannya, mengunyah makanannya lalu di telan dan mulai menjelaskan kembali. "Padahal nih, ya ..." Bella mulai menyendok makanannya lagi, di masukan lagi ke mulutnya, mengunyah dan ditelan.
"Lu kalo ngomong jangan dipotong-potong napa, bikin penasaran aja anjir." Arika memukul lengan Bella kesal. Kebiasaan setiap ngasih tahu sesuatu tidak lengkap dan tidak terperinci. Alhasil selalu kesal saja, menjadi tambah malas kalau bergosip dengan Bella.
"Entar lanjut ceritanya, gue mau fokus makan dulu," final Bella.
Anes terkekeh, mendengar celotehan kedua temannya itu cukup menghibur kan. Walau ini bukan sedang melawak, tapi teman-temannya itu ada saja yang bisa ditertawakan. Sereceh itu jokesnya.
Tiga tahun mereka satu kelas, tiga tahun Anes selalu bersama mereka, tiga tahun itu pula Anes selalu menutup diri. Menjadi pendengar bagi teman-temannya, menjadi teman paling pasif di antara semuanya. Bahkan Susi saja yang kutu buku tingkat nauzubillah tidak terlalu pendiam seperti Anes.
"Anes," Bella memanggil.
"Hmmmm?" Anes mengangkat kedua alisnya, di panggil tiba-tiba seperti itu membuatnya kaget saja.
"Kayanya dia suka deh sama Lo," ujar Bella.
"Dia siapa?" tanya Anes tidak tahu orang yang di maksud temannya itu siapa.
"Rangga."
"Apaan sih, nggak mungkin lah," terka Anes. Bagaimana mungkin dia suka sama dirinya, sedangkan saling mengenal saja tidak.
"Soalnya gue liat pas tadi di kelas, dia mandangin Lo terus."
"Salah liat kali, bukan gue yang dia liat."
"Mata gue masih sehat kali, Nes. Serius deh, dia itu natap Lo terus."
Anes terdiam, memikirkan perkataan Bella. Masa iya sih, anak baru itu liatin dirinya terus? Membuat takut saja.
"Nggak usah ngadi-ngadi, deh, Lo," celetuk seseorang, menghampiri Anes, Arika, dan Bella. Tangannya terulur ke makanan Bella dan duduk di depannya.
"Apaan sih, Lo. Kalo mau makan beli sana sendiri, jangan comot punya gue," omel Bella tidak terima.
"Gue ganteng, makasih," ungkap Aldo, mengambil kembali makanan milik Bella.
"Sialan!" Bella menjitak kepala Aldo dengan sendok. Bella dan Aldo itu sudah seperti kucing dan tikus, kalo ketemu selalu saja ribut.
"Mulai deh," jengah Arika. "Yuk, Nes. Kita pindah ke tempat lain." Arika menarik tangan Anes, beranjak dari sana.
Daripada menjadi bahan tontonan karena bersanding dengan kedua mahkluk di depannya ... Arika memutar bola matanya, lebih memilih menyingkir daripada ikut terlibat. Kalo sudah begini, sampai lebaran monyet pun mereka tidak akan pernah berhenti berdebat dan bertengkar.
🐈🐈🐈
Gimana tanggapan kalian tentang teman-temannya Anes?
Anes bakal berubah nggak ya🙄
Ciahhhh berubah, power rangers kali ah :v
Mau lanjut nggak yeorobun?
Tinggalin jejak ya (;
KAMU SEDANG MEMBACA
Mister Kucing [SUDAH TERBIT]
FantasyFOLLOW JUSEYEO! Anes itu tidak suka kucing, tapi rumahnya selalu didatangi hewan satu itu. "Ma, ada kucing!" teriak gadis itu nyaring. Suaranya menggelegar di penjuru rumah. "Dek, itu cuma kucing loh." Rika --mama Anes-- sudah jengah dengan anak sem...