Typo bilang
🐈🐈🐈
Anes masuk ke dalam kelasnya. Di sana sudah ada Arika dan teman-teman yang lainnya.
"Haiiii, Anestasya." Arika yang menyadari Anes sudah datang langsung mengahampiri gadis itu, memeluknya penuh rindu. Sudah satu bulan mereka tidak bertemu.
Anes tersenyum canggung seperti biasa. Tangan Anes ditarik Arika menuju bangku mereka, Anes duduk di bangkunya sedangkan Arika di sebelahnya.
"Yaelah, Nes, kita udah satu kelas selama tiga tahun, lo masih aja canggung gitu," celetuk Bella -si biang gosip alias lambe turah --tukang gosip-- kelas 12 Ips1- dia juga salah satu orang yang selalu berusaha membuat Anes nyaman di kelas.
"Berisik." Susi -si kutu buku- melempar Bella dengan bolpoin, suara cewek itu sangat mengganggu konsentrasinya yang sedang membaca.
"Kalo nggak mau berisik sono ke perpus, jangan di sini," seru Bella, melempar kembali bolpoin yang di lemparkan Susi kepadanya.
Si kutu buku itu menatap tajam Bella dari balik kacamata bulatnya. "Awas kalo lo nyontek, nggak bakalan gue kasih lagi."
"Berisik amat si lu pada, ganggu orang ganteng lagi tidur aja," protes Aldo. Si cowok yang tidak mau dirinya di ganggu tapi sendirinya suka mengganggu.
"Stttttt! Mas Aldo lagi mau tidur, jangan di ganggu," timpal Arika.
"Tidur pagi-pagi, rezeki lo dipatok ayam, noh," ungkap Bella, mendorong tubuh Aldo yang tidur di atas meja, alhasil cowok itu terjatuh ke lantai yang tingginya sekitar satu meter.
Aldo mengaduh, tubuhnya terasa remuk akibat menghantam lantai begitu keras. Cowok itu bangkit, memegangi pantatnya yang terasa nyeri.
"Nggak mau tau pokonya lo harus tanggung jawab." Aldo menuntut Bella, pelaku yang membuat seluruh tubuhnya nyeri.
Prok prok!
Suara tepukan tangan itu membuat semua perhatian tertuju pada sang pelaku yang membuat suara.
Bima.
Ketua kelas 12 Ips1 itu mengambil alih perhatian audien. Bima yang akan memberikan pengumuman kepada penghuni kelasnya terjeda sebentar saat Tristan dari belakang menghantam tubuhnya.
"Sorry gue terlambat." Cowok yang bernama Tristan itu langsung menyodorkan selembar uang 10ribu ke Bima. Bima langsung mengambilnya.
Tristan memang murid yang selalu memberikan uang denda ke Bima akibat dirinya yang selalu terlambat. Bukan karena letak rumahnya yang jauh, tapi karena jalan rumah ke sekolahnya banyak sekali belokan membuat Tristan yang sangat pelupa sering tersesat karena jalannya yang seperti labirin. Meskipun sudah beberapa tahun sudah sering melewati jalan itu, dia tetap pelupa.
Bima kembali berbicara, membuat seisi kelas mengalihkan perhatian kepadanya.
"Seperti yang sudah kalian ketahui sebelumnya, kita akan kedatangan teman baru." Bima mulai menjelaskan. "Hari ini kita sambut dia. Masuk aja," perintah Bima.
***
Rangga melangkah memasuki kelas yang akan dia tempati. Bima -ketua kelasnya- ditugaskan memperkenalkan Rangga karena hari ini wali kelasnya sedang rapat untuk mempersiapkan pelajaran yang akan dia sampaikan.
Rangga mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, sampai akhirnya netranya bertemu dengan mata Anes yang juga menatap dirinya.
"Lo bisa kenalin diri lo." Bima mempersilahkan.
"Rangga ... Rangga Abisatya." Rangga menyebutkan namanya to the point tanpa memberi embel-embel apapun sebelumnya.
"Udah gitu doang?" tanya Bima heran, biasanya murid baru itu memperkenalkan diri lengkap dengan, dari mana dia awalnya sekolah dan beberapa prestasi yang pernah ia dapat.
Rangga menatap Bima bingung. Bima mengerjab, menyudahi perkenalan singkat itu.
"Lo sebangku sama gue aja, oke." Bima menawarkan diri yang dibalas anggukan oleh Rangga.
"Ganteng, ya." Arika menyenggol lengan Anes. Gadis itu mengedipkan mata dua kali.
"Hmmm." Anes mengangguk menyetujui.
"Masih gantengan juga gue," timpal Aldo yang mendengar ungkapan Arika dan Anes.
"Mimpi." Bella yang gedek dengan sikap Aldo yang pedenya tingkat kakap tidak kuat menahan tangannya untuk tidak mengusap wajah Aldo yang sok paling tampan.
"Tangan lo bau asin, cuihh!" Aldo menjilat bibirnya beberapa kali. Mendengar itu sontak Bella mencium bau tangannya.
Anes geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman-temannya. Terkadang Anes merasa bersalah, teman-temannya yang selalu berusaha menghibur dan membuat dirinya tidak terlalu kaku di kelas, membuat hati Anes sedikit tergerak.
🐈🐈🐈
Sejauh ini menurut kalian ceritanya gimana?
Mau lanjut nggak?
Oh iya, aku lagi ikutan event di salah satu penerbit. Do'ain lancar sama bisa kepilih ya, jadi ceritaku bisa dibukuin :v
Aminin ya (;
Kalian jangan lupa beli juga kalo seandainya ceritaku kepilih wqwqwq :v
Tinggalin jejak ya (; seneng banget aku kalo selalu ada notifikasi dari cerita ini 😭🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Mister Kucing [SUDAH TERBIT]
FantasyFOLLOW JUSEYEO! Anes itu tidak suka kucing, tapi rumahnya selalu didatangi hewan satu itu. "Ma, ada kucing!" teriak gadis itu nyaring. Suaranya menggelegar di penjuru rumah. "Dek, itu cuma kucing loh." Rika --mama Anes-- sudah jengah dengan anak sem...