48. I Can't Go

1.2K 241 5
                                    

Guysss aku menemukan sesuatu yang hampir mendekati imajinasi ku

Tadaaa, begini kira² bentuk Rangga pas jadi setengah kucing, persis seperti yang aku gambar kemaren :v tapi foto ini aku baru nemu sekarang hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadaaa, begini kira² bentuk Rangga pas jadi setengah kucing, persis seperti yang aku gambar kemaren :v tapi foto ini aku baru nemu sekarang hehe

Imajinasi kan sedikit kalo tangan sama lehernya dipenuhi bulu kucing juga, lalu di pipinya ada kumis kucingnya😂✌🏻

Btw part yang sebelumnya belum memenuhi target ya, tapi gpp aku nggak ingin terlalu memaksa makanya sekarang aku updet 😊

Btw part yang sebelumnya belum memenuhi target ya, tapi gpp aku nggak ingin terlalu memaksa makanya sekarang aku updet 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuatu yang sudah aku pegang tak akan pernah aku lepaskan begitu saja

🐈🐈🐈

Menjelang pagi tiba Anes meminta untuk segera pulang, tentu saja dia harus membawa Dejun dan Arika untuk pulang. Awalnya Arika terkejut mengapa Anes memintanya begitu tiba-tiba, padahal dia sendiri yang ingin segera menemui Rangga, memang untuk apa tujuan mereka ke sini? jelas untuk menemukan Rangga, bukan hanya numpang tidur di rumah orang asing seperti Pak Selamet.

"Lo yakin mau balik?" tanya Arik memastikan sekali lagi. Sudah ketiga kalinya Arika bertanya seperti itu dan jawaban Anes tetap sama, iya sambil mengangguk mantap.

"Nggak jadi nyari Rangga-nya?" tanyanya sekali lagi, janji untuk yang terakhir kalinya.

"Iya. Kita pulang sekarang aja," ucapan Anes meyakinkan kalau keputusannya sudah bulat. Seperti yang Rangga perintahkan semalam, dia harus pulang. Maka dari itu pagi ini Anes mengabulkannya.

"Pak, Buk, saya sama temen saya pamit ya. Terima kasih sudah memberi kami tempat bermalam yang nyaman." Anes pamit kepada Pak Selamet dan istrinya karena mereka harus segera pulang.

"Sama-sama," balas Pak Selamet. "Baiknya kalian memang pulang saja, rumah yang kalian tuju itu memang tidak ada penghuninya jadi sebaiknya kalian kembali."

"Iya, Pak." Anes mengangguk. "Kalo begitu kami pamit ya, Pak."

"Iya, hati-hati di jalan."

Dejun yang sedari tadi di dalam mobil menunggu pun membunyikan klakson mobilnya setelah Anes dan Arika masuk ke dalam mobil.

Mister Kucing [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang