22. CLASS MEETING

178 35 105
                                    

Hari setelah UTS adalah yang paling ditunggu oleh para murid SMA Sarasvati. Karena sekolah menyelenggarakan class meeting. Tidak ada jam belajar, PR, tugas-tugas yang membuat pusing kepala, bebas jam ekstrakurikuler, dan ini yang paling disukai semua orang : jam pulang lebih awal. Pihak guru menyelenggarakan berbagai macam pertandingan olahraga sebagai pengganti jam belajar. Para murid langsung tumpah ruah di luar kelas. Sebagian lainnya mengisi kantin atau memenuhi selasar sambil menonton pertandingan tanpa ikut berpanas-panas.

Saat ini masih pukul sepuluh pagi. Sebagian halaman depan sekolah diubah menjadi lapangan voli. Aku bersama lima orang cewek di kelasku mewakili kelas 2-C dalam pertandingan voli putri antar kelas. Lawan kami adalah kelas 2-B dan saat ini sudah memasuki babak terakhir. Sejauh ini, skor yang kami cetak cukup baik. Sorak sorai dan yel-yel silih berganti terdengar dari para penonton yang sebagian besar perempuan. Ada juga anggota tim voli yang mengenakan jersey tim sekolah karena akan bertanding setelah kami.

"Ririn!" seru Laila yang berjaga di bagian belakang saat bola dari kubu lawan memasuki area kami.

Tanpa membuang waktu, aku langsung melompat dan melakukan smash. Lapangan sejenak sunyi saat bola kembali memasuki area lawan dan salah seorang pemain gagal melakukan block. Seketika suasana pecah oleh sorakan kegembiraan dari para penonton.

"Pertandingan ini dimenangkan oleh 2-C!" Suasana semakin riuh usai Pak Manan mengumumkan melalui toa mini di tangannya. Aku dan teman-teman satu tim langsung berpelukan dan saling meluapkan kegembiraan. Tak peduli dengan tubuh bersimbah peluh sampai menembus seragam olahraga berbahan katun yang kami kenakan. Tidak ada hadiah untuk pemenang dalam pertandingan ini, tetapi kami gembira karena bisa bersenang-senang bersama.

"Kita menang!" Aku berseru dan melompat-lompat kegirangan saat menghampiri Dania yang menonton di tepi lapangan. Ia ikut larut dalam kegembiraan bersama yang lain sementara pertandingan selanjutnya telah dimulai.

"Untung di kelas kita ada kamu sama Laila yang jago voli. Jadi kita bisa menang dari 2-B. Aah ...! Seneng banget aku ...!" Melihat ekspresi Dania yang sedikit berlebihan membuatku mau tidak mau tertawa.

"Pelan-pelan kalau ngomong. Jaka denger, bisa ngambek tujuh hari tujuh malam dia nanti," ucapku sebelum meminum air mineral yang kutitipkan pada Dania.

"Biarin. Dia udah kabur pas babak terakhir mulai. Ngerasa kayaknya kalau bakal kalah." Kami kembali tertawa. Aku hampir saja tersedak karena baru menelan air minum. Tiba-tiba tawa Dania berhenti. Ia menyenggol lenganku, lalu menunjuk ke balik punggungku dengan dagunya. Saat aku menoleh, sosok Rifki berdiri tak jauh dari kami.

Ia tersenyum padaku sebelum menyapa, "Hai, Rin. Selamat kelas kamu udah menang."

"Makasih," jawabku. Ada sedikit canggung di antara kami setelah kejadian di lorong sekolah itu. Dania melempar pandang ke arah lain setelah berdeham kecil. Aku belum memberi tahunya tentang apa yang terjadi antara aku dan Rifki. Tapi sepertinya ia merasa jika baru saja terjadi sesuatu di antara kami mengingat ia cukup sering bertemu dengan cowok itu sebagai anggota OSIS.

"Boleh bicara berdua aja, nggak?" tanya Rifki. Aku memberanikan diri memandang Rifki. Duh, ini perasaan apa, sih? Kok rasanya ada sesuatu yang terbang di dalam perutku saat melihat matanya yang teduh itu.

"Boleh kok, Rif." Aku langsung menoleh saat Dania tiba-tiba menyahut dan melotot padanya. Tapi cewek itu tampak tidak peduli dan tetap bicara pada Rifki, "Abis ini Ririn nggak ada pertandingan lagi. Sini Rin, botol kamu aku bawain ke kelas." Dalam waktu singkat, botol minumku langsung berpindah ke tangan Dania tanpa bisa kucegah. Ia segera menjauh sambil memberi tanda padaku untuk mengikuti cowok itu.

"Yuk, Rin." Aku menoleh. Rifki telah berdiri di sebelahku. Aku menjawab dengan anggukan sebelum berjalan mengikutinya. Sebetulnya aku ingin lari saja seperti aku menghindari Rifki baru-baru ini. Rutinitas baruku usai ia tiba-tiba menciumku dan membuat perasaanku semakin kacau.

Salah Paham [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang