Salah Paham [TAMAT]

1. SEPERTI APA RASANYA?

Februari, 2005 - Awal Semester Genap

Aku penasaran, seperti apa rasanya menjadi terkenal? Diperhatikan dan dibicarakan semua orang. Bahkan mungkin, selalu dikejar ke manapun kamu pergi. Pernah mengalami itu?

Oh, sebentar. Kita belum berkenalan. Namaku Karina Aulia. Panggil saja Ririn. Anak kedua dari dua bersaudari. Ayah seorang guru SMP, dan Ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan segudang usaha. Aku masih tujuh belas tahun. Tepatnya tujuh belas tahun dua bulan sepuluh hari. Kelas 2-C SMA Sarasvati.

Aku suka pelajaran sejarah, anggota tim voli putri sekolah-walau lebih sering jadi pemain cadangan-dan penggemar Shandy Aulia. Dia bukan sekadar idola, tapi PANUTANKU. Banyak yang bilang kalau aku memiliki banyak kemiripan dengannya. Bentuk wajah, tinggi badan, rambut panjang lurus yang kadang-kadang dikuncir ekor kuda, sampai nama belakang kami yang sama-sama 'Aulia'-yang satu ini murni kebetulan karena nama belakang ayahku.

Ya, aku tahu! Mereka yang bilang begitu sebenarnya tidak sungguh-gungguh, kok. Mungkin bahkan sebuah olok-olok untukku saja. Aku tidak semirip itu dengan Shandy Aulia. Kemiripan kami cuma karena sama-sama perempuan. Kalau soal nasib, tentu saja sangat berbeda. Tapi bagaimanapun, aku tetaplah penggemar beratnya. Shandy Aulia adalah idola baru di kalangan remaja. Walaupun sebenarnya, aku sudah menyukainya sejak muncul dalam iklan deodorant yang kini menjadi deodorant kesukaanku juga. Dan oh, tahukah kalian jika aku memajang poster 'Eiffel... I'm In Love' di kamarku? Yang asli. Dengan tanda tangan Shandy Aulia dan Samuel Rizal. Aku memenangkannya dari undian di sebuah tabloid.

Oke, sudah cukup basa-basi perkenalannya. Mari kita kembali ke topik awal. Jadi, pernahkah kalian tiba-tiba menjadi pusat perhatian? Dibicarakan banyak orang? Di sekolahku, kalian harus tampak menonjol untuk menjadi pusat perhatian. Berparas cantik atau ganteng, berprestasi, kaya, atau karena memang dasarnya kalian layak menjadi pusat perhatian. Aku? Aku bukan jenis orang seperti itu walaupun bergabung dengan tim voli sekolah. Popularitasku masih kalah dengan Tania, si kapten tim voli putri SMA Sarasvati. Aku hanya siswi SMA biasa. Selalu berusaha berangkat sekolah tepat waktu, berbuat baik kepada siapa saja, dan berteman dengan siapa saja. Hidupku sangat standard.

Aku memang murid golongan biasa dengan wajah biasa-biasa juga. Tetapi percayalah, temanku bukan dari kalangan siswa biasa. Aku bisa berteman dengan siswa paling tidak populer di kelasku, tapi juga mudah bergaul dengan siswa paling populer sekalipun. Bukannya sombong, tapi beberapa temanku adalah anggota OSIS yang cukup terkenal. Dania Wirawan, Sekretaris OSIS yang kebetulan satu kelas dan satu bangku denganku sejak kelas satu, adalah salah satu cewek populer di SMA Sarasvati. Kalian tanya saja murid SMA Sarasvati secara acak, pasti mereka akan menjawab jika mengenal Dania. Tidak sedikit juga yang sok kenal.

Ferdian Mahendra atau Ferdi, murid kelas 2-A. Wakil Ketua OSIS dan Ketua ekstrakurikuler mading. Badannya tinggi besar, berkulit sawo matang, dengan rambut keriting yang dipotong a la Kobe Bryant. Ia pernah menjadi anggota tim basket, tapi kemudian mundur karena tidak bisa membagi waktu dengan kegiatan lain yang diikuti. Passion-nya di dunia menulis membuat Ferdi lebih memilih untuk mempertahankan keanggotaannya dalam tim mading.

Lalu, ada Achmad Zakarya atau Jaka, murid kelas 2-B. Salah satu anggota OSIS juga-aku lupa dia menjabat sebagai apa-aku berteman dengannya karena kebetulan ia adalah pacar Dania. Sebenarnya Jaka tidak seterkenal pacarnya, tapi cowok itu lumayan popular akhir-akhir ini.

Dan tentu saja, aku berteman dengan Rifki Narendra Priadi, murid kelas 2-A yang menjabat sebagai Ketua OSIS SMA Sarasvati. Cowok terpopuler di SMA Sarasvati saat ini.

Bicara soal menjadi perhatian:

Ayolah, Rin. Kapan kamu berhenti mengucapkan kalimat pembuka itu dan langsung pada intinya saja?