~Semakin aku menyukainya, semakin harus aku merelakannya~
🍁🍁🍁
Aku akhirnya bertemu dengan Kak Joshua setelah sekian lama. Ia datang ke Korea dan aku menjemputnya bersama Kak Taehyung. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihat wajah menawan itu hingga rasanya aku hampir melupakannya.
Saat melihat Kak Joshua keluar dari gate, tubuhku terasa kaku. Aku berdiam diri selama beberapa saat sambil memandanginya berjalan ke arahku. Kak Joshua masih terlihat sama. Tampan, ramah dan bergaya. Hanya saja rambutnya sudah ia pangkas sedikit dan gaya berpakaiannya sekarang lebih terkesan formal.
"Shua-ya" teriak kakakku sambil menyambut Kak Joshua. Taehyung oppa memang mudah sekali tersentub ketika bertemu teman lama, apalagi Kak Joshua. Sementara aku hanya berdiam diri di tempat yang sama sambil menyaksikan reuni mengharukan mereka.
"Gimana kabar lo, V?" tanya Kak Joshua. Ia memang lebih senang memanggil Taehyung oppa dengan sebutan V. Ia yang memberinya nama panggilan itu.
"Gue baik, seperti biasa. Amerika dan Korea seperti tidak ada bedanya buat gue" balas kakakku.
Lalu Kak Joshua melirikku. Seketika tubuhku menjadi kaku namun detak jantungku terdengar begitu jelas. Hal itu semakin parah ketika Kak Joshua tersenyum sambil menghampiriku, lalu memelukku!
Aku termangu. Pelukannya yang lembut dan hangat selalu membuatku nyaman. Namun karena saking lamanya kami terpisah, aku hampir melupakan rasa nyaman itu. Aku merasa bersalah karena telah sempat membiarkan hatiku jatuh pada orang lain sementara Kak Joshua dulunya adalah satu-satunya orang yang ada di dalam sana. Pelukan ini kembali mengingatkanku pada musim gugur di Amerika. Musim gugur ketika aku pertama kali jatuh cinta padanya.
"Fall, I miss you so much" ucapnya seraya melepas pelukannya.
"I miss you as well" balasku.
"Kak Joshua kenapa nggak kabarin aku kalau mau ke Korea? Kenapa aku harus taunya dari Taehyung oppa?" tanyaku manja.
"Mianhae, aku niatnya mau ngasih kejutan buat kamu, tapi ternyata kakakmu ini nggak pintar bikin surprise. But I promise, selama aku ada di sini, aku bakal luangin waktu sebanyak mungkin buat kamu"
Mendengar hal itu, wajahku yang tadinya cemberut menjadi ceria. Aku begitu senang. Menghabiskan waktu bersama Kak Joshua di Korea adalah impianku sejak lama. Aku tentu ingin sekali jalan-jalan bersamanya.
🍁🍁🍁
Pagi ini Kak Joshua datang ke rumah dengan mengendarai mobil. Aku tahu itu adalah mobil milik kerabatnya yang ia pinjam, karena setahuku Kak Joshua tidak pernah membeli mobil baik di Amerika maupun Korea. Bahkan di Amerika, ia lebih senang naik transportasi umum ataupun berjalan kaki sambil bermain skateboard. Kak Joshua tidak terlalu suka mengendarai mobil, namun inisiatifnya untuk mengantarku ke sekolah dengan mobil membuatku sedikit terkejut. Ia mulai terkesan seperti pria terhormat di Korea, padahal sewaktu di Amerika ia lebih senang bergaya casual dan santai.
Aku pamit pada ayah dan ibu, juga Taehyung oppa yang pagi itu sedang tidak terburu-buru ke rumah sakit. Lalu aku menghampiri Kak Joshua dan duduk di sampingnya di dalam mobil. Aku awalnya merasa ragu apakah Kak Joshua benar-benar bisa mengendarai mobil, namun setelah melihatnya menyetir, aku bisa tahu bahwa he is a good driver.
"Maaf, Gaeul. Aku masih belum terbiasa berkendara selama di Korea. Posisi stirnya berbeda dengan di Amerika, jadi tolong tegur aku kalau misalkan aku salah menggunakan jalur" ucapnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan, namun sampai di sekolah dia tidak pernah sekalipun membuat kesalahan. Dia sangat lancar membawa mobil.
"Makasih ya kak udah nganterin aku" ucapku padanya. Ia hanya tersenyum, lalu tiba-tiba menarik tengkukku dan mencium keningku. Aku terbelalak, namun itulah Kak Joshua. Dia suka memberiku pelukan ataupun ciuman hangat. Dia selalu memperlakukanku istimewa.
"Sekolah yang tekun ya. Nanti pulang sekolah aku jemput" ucapnya.
Aku pun turun dari mobil dengan jantung berdegup kencang. Tidak kusangka setelah kukira diriku telah jatuh cinta pada orang lain, jantungku masih bisa berdegup kencang saat bersama Kak Joshua. Ini adalah suatu hal yang membingungkan.
Lalu aku berpapasan dengan Soobin. Anak laki-laki yang menolakku kemarin. Wajahnya tidak menampakkan rasa bersalah, lalu dia menyapaku seakan tidak ada sesuatu yang terjadi di antara kami. Tentu saja aku masih marah padanya, bahkam aku menjawab beberapa pertanyaannya dengan sinis. Namun, setelah bertemu dengannya dan memperlakukannya seperti itu, justru aku yang merasa bersalah.
Soobin tidak salah. Ia berhak menolakku dan aku tidak berhak marah padanya. Aku tidak boleh memaksakan perasaannya padaku. Jika ia tidak menyukaiku, maka tidak mengapa, aku masih bisa menjalani hidup tanpa harus menjadi kekasihnya. Tapi apa sungguh ia tidak menyukaiku? Apa dia benar-benar tidak menyimpan perasaan khusus terhadapku? Sepertinya saat ia melihatku turun dari mobil Kak Joshua, ia terlihat sedikit kesal. Tapi tidak, sudahlah! Mungkin itu hanya hayalanku saja.
🍁🍁🍁
Walau masih kesal, namun aku masih tetap saja mencari-cari Soobin sepulang sekolah. Aku turun di kelasnya dan menunggu hingga pelajaran berakhir demi untuk melihat Soobin. Aku memang gila! Tapi, perasaanku terhadap Soobin sepertinya benar-benar nyata. Bahkan setelah mengenalnya, aku masih saja penasaran padanya. Dia mampu membuatku merasa candu.
Kelasnya pun berakhir. Aku dapat dengan jelas melihatnya membereskan barang-barangnya di atas meja kemudian bergegas keluar. Namun, ia terlihat buru-buru. Saking buru-burunya, ia sampai tidak melihatku berdiri di depan kelasnya dan langsung berlari keluar gedung. Aku tidak percaya ini. Kemana ia hendak pergi?
Lalu aku ingat, hari ini adalah jadwal check up nya di rumah sakit. Biasanya, aku akan selalu mengantarnya, namun kali ini tidak. Biarlah ia pergi seorang diri.
Tiba-tiba seseorang mencolekku dari belakang. Aku pun berbalik dan tersenyum padanya. Itu adalah Beomgyu. Tumben sekali ia menghampiriku, padahal biasanya ia hanya selalu diam dan menatapku sambil menunduk.
"Beomgyu, ada apa?" tanyaku.
"Itu kak.. aku.." ia terbata-bata. "Aku mau ngasih sesuatu ke kakak tentang Soobin hyung. Tapi, kakak harus janji nggak bakal menimbulkan masalah dari ini"
Aku mengangkat kedua alis. Aku penasaran dengan maksud perkataan Beomgyu karena itu terdengar agak mencurigakan. "Apa maksud kamu, Gyu? Barang apa yang mau kamu kasih ke aku? Masalah apa yang kamu naksud?" tanyaku.
Beomgyu hanya menyerahkan sebuah USB padaku. "Di dalam sini ada satu file yang bisa kakak akses. File ini mungkin akan penting banget buat Soobin hyung. Aku mau kakak nyimpen ini"
"Tunggu, kenapa kamu malag nyuruh aku buat nyimpen file ini? Kenapa bukan kamu aja atau Soobin? Emangnya isi file ini apa?"
"Aku udah nggak sanggup nyimpen itu kak. Kalau kakak liat isinya kakak pasti bakal tau apa alasan aku nggak mau nyimpen itu lagi. Oh ya, password filenya adalah hari ulang tahun Soobin hyung yang asli" ucap Beomgyu lalu pergi.
Bocah itu aneh sekali. Ia sekilas terlihat normal, namun sebenarnya dia sangat misterius, bahkan lebih misterius dari kakaknya. Lalu apa sebenarnya isi file yang ia maksud? Dan, ulang tahun Soobin yang asli? Apakah Soobin memiliki dua tanggal ulang tahun yang berbeda?
Tbc
😍
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂
FanfictionDi musim gugur, Soobin merasakan kebahagiaan yang selama ini ia impikan bersama seorang gadis bernama Gaeul. Karena itu ia mulai menyukai musim gugur dan dedaunan yang berguguran. 🍁 = Gaeul Perspective 🍂 = Soobin Perspective Berusaha untuk tidak...