11. Something I Feel 🍁

24 5 1
                                    

~Sejak mengenalmu, banyak hal aneh yang terjadi pada diriku. Salah satunya adalah memikirkanmu~

🍁🍁🍁

Sejujurnya aku sangat kesal pada Soobin karena kejadian di cafe kemarin. Bisa-bisanya dia justru melarangku untuk membelanya di depan Changbin. Ia juga melarangku untuk terlibat dalam masalahnya lagi dengan kata lain ia tidak ingin aku mencampuri urusannya. Padahal sejak kapan aku mencampurinya? Tidak pernah kecuali biaya rumah sakit itu.

Bukannya seharusnya ia berterimakasih? Kenapa justru bersikap seperti itu?

Lalu saat jam istirahat aku membawa setumpuk buku dari kelas sebagai ganti piketku kemarin yang kutinggalkan karena menepati janjiku pada Yeonjun. Yeji dan Ryujin sedang sibuk menyalin catatan Sanha sebelum masuk jam pelajaran matemagika sehingga mereka tidak sempat membantuku.

Saat di koridor, aku tidak sengaja menabrak seseorang yang menghalangi jalanku. Untung saja buku-buku yang kubawa tidak jatuh.

"Ini siapa sih?! Yang di depan gue minggir dong! Mau lewat nih!"

Betapa terkejutnya diriku saat melihat Soobin di balik tumpukan buku yang kubawa. Tidak kusangka dia muncul di hadapanku dan mengambil setengah dari tumpukan buku yang kubawa setelah apa yang dikatakannya kemarin.

Bukankan dia ingin agar aku tidak mencampuri urusannya? Seharusnya dia juga tidak usah muncul di hadapanku sekarang. Aku kesal padanya.

Nyatanya ia malah membantuku membawa buku-buku itu kemudian meminta maaf atas kejadian kemarin. Katanya ia hanya tidak ingin aku terlibat dengan anak seperti Changbin dan tidak berniat sama sekali untuk menyakiti perasaanku. Huh! Setidaknya ia peka bahwa aku memang terluka atas perkataannya.

Lalu ia menyinggung soal biaya rumah sakit, ia ingin mencicilnya. Aku bilang tidak perlu. Tapi dia bilang..

"Itu memang tidak seberapa bagimu, tapi bagiku itu utang yang sangat besar. Aku tidak ingin berhutang padamu. Sudah cukup anak-anak menuduhku mencuri benda milikmu, jangan sampai mereka memperolokku karena berhutang padamu"

Aku terdiam selama beberapa saat. Oh iya, gantungan kunci itu. Kemarin aku baru sadar bahwa pengaitnya memang sudah berkarat dan mudah lepas. Bahkan saat ingin berangkat sekolah, benda itu lepas lagi. Lagipula malam itu Soobin juga tidak menyentuhku sama sekali. Aku sudah salah menuduhnya.

"Maaf gue udah salah nuduh lo" ucapku.

Tapi anak itu tidak marah sama sekali. Ia hanya tersenyum.

"Kim Gaeul. Tolong percaya padaku" ucapnya.

Aku terdiam, namun dalam hati rasanya aku ingin menangis ia mengatakan hal itu. Hidupnya benar-benar miris.

🍁🍁🍁

Semakin hari aku semakin merasa nyaman dengan Soobin. Kami pun memutuskan untuk berteman. Walau kami jarang bertemu, tapi ia tidak pernah kesal ataupun memintaku untuk bertemu dengannya. Ia sangat pengertian.

Hari ini aku melihat situasi dia yang sebenarnya. Ternyata anak-anak di sekolah ini sangat jahat padanya. Tidak punya hati sekali mereka mengotori loker Soobin sampai baunya sangat menyengat. Bisa dibilang aku kasihan melihatnya, tapi aku tidak ingin menunjukkan hal itu kepadanya. Takut ia marah.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang