19. Is It True Feeling? 🍁

30 5 3
                                    

~Kamu tidak harus pergi kemana-mana karena aku yang akan pergi demi kamu~

🍁🍁🍁

Soobin tampak sangat bahagia.

Baru kali ini aku melihatnya tersenyum begitu lebar. Kami berempat duduk di dalam tenda sambil menikmati kue ulang tahun dan aneka snack yang sudah disiapkan. Ya, semacam pesta kecil-kecilan tapi untungnya sukses membuat Soobin bahagia. Huft..syukurlah.

"Gaeul, kenapa kamu memakai baju seperti ini?" tanyanya.

Ya, mungkin agak aneh karena baru kali ini aku memakai dress bermotif bunga-bunga dan sepatu hak tinggi. Tadi saja aku nyaris keseleo saat memakainya. Sepertinya aku memang tidak cocok menjadi gadis feminin.

"Nggak papa kok, lagi mau nyoba gaya baru aja" jawabku.

"Hah? Bukannya lo tadi bilangnya mau kelihatan cantik di depan Kak Soobin?" sahut Taehyun. Aku langsung menimpuk kepalanya. Dasar bermulut besar! Sepertinya dia niat sekali ingin membuatku malu di depan Soobin.

Sementara Soobin hanya tersenyum sambil menatapku. Dengan ia melakukan itu, aku jadi malu.

"Tidak perlu mengubah penampilan, tiap hari kamu tetap cantik kok" ucapnya.

Deg deg deg...

Degup jantungku kian memburu. Sepertinya aku memang tidak tahan mendengar ucapan manis dari Soobin. Pipiku pun memanas. Kai dan Taehyun cekikikan karena hal itu, sementara Soobin lagi-lagi hanya tersenyum manis.

Sudah larut malam, aku mengajak Soobin ke tepi danau yang terletak lumayan dekat dari tenda. Kami berdua saja, aku sudah menyuruh Kai dan Taehyun untuk membereskan tenda dengan imbalan traktiran di kantin selama satu minggu. Dasar bocah! Sudah pandai memeras yang lebih tua. Tapi ya sudahlah! Yang penting rencanaku terlaksana.

"Kenapa kamu mengajakku ke sini?" tanya Soobin.

Aku pun menatapnya dengan tampang sebal. Ya, aku sebetulnya masih sebal karena kejadian tadi siang saat aku ke restoran paman Shihyuk untuk meminta izin agar Soobin diberi waktu luang saat malam hari dan juga untuk memesan makanan.

"Kenapa tadi siang kamu pakai gendong Arin segala? Kamu suka sama dia?" tudingku. Soobin sedikit bingung dengan kalimatku. Ia tampak berpikir selama beberapa saat.

"Ahh, jadi yang tadi siang aku lihat di restoran benar kamu? Aku kira aku salah orang"

"Nggak usah mengalihkan pembicaraan! Jawab aja pertanyaan aku!"

"Ya, karena tadi kaki Arin keseleo saat kami mengangkat meja ke gudang. Jadi, aku terpaksa menggendong dia. Aku tidak punya perasaan sama sekali ke dia" tuturnya.

"Iya, kamu mungkin nggak punya perasaan ke dia. Tapi bisa jadi dia punya perasaan ke kamu. Pokoknya kamu nggak boleh dekat-dekat sama dia lagi!"

"Tapi dia keponakan dari bosku. Tidak pantas bagiku untuk mengabaikannya" ucap Soobin dengan kepala tertunduk.

Di saat itu aku mengerti. Soobin orangnya sangat tidak enakan kepada orang lain. Ia juga sangat menghargai orang-orang di sekitarnya sehingga mungkin mengabaikan satu orang saja akan terasa berat baginya. Bahkan ketika orang itu adalah Arin. Paman Shihyuk sudah sangat baik kepada Soobin sehingga Soobin tidak sampai hati untuk menyakiti perasaan keponakan kesayangannya.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang