7. His Life 🍁

27 6 1
                                    

~Mengapa setelah banyak hal yang terjadi, aku tetap ingin mengenalmu~

🍁🍁🍁

Sepanjang malam aku mengurung diri di kamar. Ibu beberapa kali memanggilku tapi aku hanya sekedar menjawab kemudian tertidur setelah memikirkan banyak hal. Semua yang kupikirkan selalu mengarah kepada cowok bernama Soobin itu.

Aku kemudian memandangi gantungan kunci pemberian Kak Joshua. Apa benar Soobin mencurinya dariku? Apa dia itu benar-benar pencuri?

Kalau dilihat dari wajahnya yang polos, aku tidak menyangka dia berbuat seperti itu. Bukankah dia bekerja di pesta kemarin? Apa gaji yang diberikan tidak cukup untuknya? Setahuku kakek tidak pelit dalam urusan gaji setiap pegawai maupun semua orang yang terlibat dengannya.

Lantas kenapa?

Lalu aku mendengar pintu kamar Taehyung oppa terbuka. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan keluar untuk menghampirinya.

"Oppa" panggilku.

Kakakku itu hanya tersenyum dengan tampang lesu. Sepertinya ia benar-benar sibuk seharian di rumah sakit. Kadang aku kasihan padanya, ia terlalu baik kepada keluarga kami bahkan kepada ibu yang bukan ibu kandungnya. Ia juga terlalu patuh pada perintah ayah sehingga kadang ia menyembunyikan keinginannya sendiri.

Sebenarnya kakak dulu ingin menjadi seorang penyiar berita, tapi ayah menginginkan dia untuk masuk fakultas kedokteran sehingga ia pun menurut saja dan akhirnya menjadi dokter. Oh, asal kalian tahu saja, ayah merupakan seoranh dokter sekaligus direktur rumah sakit sehingga ia ingin anak-anaknya menjadi seorang dokter sepertinya. Itu pula sebabnya mengapa ibu ingin sekali aku masuk fakultas kedokteran.

"Hhh.. Akhirnya kamu keluar juga! Jangan ganggu Taehyung! Mending kamu belajar!" omel Ibu saat melihatku mematung di depan kamar kakak.

"Arasseo" balasku kesal.

Untuk para orang tua di rumah, jangan pernah menyuruh anak kalian untuk belajar di saat mood-nya sedang tidak baik. Seperti aku yang malah melamun di depan meja belajar dan kembali memikirkan semua kemungkinan yang terjadi pada Soobin.

Ah! Ada apa denganmu Gaeul? Berhenti memikirkan anak itu! Jangan memedulikannya!

🍁🍁🍁

Selama beberapa hari aku berusaha untuk mengabaikan keberadaan Soobin. Walau sekitar dua kali aku melihatnya di lapangan sekolah. Pertama saat kami memiliki jadwal olahraga yang sama, kami bermain dodgeball dan aku melihatnya menjadi sasaran lemparan anak-anak. Kedua, tadi siang saat aku bermain basket bersama Yeonjun dan anak-anak lain, aku melihat Soobin duduk sendiri di tangga samping lapangan.

Sosoknya sungguh misterius dan penuh teka-teki. Ia cenderung pendiam dan tertutup. Bahkan ketika menyadari bahwa ia menjadi bahan bully-an dan diperlakukan tidak baik, ia menerima saja. Tidak melawan sama sekali. Apakah itu sabar atau bodoh? Tapi walau bagaimana pun ia pasti memiliki alasan tersendiri.

"Hai, Gaeul" sapa Yeonjun seperti biasa saat aku, Yeji, dan Ryujin sedang makan siang di kantin sekolah. Kami semua terlambat ke kantin gara-gara keasyikan di lapangan. Tapi kenapa Yeonjun hanya menyapaku, seharusnya dia juga menyapa Yeji dan Ryujin. Bukannya mereka berdua tadi sampai serak berteriak-teriak di lapangan demi menyemangatinya?

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang