9. Can't Stop Thinking 🍁

27 7 3
                                    

~Banyak hal yang membuatku bertanya. Namun dirimu membuatku selalu mempertanyakan hal yang sama. Siapa engkau?~

🍁🍁🍁

"Dia sempat mengalami pendarahan, untungnya dia berhasil melalui masa kritis"

Jantungku benar-benar hampir copot karena ucapan kakak. Bahkan saat tahu Soobin mengalami kecelakaan, aku sudah sangat terkejut. Aku merasa bersalah padanya dan selama beberapa hari ini aku terus memikirkannya. Anak itu benar-benar mempengaruhi pikiranku.

"Kalau kamu khawatir padanya, besok kamu bisa menjenguknya. Dia baik-baik saja" ucap kakak.

Ucapan itu terus terngiang di kepalaku. Khawatir? Apa aku terlihat khawatir di depan Taehyung oppa?

Seperti yang biasa kakakku itu katakan bahwa ia lebih memahamiku daripada diriku sendiri. Hm, sepertinya itu benar. Jadi, apa perasaanku ini bisa diartikan sebuah kekhawatiran? Tapi untuk apa aku khawatir pada orang yang masih asing bagiku?

Aku duduk di depan meja belajar sambil mendengarkan lagu. Tidak! Aku tidak belajar. Hanya saja aku berusaha mengalihkan pikiranku dari anak itu.

Tapi percuma. Pikiranku hanya berputar dan kembali padanya.

Aku mengamati gantungan kunci pemberian kak Joshua. Sekilas benda itu memang terlihat biasa saja. Tapi jika diperhatikan baik-baik, di bagian dalam terdapat motif anyaman bergambar daun maple dan tulisan 'fall'. Ia sering memanggilku itu, jadi tentu saja saat melihat benda itu aku akan selalu teringat padanya. Laki-laki manis yang membuatku jatuh cinta.

Keesokan harinya aku berkunjung ke rumah sakit. Bangsal yang ditempati Soobin dihuni oleh lima orang pasien lainnya sehingga total pasien di ruangan itu ada enam orang.

Soobin menempati ranjang paling ujung dekat jendela di sebelah kiri. Tirainya terbuka sehingga aku langsung bisa melihatnya. Ia tertidur dengan sangat damai.

Aku meringis melihat luka bercak di wajahnya dan perban yang membalut kepala serta lengannya. Kata kakak, kaki Soobin sebenarnya juga terluka tapi beruntung tidak patah.

Tidak kusangka anak ini bisa terlihat sangat manis saat tertidur. Ralat. Ia masih koma. Aku memperhatikan dari atas sampai bawah dan menyadari bahwa tubuhnya sangat tinggi. Badannya bagus. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah kulitnya. Bahkan sejak pertama kali melihatnya aku sampai salah fokus pada kulitnya yang seputih susu.

Ngomong-ngomong hari ini aku bolos bimbel, jadi siap-siap saja saat pulang ke rumah nanti aku akan kena omel. Ibu akan menceramahiku sepanjang malam dan membandingkan aku dengan kakak. Walau aku tidak suka hal itu, tapi hari ini aku memang sudah berniat untuk menjenguk Soobin.

Tidak terasa aku duduk di tempat yang sama menatap orang yang sama hingga malam hari. Soobin masih damai di alam bawah sadarnya, sementara aku termenung di sampingnya.

Tiba-tiba Taehyung oppa yang masih mengenakan jubah dokter datang menghampiriku. Ia menyuruhku untuk pulang setelah mendapat telepon dari ibu.

"Kenapa kamu tidak menjawab telepon mama?" tanyanya.

Aku hanya tersenyum masam. Seharian ini aku mengaktifkan mode silent ponselku sehingga aku tidak mendengar telepon dari ibu. Hm.. bisa dibilang itu disengaja.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang