5. Your Name 🍁

34 10 5
                                    

~Aku tahu bahwa kamu itu aneh. Tapi yang lebih aneh adalah fakta bahwa aku menyukai keanehanmu~

🍁🍁🍁

Percayakah kalian kalau kuceritakan betapa frustasinya diriku duduk di meja besar itu?

Coba saja kalian menjadi diriku, maka kujamin kalian tidak akan tenang. Bahkan rasanya aku ingin sekali membanting meja itu kuat-kuat supaya perjamuan ini segera berakhir.

Melihat ibuku yang berusaha tersenyum setelah diperolok-olok oleh nenek di depan orang tua Namjoon oppa dan Seokjin oppa membuatku jengkel.

"Hyewon, sebenarnya kau tidak perlu bersusah payah menyamakan penampilanmu dengan ibunya Taehyung. Kau tidak akan menjadi dia walau kau berusaha menyamainya. Lagipula kalian tidak akan pernah sama karena kau memang tidak melahirkan anak laki-laki. Bersyukurlah karena Taehyung bersedia menjadi putramu" ujar nenek-ah maksudku nyonya besar.

Ibuku dengan bodohnya masih tahan dengan hal itu, sementara ayah hanya berdiam diri. Mereka sama saja. Sementara aku hanya bisa tertunduk malu sambil mengutak-atik ponselku. Aku seperti tidak berada dalam lingkup mereka dan tidak pernah diinginkan untuk berada bersama mereka. Rasanya ingin sekali aku menangis, tapi kebencianku pada mereka tidak akan mengizinkanku terlihat lemah di depan mereka.

Taehyung oppa lantas menggenggam tanganku sambil mengelusnya. Ia mengerti perasaanku, tapi ia juga diam saja. Aku berharap supaya kakakku itu mengambil tindakan dan membantah ucapan nenek, tapi sepertinya ia lebih memikirkan ayah. Ia tidak ingin bertindak gegabah dan membuat ayah dalam masalah.

"Kak, aku mau ke toilet sebentar" bisikku pada kakak.

"Mau kakak temani?" tawarnya, namun aku menggeleng.

Akhirnya aku bisa keluar dari zona neraka itu dan berjalan ke arah toilet. Namun aku justru berbelok menuju ke taman belakang saat melihat cowok aneh yang kutemui di loteng sekolah dan sebagai pelayan malam ini. Aku sedari tadi memikirkannya, pasti ia mendengar semua percakapan keluarga kami saat menyajikan teh tadi.

Aku melihatnya sedang membuang sampah kemudian aku berinisiatif untuk menghampirinya. Aku bertanya kepadanya apakah ia mendengar semua percakapan keluarga Kim di dalam, namun ia menggeleng. Aku tau dia berbohong.

"Kamu baik-baik saja?"

Aku terkejut ketika ia bertanya apakah aku baik-baik saja. Ini pertama kali aku mendengar suaranya. Itu terdengar lembut dan tulus sehingga dadaku pun menghangat. Mataku mulai berkaca-kaca. Apakah aku terharu kepada anak ini?

Namun kutepis segala perasaan melankolis itu lalu aku mengalihkan pembicaraan.

"Lo bukannya cowok yang duduk di loteng sekolah tadi siang?" tanyaku.

Ia mengangguk. Entah mengapa ia terlihat menggemaskan ketika melakukan itu. "Lo enggak mengabaikan gue kayak tadi siang" sindirku. Ya! Aku masih kesal dengannya.

"Aku minta maaf" ucapnya sambil menunduk yang semakin membuatku gemas melihatnya.

Tapi nyatanya ia masih sama.

Saat aku menyodorkan tangan dan memperkenalkan diri, ia malah menatap tanganku tanpa berniat untuk menjabatnya. Ia juga tidak memperkenalkan diri kepadaku. Lalu tiba-tiba Taehyung oppa muncul dan memanggilku untuk kembali.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang