4. My True Life 🍂

48 8 4
                                    

~Sudah saatnya aku bahagia. Namun aku belum tahu bagaimana caranya untuk bahagia hingga kutemukan dirimu sebagai jawabannya~

🍂🍂🍂

Bagaimana bayangan kalian tentang kehidupan remaja SMA di Korea? Apakah seperti sebagian besar yang datang ke sekolah untuk belajar dan bergaul dengan yang lain lalu setelahnya pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga?

Jika bayangan kalian seperti itu, maka aku tidak termasuk dari mereka.

Walaupun Korea sudah termasuk negara yang maju dan sebagian besar warganya sudah sejahtera, namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagiku. Tidak mudah menjalani hidup seorang diri tanpa orang tua dan harus menyeimbangkan antara sekolah dan urusan yang lain seperti... kerja paruh waktu contohnya.

Aku tidak punya banyak waktu untuk keduanya, 24 jam dalam sehari terasa sangat singkat. Pulang sekolah aku harus bekerja di cafe hingga malam hari lalu setelahnya aku biasa menjadi pelayan di restoran. Lalu saat hari libur aku akan bekerja sebagai kasir di minimarket, menjadi kurir di kedai ayam dan masih banyak lagi. Namun, ada satu pekerjaan yang bisa kulakukan di rumah saja dan menghasilkan uang yang lumayan banyak.

Sebenarnya aku lumayan pandai menggambar karakter dan beberapa karyaku telah kupublikasikan di laman webtoon. Aku terkejut ketika rupanya karyaku digemari oleh banyak orang hingga akhirnya creator webtoon menjadi salah satu profesiku sekarang. Teman-teman sekolahku juga banyak yang menyukainya walau mereka tidak tahu bahwa creatornya adalah aku yang terdaftar anonim, hanya menggunakan nama samaran.

Namun sayang, karena sketsa untuk episode selanjutnya telah disabotase oleh anak-anak rusuh tadi, aku terpaksa menunda untuk mempublikasinya.

Aku yang sedari tadi duduk di depan meja belajar akhirnya beranjak setelah melihat jam dinding. Sudah pukul 7 malam dan hampir saja aku lupa untuk berangkat kerja.

"Oh, tidak!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku segera berangkat dengan mengenakan hoodie.

Khusus malam ini, aku bukan bekerja di restoran melainkan di sebuah rumah mewah milik seorang konglomerat yang sedang mengadakan pesta di rumahnya. Ia menyewa pihak restoran untuk menyajikan makanan dan mengirim pelayan mereka ke pesta tersebut.

"Hei, Soobin. Akhirnya kamu datang juga. Ayo cepat ganti baju dan layani para tamu!" ucap atasanku saat aku baru tiba di lokasi.

"Ne" jawabku sambil membungkuk hormat.

🍂🍂🍂

Percayakah kalian jika kukatakan bahwa rumah itu adalah sebuah istana?

Mungkin karena aku sudah terbiasa tinggal di apartemen sederhana yang setiap tengah malam listriknya padam dan kadang muncul tikus dari balik jendela sehingga mataku begitu disilaukan oleh interior yang terbuat dari berlian dan kristal di rumah itu. Bahkan orang-orang yang berada di tempat itu juga terkesan royal dan berwibawa.

Aku pun berjalan menuju ke tengah-tengah sambil menyajikan minuman yang kubawa di atas nampan kepada para tamu. Lalu aku membawa troli berisi makanan dari dapur kemudian meletakkannya di atas meja.

Di sana ada seorang gadis yang sedari tadi memperhatikanku dari kejauhan. Awalnya aku merasa tidak asing dengan gadis itu, namun setelah kuperhatikan ternyata dia adalah gadis tomboi yang kutemui di loteng sekolah tadi siang. Anehnya malam ini ia justru terlihat sangat feminin mengenakan dress dan riasan sehingga aku sempat mengira bahwa dia adalah orang lain.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang